Nov 26, 2019 16:04 Asia/Jakarta
  • kemajuan iptek Iran
    kemajuan iptek Iran

Untuk pertama kalinya di dunia, ditemukan metode baru pengobatan tumor otak ganas oleh para pakar bedah otak, saraf dan tulang belakang, Universitas Ilmu Kedokteran Shahid Behehsti.

Menurut keterangan Dr. Alireza Zali, ahli bedah otak, saraf dan tulang belakang, yang juga pelaksana proyek pengobatan tumor otak ganas, metode baru yang untuk pertama kalinya ditemukan di Iran, dan penelitiannya dimulai sejak sekitar 5 tahun lalu di Universitas Ilmu Kedokteran Shahid Behehsti, dan saat ini menjadi salah satu alternatif pengobatan khusus di antara metode lainnya terutama dalam pengobatan penyakit tumor otak ganas, Glioblastoma.
 
Para peneliti mengatakan, mengingat pendeknya usia penderita tumor otak, meskipun telah menjalani operasi bedah, radioterapi atau kemoterapi, metode yang baru pertama kali digunakan untuk mengobati tumor ini selain dapat menambah usia penderita, juga membantu meningkatkan kualitas kehidupan mereka. 
 
Ahli bedah otak dan saraf yang terlibat dalam proyek ini berusaha menyuntikkan obat kepada pasien yang dengan melabeli sel-sel otak dan kanker, virus ini menemukan jalan masuk ke dalam sel dan karena sudah dilabeli, sel-sel tumor itu mati. 
 
Pasca pengobatan dengan metode ini, dan matinya sel-sel kanker, bahan kimia untuk mengokohkan dan mempengaruhi obat, akan masuk ke dalam sel-sel di sekitar kanker sehingga toksisitas dan letalitas virus dilumpuhkan. 
 
Dalam metode ini, untuk meningkatkan pengaruh obat toksisitas dan letalitas virus sel-sel di sekitar lokasi kanker, usia komposisi ini harus ditingkatkan. Oleh karena itu pada metode baru ini, para peneliti membuka peluang kehadiran sel-sel ini, dengan menggunakan sel punca dari sumsum tulang.
   
Menurut para peneliti, bagi para pasien yang dalam proses patologi berhasil dideteksi menderita tumor ganas, dan menjalani pengobatan umum radioterapi serta kemoterapi, pada tahap berikutnya akan ditanam sebuah sel pada lokasi tumor campuran, di tempat yang terdapat lesi dengan perhitungan matematika dan langkah Strotaxis. 
 
Pada kenyataannya, metode ini bekerja sebagai sebuah faktor pembantu dan pembunuh baru untuk merusak serta melenyapkan sel-sel kanker.
 
Para ahli bedah mengatakan, dalam proyek penelitian ini digunakan Sel Punca Mesenkimal, MSC sebagai penghantar gen pembunuh sel-sel kanker dalam pengobatan tumor otak ganas tipe 4 yang dikenal dengan Glioblastoma multiforme (GBM). 
 
Teknologi supercanggih ini sedang dijalankan di Iran, dan dengan menambahkan sel-sel punca mesenkimal, ditemukan sebuah inovasi baru. Karena hasil awalnya yang dinilai cukup membuka harapan, ada kemungkinan dalam waktu dekat metode ini digunakan sebagai sebuah pengobatan penyempurna yang efektif bagi pengobatan-pengobatan yang sudah ada.
 
Menurut para peneliti, metode pengobatan baru ini sudah melalui beberapa tahap uji coba pada binatang, dan sejak tahun 2014 secara terbatas sudah digunakan untuk mengobati beberapa pasien yang hasil awalnya memberikan harapan baik, serta tidak menunjukkan adanya efek samping. 
 
Para pasien yang baru terdeteksi tumor, dan kondisi tubuhnya masih baik, dapat menggunakan metode pengobatan ini. Metode ini digunakan di samping metode-metode yang sudah ada sebelumnya. 
 
