Okt 20, 2020 18:44 Asia/Jakarta

Ratusan tentara Sudan memasuki Arab Saudi dalam perjalanan ke Yaman pada September 2020. Perkembangan ini menunjukkan bahwa pemerintah Khartoum meningkatkan keterlibatannya dalam konflik Yaman.

Pada Januari 2020, Sudan mengumumkan akan menarik kehadiran militernya di Yaman dari sekitar 5.000 tentara menjadi sebuah kelompok "kecil" yang terdiri dari 650 orang.

Sebelumnya, Sudan telah menempatkan sebanyak 15.000 tentara di sana sebagai bagian dari Koalisi Pimpinan Arab Saudi dan Uni Emrit Arab untuk menyerang Yaman.

Sebuah sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa 1.018 perwira dan tentara Sudan memasuki Arab Saudi dengan perahu pada 22 September 2020 melewati pemeriksaan paspor di kota tenggara Jazan, dekat perbatasan Yaman.

Sumber itu mengatakan, dua pesawat Sudan yang membawa personel militer juga melakukan perjalanan dari Khartoum ke bandara Najran Arab Saudi selatan sehari sebelumnya.

Menurut sumber itu, rombongan pertama yang terdiri dari 123 penumpang, tiba pukul 19.23, sedangkan yang kedua membawa 128 penumpang.

"Pesawat-pesawat itu membawa perwira dan tentara Sudan untuk ambil bagian dalam Operasi Pemulihan Harapan," kata sumber itu, menggunakan nama terbaru koalisi untuk operasinya di Yaman.

Gerakan rakyat Yaman Ansarullah telah berulang kali meminta pemerintah Sudan untuk mengakhiri partisipasi dalam agresi militer pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi ke Yaman.

Koalisi pimpinan Arab Saudi menginvasi Yaman sejak 26 Maret 2015. Menurut ACLED (Armed Conflict Location and Event Data Project) yang berbasis di AS, hingga sekarang, lebih dari 100.000 orang tewas dalam agresi militer tersebut.

Agresi pasukan koalisi juga menyebabkan puluhan ribu warga Yaman terluka dan lebih dari tiga juta dari mereka terpaksa mengungsi. Lebih dari 80 persen insfrastruktur Yaman, terutama di sektor kesehatan, luluh lantak.

Blokade darat, laut dan udara oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi juga melipatgandakan penderitaan rakyat Yaman. Rezim Al Saud merupakan pemain utama yang menciptakan tragedi kemanusiaan di Yaman.

Blokade menyeluruh terhadap Yaman selama lebih dari 67 bulan terakhir telah memperburuk tragedi kemanusiaan di negara Arab ini. Pelarangan masuknya kapal-kapal pengangkut bahan bakar ke Yaman juga menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat di negara ini. (RA)

Tags