Lintasan Sejarah 2 Maret 2021
Hari ini, Selasa 2 Maret 2021 bertepatan dengan 18 Rajab 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 12 Isfand 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Hujjatul Islam Asyrafi Lahir
222 tahun yang lalu, tanggal 18 Rajab 1220 HQ, Haji Mula Muhammad yang terkenal dengan nama Hujatul Islam Asyrafi, seorang ulama besar Islam terlahir ke dunia di utara Iran.
Untuk meneruskan pendidikannya, Haji Mulla Muhammad pergi ke kota Najaf dan belajar kepada ulama-ulama terkemuka di kota itu. Beliau pun kemudian menjadi seorang ulama besar di bidang hadis, tafsir Quran, dan teologi.
Di antara karya-karya beliau adalah buku berjudul "Asrarus Syahadah". Beliau meninggal tahun 1315 Hijriah.
Operasi Militer Karbala 7 Dimulai
34 tahun yang lalu, tanggal 12 Isfand 1365 HS (3 Maret 1987), saat pasukan Iran tengah mempersiapkan dirinya untuk melaksanakan operasi Karbala 7, ternyata di medan tempur lain, tentara Iran berhasil menjadikan kawasan Shalamcheh sebgai kuburan tentara rezim Baath, Irak di kawasan operasi Karbala 5.
Dalam kondisi yang demikian para pejuang Iran memulai operasi Karbala 7 dengan sandi Ya Maula Muttaqian.
Dalam operasi militer Karbala 7, para pejuang Islam merangsek masuk ke dalam kawasan Irak yang terletak di daerah Haj Omran dengan target membebaskan kawasan tinggi dan penting daerah itu, menghancurkan mesin-mesin perang musuh dan menguasai daerah Haj Omran serta menciptakan sarana bagi berlanjutnya perang di daerah ini.
Akibat operasi militer ini, selain pembebasan kawasan tinggi, para pejuang Iran berhasil menghancurkan sejumlah brigade dan batalion, mendapat banyak amunisi, senjata ringan, sedang dan pelbagai kendaraan. Jumlah korban di pihak musuh mencapai lebih dari 2.300 orang dan berhasil menawan 185 lainnya.
Pejabat Sri Lanka Dibom
30 tahun yang lalu, tanggal 2 Maret 1991, sedikitnya 19 orang tewas dan 73 lainnya terluka saat sebuah bom mobil meledak di ibukota Sri Lanka, Kolombo.
Serangan bom itu membunuh Wakil Menteri Pertahanan Sri Lanka, Letnan Kolonel Ranjan Wijeratne. Saat kejadian, Wijaratne beserta lima orang pengawalnya tengah melintas di dekat lokasi pengeboman dan turut tewas bersama 13 korban lainnya.
Sejak menjabat sebagai orang nomor dua di Kementerian Pertahanan Sri Lanka, Wijeratne mengambil sikap tegas dan tanpa kompromi terhadap pemberontak Macan Tamil (LTTE). Berkali-kali ia menolak upaya damai dan lebih memilih aksi militer untuk menyelesaikan konflik dengan suku Tamil, yang telah berlangsung selama 14 tahun.
Kematian Wijeratne memicu kekerasan lebih lanjut antara pemerintah Sri Lanka dengan pemberontak Tamil. Selang sebulan kemudian, seorang pengebom bunuh diri membunuh mantan perdana menteri India, Rajiv Gandhi.
Gandhi dianggap memusuhi kaum Tamil karena mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Sri Lanka pada tahun 1987. Selanjutnya, pada bulan Mei 1992, giliran Presiden Sri Lanka, Ranasinghe Premadasa, yang tewas dalam serangan bom mobil.
Warga minoritas Tamil di bawah pimpinan LTTE telah memberontak terhadap pemerintah Sri Lanka yang didominasi etnis Singhala sejak tahun 1983. Hingga tahun 2002, perang saudara yang terjadi di bekas koloni Inggris tersebut telah memakan korban jiwa tidak kurang dari 65.000 orang.