Jan 17, 2021 15:36 Asia/Jakarta
  • 17 Januari 2021.
    17 Januari 2021.

Fathimah Az-Zahra Gugur Syahid

1431 tahun yang lalu, tanggal 3 Jumadil Tsani 11 HQ, Sayidah Fathimah az-Zahra sa, putri Rasulullah Saw, gugur syahid dalam usia 18 tahun.
Sayidah fathimah az-Zahra lahir ke dunia lima tahun setelah Muhammad Saw diangkat sebagai Rasul. Ketika ibunda Fahimah sa, yaitu Khadijah wafat, beliau menjadi pendamping setia Rasulullah dalam penyebaran ajaran Islam sampai-sampai dijuluki sebagai ummu abiiha atau ibu dari ayahnya.

Di bawah bimbingan ayah beliau, Sayidah Fathimah mencapai keilmuan dan ketakwaan yang sangat tinggi. Sayidah Fathimah dikenal sebagai seorang perempuan yang tekun beribadah, penyabar, serta suka bersedekah.

Salah satu di antara wasiat Fathimah az-Zahra sa adalah, "Orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat haruslah berkata-kata yang baik atau diam. Karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik dan bertakwa serta membenci orang-orang yang buruk dalam berkata-kata."

Penangkapan Anggota Hezb Melal Eslami

55 tahun yang lalu, tanggal 28 Dey 1344 HS, para anggota Hezb Melal Eslami ditangkap oleh rezim Shah Pahlevi.

Hezb Melal Eslami yang terdiri dari anak-anak muda agamis dibentuk pada 1343 Hs dengan tujuan mempersiapkan dan memotivasi rakyat melawan rezim Pahlevi. Rencananya garis kebijakan partai dimulai dengan gerakan pemikiran dan ideologi dan pada tahapan kedua melakukan operasi militer. Partai yang dibangun dengan cita-cita mulai dengan tiga tahapan; pembentukan, perluasan dan kemenangan di awal koordinasinya telah tercium oleh rezim despotik Pahlevi dan akhirnya bubar.

Kondisi di Iran menjadi tegang. Situasi menjadi menakutkan dan penumpasan setiap pergerakan terus berlanjut hingga enam bulan pertama tahun 1344 HS. Tiba-tiba saja terjadi pengejaran dan penangkapan anggota partai Hezb Melal Eslami. Sekitar 55 orang anggota partai ini ditangkap pada 24 Dey dan diumumkan secara resmi di koran-koran pada 28 Dey 1344 HS.

Peristiwa ini sendiri menyingkap kebohongan dan klaim rezim Pahlevi bahwa pemerintah menguasai penuh situasi dan Iran di Timur Tengah berada dalam situasi stabil. Karena gerakan-gerakan kebangkitan Islam-Iran kembali merenggut tidur nyaman para pemimpin rezim Pahlevi.

 

Tragedi Gempa Bumi di Kobe

26 tahun yang lalu, tanggal 17 Januari 1995, gempa bumi dahsyat mengguncang kota pelabuhan Kobe di selatan Jepang dan merenggut nyawa ribuan orang.

Gempa berkekuatan 7,2 pada Skala Richter (SR) tersebut adalah yang terbesar di Jepang saat itu dalam kurun 47 tahun. Total jumlah korban tewas akibat gempa bumi itu sebanyak 6.433 jiwa, 27.000 orang lainnya terluka, dan lebih dari 45.000 rumah hancur.

Jepang merupakan salah satu negara di dunia yang kerap dilanda gempa. Bencana Kobe merupakan salah satu gempa terparah yang pernah menimpa Jepang.

Hanya dalam waktu 20 detik, kota berpenduduk 1,5 juta jiwa tersebut luluh lantak. Ribuan gedung, apartemen, rumah, dan jalan layang di kota tersebut hancur. Sejumlah kereta api keluar dari jalurnya dan aliran listrik kota terputus di sejumlah tempat.

Getaran gempa juga dirasakan hingga ke kota Osaka dan Kyoto. Total kerugian akibat gempa Kobe mencapai 100 miliar dolar. Lebih dari 50 ribu orang penduduk Kobe pindah ke kota lain pasca terjadinya gempa.