Aug 25, 2020 12:05 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 25 Agustus 2020
    Lintasan Sejarah 25 Agustus 2020

Hari ini, Selasa 25 Agustus 2020 bertepatan dengan 5 Muharam 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 4 Shahrivar 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

1000 Pasukan Berkuda Bergabung dengan Umar bin Saad

1381 tahun yang lalu, tanggal 5 Muharam 61 HQ, 1000 pasukan berkuda bergabung dengan Umar bin Saad.

Akhirnya secara bertahap, pasukan yang terpencar di seluruh kota Kufah berkumpul dan bergabung dengan pasukan Umar bin Saad. Menurut sebuah riwayat, Syabts bin Rab’i telah bergerak ke arah Karbala dengan seribu pasukan berkuda.

Ubaidillah memerintahkan kepada sebagian pasukan untuk berdiri di jalanan yang menujuke arah Karbala dan menghalangi siapa pun yang keluar dari Kufah untuk membantu Imam Husein as.

Karena sekelompok warga mengetahui bahwa perang melawan Imam Husein as berada dalam hukum perang menentang-Nya dan menentang rasul-Nya, maka di pertengahan jalan mereka memisahkan diri dari pasukan musuh dan melarikan diri.

Menurut sebuah riwayat, seorang komandan laskar yang sebelumnya bergerak dari Kufah dengan seribu pasukan, begitu sampai di Karbala, pasukan yang tersisa hanya sekitar tiga atau empat ratus orang, dan selebihnya melarikan diri karena tidak memiliki keyakinan terhadap perang ini.

Penggalan dari pidato Imam Husein as yang ditujukan pada pasukan musuh, "Perhatikanlah! Kami tidak akan pernah menyerah dengan hina. Allah, Rasul-Nya dan Mukminin tidak akan pernah menerima kehinaan untuk kami. Pangkuan-pangkuan suci yang telah membesarkan kami. Kepandaian dan keberanian mereka tidak akan pernah mengajarkan untuk mendahulukan ketaatan pada orang-orang hina atas kematian secara ksatria."

Peristiwa Asyura (ilustrasi)

Perang Salib Dimulai

925 tahun yang lalu, tanggal 25 Agustus 1095, dimulailah rangkaian Perang Salib antara kaum Muslimin dan kaum Kristiani.

Tujuan jangka pendek orang-orang Kristen adalah menguasai Baitul maqdis, namun tujuan mereka sesungguhnya adalah bergerak ke arah Timur untuk menguasai wilayah Islam yang luas dan menjajah kaum Muslimin. Para pengikut gereja dalam perang ini menggunakan tanda salib di pundak dan baju mereka. Oleh karena itulah perang ini dikenal dengan nama Perang Salib.

Tentara Salib setelah beberapa kali berperang dengan kaum Muslimin sepanjang perjalanan menuju Baitul Maqdis, akhirnya berhasil mencapai kota ini dan menjajahnya pada tahun 1099. Rakyat kota ini dibunuh massal dan harta benda mereka dijarah. Pada akhir abad ke-12, pasukan Muslim di bawah pimpinan Salahuddin al-Ayubi berhasil mengalahkan Tentara Salib dan pada tahun 1187, kota Baitul Maqdis berhasil direbut kembali oleh kaum Muslimin.

Perang antara kedua pihak masih terus berlangsung hingga tahun 1270, tetapi Tentara Salib tetap tidak mampu merebut kembali kota Baitul Maqdis. Namun demikian, perang ini telah memperkenalkan peradaban Islam kepada Barat dan memberikan pengaruh kebudayaan, ilmu, dan sosial yang besar terhadap Eropa abad pertengahan.

Image Caption

Haji Mahdi Araqy dan Putranya Hisam Gugur

41 tahun yang lalu, tanggal 4 Shahrivar 1358 HS, Haji Mahdi Araqy dan putranya Hisham, gugur syahid karena dibunuh kelompok munafik Mujahidin al-Khalq di Iran.

Haji Mahdi Araqy adalah pejuang garis depan Revolusi Islam Iran. Selama bertahun-tahun sebelum revolusi mencapai kemenangannya, beliau sudah berjuang melawan Rezim Shah. Akibatnya, beliau bertahun-tahun dipenjara oleh rezim Shah dan mengalami berbagai penderitaan.

Setelah kemenangan revolusi, Haji Mahdi terus berjuang disisi Imam Khomeini demi mempertahankan Revolusi Islam. Beliau memiliki tempat khusus di sisi Imam Khomeini sampai-sampai Imam menyebutnya sebagai saudara dan anaknya sendiri.

Setelah syahidnya Haji Mahdi Araqy, Imam Khomeini berkata, "Kesyahidan Haji Mahdi Araqy sangat berat bagi saya, namun kita harus berbahagia karena dia gugur syahid di jalan Allah. Dia memang harus gugur syahid karena baginya kematian di atas tempat tidur adalah kehinaan."