Jul 15, 2020 19:38 Asia/Jakarta
  • kemajuan iptek di Iran
    kemajuan iptek di Iran

Seorang profesor keturunan Iran di Universitas Berkeley, Caifornia, Amerika Serikat, Ali Javey, berhasil menemukan sebuah sensor yang bisa dipasang di kulit manusia, dan memeriksa serta mengidentifikasi kandungan keringat manusia, sehingga dengan cara ini masalah-masalah kesehatan bisa diketahui.

Dengan diproduksinya sensor ini, tidak diperlukan lagi peralatan medis rumit, dan mahal untuk mendeteksi beberapa penyakit khusus pada manusia. Para dokter berharap alat ini dapat membantu mengontrol kondisi kesehatan manusia secara langsung dan kontinu, bahkan alat ini dapat menggantikan sejumlah tes medis yang memakan waktu, dan berbiaya tinggi.
 
Dehidrasi dan keletihan kronis termasuk di antara gangguan kesehatan yang bisa dideteksi oleh sensor ini secara cepat. Sensor ini bisa didesain dengan cepat, lalu dicetak pada lembaran plastik dan layaknya koran ia bisa dilipat tanpa merusak bagian-bagiannya. 
 
Menurut para peneliti, tujuan dari proyek ini bukan hanya menciptakan sensor baru, tapi berusaha melakukan banyak penelitian untuk mengetahui informasi apa saja yang diberikan keringat tentang kondisi manusia. Kami selalu berusaha memecahkan komposisi keringat manusia. Dalam pekerjaan ini kita harus menciptakan sebuah sensor yang fleksibel, dan bisa direproduksi ulang dalam skala berbeda, sehingga bisa digunakan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai bagian tubuh.
 
Sensor baru ini terdiri dari sebuah tabung mikroskopis spiral, atau mikrofluida, yang menggerakkan keringat dari kulit. Dengan melacak seberapa cepat keringat bergerak melalui mikofluida, sensor dapat melaporkan seberapa banyak seseorang berkeringat, atau tingkat keringatnya. Sejumlah bahan kimia juga ditempatkan di dalamnya sensor ini untuk memeriksa segera keringat di jidat, lengan, kaki, dan tingkat glukosa, kalium serta sodium, lalu memberikan peringatan kesehatan yang diperlukan.
 
----
 
Seorang ilmuwan keturunan Iran, Dr. Kamal Asadi bersama tim yang dipimpinnya di Jerman berhasil menciptakan sejenis nilon yang sangat tipis dan dapat digunakan untuk mendesain dan memproduksi berbagai perangkat elektronik, dan listrik. Berkat upaya perusahaan-perusahaan dagang dalam rangka menciptakan produk-produk elektronik siap pakai, dari fiber dan e-textile, akses penggunaan pengetahuan nilon pada industri elektronik, menjadi sangat mudah.
 
Tujuan utama produksi nilon-nilon ini adalah menciptakan tekstil konduktif dengan kapasitas penambahan perangkat dan beragam produk elektronik. Untuk tujuan ini, nilon cair yang terdiri dari komposisi asid rifluoroacetic dan aceton yang dilarutkan, dan komposisi yang dihasilkan darinya kemudian dibekukan pada ruang hampa. Nilon yang dihasilkan hanya memiliki tebal 100 nano meter, maka dari itu ia 100 kali lebih tipis dari rambut manusia. Produk ini di masa depan diharapkan dapat digunakan untuk memproduksi berbagai jenis sensor, baling-baling, memori komputer dan produk energi.  
 
Para peneliti mengatakan, dengan menggunakan metode ini lapisan-lapisan nilon yang sangat tipis dan berguna bagi berbagai jenis industri elektronik dapat diproduksi. Ketahanan dan umur yang panjang dari produk-produk yang dibuat dengan metode ini, merupakan keunggulan yg bisa bersaing dengan produk lain.
 
----
 
Biourban

 

Para peneliti di Universitas Semnan, Iran dengan kerja sama taman sains dan teknologi kampus ini, menemukan nanokomposit aluminium-tembaga yang sudah diperkuat dengan nanotube karbon dengan metode ARB (Accumulative Roll-Bonding). Lembaran-lembaran aluminium yang dihasilkan, berkat perubahan bentuk, memiliki struktur nano meter, dan karakteristik mekanis yang ideal.

 
Manfaat tembaga dan nanotube karbon dalam struktur komposit, karena karakteristik unggul dalam menambah kekuatan, dapat menciptakan sebuah produk mekanis, konduktivitas elektrik, dan termal optimal. Menurut para peneliti, produk yang diciptakan dapat digunakan dalam suku cadang yang membutuhkan konduktivitas elektrik dan konduktivitas termal tinggi, seperti konektor bis listrik, industri transportasi kereta api, dan lainnya.
 
----
 
Para peneliti di Karolinska Institute, Swedia menemukan bagian tubuh baru manusia yang berpengaruh pada rasa sakit. Mereka berharap penemuan baru ini bisa membantu menciptakan produk obat penghilang rasa sakit baru. Menurut para peneliti, sel-sel khusus yang terdapat di sekitar sel-sel saraf menyebar hingga ke bagian luar kulit manusia, dan menyebabkan rasa sakit pada tubuh.
 
Penemuan ini menunjukkan keberadaan anggota tubuh baru di luar rasa sakit. Menurut salah satu peneliti, saat ini pertanyaan utamannya adalah apakah sel-sel ini secara nyata penyebab khusus gangguan yang terkait dengan rasa sakit kronis atau bukan.
 
Para peneliti mengkaji sel-sel kulit dalam penelitian ini. Sel-sel tersebut sampai sekarang belum pernah diteliti. Mereka termasuk sel-sel Schwann yang meliputi sel-sel saraf, dan membantu melanjutkan kehidupan mereka. Sejumlah penelitian menunjukkan, sel-sel ini memiliki bentuk seperti gurita. Para ilmuwan setelah meneliti menemukan serangkaian sel yang berada di bawah lapisan kulit. Akan tetapi sel-sel ini memanjang, dan meliputi ujung sel-sel saraf yang merasakan sakit.
 
Dengan demikian, rasa sakit disalurkan ke lapisan luar kulit. Para ilmuwan tercengang dengan penemuan ini, karena selama ini mereka mengira bagian akhir sel saraf di kulit tidak memiliki lapisan penutup apapun. Penemuan terpenting kelompok peneliti ini adalah sel-sel Schwann dapat merasakan sakit. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal ilmiah Science.
 
----
 
Sebuah perusahaan asal Meksiko, Biomitech menciptakan pohon buatan yang dapat membersihkan pencemaran udara di lingkungan sekitarnya setara dengan 368 pohon hidup, dan membantu membersihkan lingkungan hidup. Pohon buatan ini tidak membutuhkan lahan luas, dan bisa dipasang di kota dan lokasi padat penduduk, serta sibuk. Biaya produksi setiap pohon buatan ini 50.000 dolar.
 
Pohon buatan yang dinamai Biourban ini memiliki tinggi sekitar 4,2 meter, dan mikroalga yang ada di dalamnya mampu menyedot karbon dioksida, dan polusi udara lainnya, serta menyebarkan oksigen murni. Saat ini, pohon buatan Biourban sudah dipasang di sejumlah negara termasuk Meksiko, Kolombia, dan Panama, dan menunjukkan kinerja yang memuaskan.[]