Pasien pada tahap perama di bawah pengawasan ahli Onkologi, harus menjalani metode pengobatan utama seperti radiologi dan kemoterapi, setelah itu jika dianggap perlu, dokter dapat menggunakan metode baru ini.
  
Menurut keterangan ahli bedah dalam penelitin ini, hasil dari penggunaan metode pengobatan baru tersebut terhadap sejumlah pasien secara terbatas sangat menjanjikan, dan dapat dikatakan ini merupakan metode yang aman dan tanpa bahaya.
 
Tim mahasiswa Fakultas Arsitektur dan Tata Kota, Universitas Sains dan Teknologi Iran berhasil meraih peringkat ketiga dalam kompetisi internasional Architecture at Zero di Amerika Serikat tahun 2019. 
 
Universitas Sains dan Teknologi Iran

Architecture at Zero adalah penyelenggara kompetisi desain gedung-gedung nol energy, bagi para mahasiswa dan lembaga arsitektur dunia yang mengadu keahlian pada arsitektur, insinyur dan programmer professional di bidang optimalisasi desain berbasis energi. 

 
Kompetisi ini disponsori bersama oleh PG&E, American Institute of Architects, dan California Council. Kompetisi ini di tahun 2019 memperlombakan desain dua gedung nol energi dengan tema ZNE Student Recreation Center, di California State University, kampus Monterey Bay.
 
Tim mahasiswa Fakultas Arsitektur dan Tata Kota, Universitas Sains dan Teknologi Iran, meraih penghargaan Citation Award bersama tiga tim mahasiswa universitas Amerika dan satu tim mahasiswa universitas Polandia. 
 
Tim Iran masuk lima tim mahasiswa terbaik dunia dalam kompetisi ini. Tim mahasiswa Iran dalam karyanya memanfaatkan potensi kondisi cuaca untuk menghindari penggunaan energi terbarukan, dan karya tersebut diberi nama Breathood Cubic. 
 
Dalam proyeknya tim mahasiswa Iran dengan mengitegrasikan dinding berlapis kulit kayu, dan cerobong asap bertenaga matahari, untuk melengkapi ruang olahraga, dan penggunaan sistem mekanik yang sangat minim.
 
Seorang pria dikarenakan penyakit obstruksi jalan napas, kehilangan kemampuan penciumannya, setelah merujuk ke dokter ia akan menyadari ada gigi tumbuh di dalam hidungnya. 
 
Kasus medis langka ini mengejutkan banyak pakar. Pria tersebut mengaku selama dua tahun terakhir, lubang hidungnya terasa kaku, basah dan dia juga kehilangan kemampuan indera penciumannya. 
 
Penyebabnya bukanlah virus, juga infeksi bakteri. Sebaliknya, ternyata dokter menemukan gigi yang tumbuh di hidung pria tersebut.
 
Sebelum diagnosis yang aneh ini, pria berusia 59 tahun tersebut telah mencoba steroid topikal untuk mengobati sakitnya. Namun tentu saja, cara yang dilakukannya tak berhasil dan dia pun memutuskan untuk mengunjungi Rumah Sakit Universitas Aarhus di Denmark.
 
Pemeriksaan CT scan akhirnya mengungkap adanya sejumlah lendir yang menutupi rongga hidungnya. Dokter pun curiga jika pria ini memiliki kista dermoid atau pertumbuhan struktur seperti rambut, gigi, cairan atau kelenjar kulit, atau gigi di tempat yang tidak sebagaimana mestinya. 
 
Dalam laporan di jurnal BMJ Case Reports, pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan jika benjolan tersebut merupakan gigi dan tertutup jaringan hidung yang meradang.
 
Pria ini pun segera menjalani operasi untuk menghilangkannya. Sebulan setelah operasi, pria ini pulih dan tidak mengalami gejala apapun. Laporan para dokter tidak menyebutkan secara jelas mengapa hal ini bisa terjadi. 
 
Kasus seperti ini memang jarang sekali terjadi. Tetapi menurut dokter, gigi dapat tumbuh di hidung seseorang karena trauma atau infeksi yang mempengaruhi kedua area tersebut.[]