Feb 24, 2020 16:52 Asia/Jakarta
  • perkembangan Iptek di Iran
    perkembangan Iptek di Iran

Para peneliti Universitas Teknologi Amirkabir, Tehran dengan kerja sama para peneliti Universitas Minnesota, Amerika berhasil menciptakan Nanofiber antibakteri dengan menggunakan limbah kapas yang bermanfaat bagi perban luka.

Menurut para pelaksana proyek penelitian ini, Torkaman Sahra sejak dahulu kala sudah menjadi pusat penanaman kapas di Iran, dan dalam proyek penelitian ini, digunakan limbah kapas dari Torkaman Sahra untuk memproduksi nano selulosa yang dapat dimanfaatkan dalam teknologi jaringan.
 
Menurut para peneliti, kegunaan mekanis dan biologis partikel nano ini dalam beberapa tahun terakhir menjadi perhatian banyak peneliti dunia. Pada proyek ini, partikel nano diproduksi di atas serat nano atau nanofiber, dan kemampuan tumbuh kembang sel-sel Fibroblas, diteliti dan dikaji. 
 
Hasilnya ternyata membuka harapan besar, dan Nanokristal Selulosa terbukti tidak memiliki efek Toksisitas pada perkembangbiakan sel. Maka dari itu, partikel nano ini dapat menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai penguat perban.
 
Menurut keterangan para peneliti, untuk mengonfirmasi hasil riset, dilakukan sejumlah tes berbeda, dan kemampuan sampel-sampel penelitian yang dibuat menunjukkan peningkatan kecepatan dalam penyembuhan luka. 
 
Tantangan utama penelitian ini adalah kajian mendalam terkait pelepasan obat dari nanofiber, namun berkat bantuan Profesor Siegel dari Universitas Minnesota, penelitian yang dilakukan menunjukkan sebuah model yang tepat untuk pelepasan obat dari nanofiber. 
 
Para peneliti menjelaskan, hasil penelitian ini berguna di industri kedokteran khususnya produksi perban, dan teknologi jaringan. Sekitar 50 persen hasil penelitian disempurnakan di Universitas Teknologi Amirkabir, dan 50 persen sisanya di Universitas Minnesota. 
 
Pemanfaatan partikel nano dengan basis alami sebagai pengganti partikel nano sintesis, termasuk kegunaan yang dihasilkan dalam penelitian ini, dan partikel nano tersebut selain meningkatkan kegunaan mekanis, juga tidak membawa dampak apapun pada karakteristik biologis, dan faktor-faktor yang mendorong perkembangbiakan sel pada jaringan. 
 
Hasil penelitian ini dimuat dalam sebuah makalah ilmiah berjudul "Drug release and biodegradability of electrospun cellulose nanocrystal reinforced polycaprolactone", pada majalah Materials Science and Engineering: C.
 
----
 
Para peneliti di Fakultas Farmasi, Universitas Ilmu Kedokteran Hamedan, dan Fakultas Farmasi, Universitas Ilmu Kedokteran Tehran, berhasil meningkatkan level permeabilitas obat, dan metode ini berubah menjadi sebuah sistem penyaluran obat terarah. 
 
Menurut para peneliti, proyek penelitian ini didesain dengan memperhatikan urgensitas dan keperluan menurunkan efek samping obat, juga untuk meningkatkan kinerja pengobatan para penderita penyakit radang usus, dengan menggunakan sebuah metode penyaluran obat terarah berbasis partikel nano.
 
Para peneliti mengatakan, Kopolimer pembentuk partikel nano Restiaid Asam hialuronat, disintesisasi dengan sebuah metode sederhana, kemudian dilakukan penyaluran obat ke sebuah sel sampel penderita penyakit radang usus, lalu dilakukan evaluasi pada sampel binatang. 
 
Desain dan pengembangan metode penyaluran obat secara terarah pada lokasi khusus radang di usus besar, sangat membantu menurunkan efek samping akibat penyerapan obat secara sistemik, dan meningkatkan penyembuhan penderita radang usus. 
 
Sampel produk ini sudah dibuat, dan memperoleh hak paten. Hasil penelitian ini dimuat di jurnal ilmiah Carbohydrate Polymers.
 
----
 
alat deteksi kanker, CancerSEEK

Sejumlah peneliti mengumpulkan dana 110 juta dolar untuk menemukan sebuah uji darah baru yang mampu mendeteksi gejala-gejala kanker. 

 
Dengan ditemukannya tes darah baru, ilmuwan berharap dapat mendeteksi gejala-gejala awal berbagai jenis kanker termasuk kanker lambung, kanker ovarium dan kanker liver. 
 
Sebuah perusahaan yang didirikan tiga peneliti dari Universitas John Hopkins, hingga kini berhasil mengumpulkan 110 juta dolar dari para investor untuk memasarkan sebuah alat bernama CancerSEEK untuk mendeteksi gejala awal kanker. 
 
Metode deteksi kanker pada darah atau yang dikenal dengan Liquid biopsy, mendeteksi kanker dengan melacak mutasi gen pada DNA tumor dan penanda genetik pada plasma darah.
 
Penelitian awal terhadap alat ini cukup menggembirakan, dan membawa harapan, para ilmuwan percaya sekarang terbuka peluang besar untuk meningkatkan kinerja alat tersebut. Sebuah penelitian terkait proyek ini dimuat pada jurnal ilmiah Science di tahun 2018. 
 
Dalam penelitian ini, 1.000 pasien penderita tumor fase awal kanker diteliti, dan alat CancerSEEK dengan tingkat akurasi rata-rata 70 persen, berhasil mendeteksi kanker ovarium, dan liver. 
 
Selain itu CancerSEEK juga bisa mendeteksi kasus kanker dengan tingkat akurasi 98 persen, tapi efektivitasnya sangat lemah saat digunakan untuk mendeteksi kanker payudara.
 
Para ilmuwan pada fase berikutnya harus melakukan penelitian lebih lanjut terhadap CancerSEEK. Dalam hal ini, rencananya dengan kerja sama Geisinger Health System, alat tersebut digunakan dalam sebuah uji coba yang diikuti 1.000 peserta.[]