Idul Fitri, Hari Pembaruan dan Perubahan Manusia (1)
-
Hari Raya Idul Fitri
Tiga puluh hari berpuasa akhirnya berujung pada hari raya Idul Fitri yang menjadi manifestasi perubahan, dinamika dan persatuan umat Islam. Idul Fitri merupakan satu dari tiga hari raya besar bagi umat ISlam yang diselenggarakan di seluruh negara-negara Islam dan di antara umat Islam di negara-negara lain di dunia dengan tata cara khusus keagamaan dan kearifan lokak di setiap daerah.
Demi merayakan hari raya Idul Fitri yang menjadi hari kemenangan setelah sebulan berpuasa, di negara-negara Islam meliburkan hari ini secara resmi agar umat Islam dapat menyelenggarakan acara penuh spiritual yang megah, yaitu shalat Idul Fitri.
Dalam budaya Islam, semua gerakan dan garis kehidupan orang mukmin selalu mengejar tujuan yang bermanfaat dan membangun. Dengan alasa itu, mereka yang beriman akan menjauhi segalah bentuk pekerjaan dan pikiran yang tidak bermanfaat, karena akan membuat manusia lalai akan Allah dan mencegahnya untuk berpikiran yang membangun. Mereka di hari raya Idul Fitri berusaha waspada dan berusaha lebih keras lagi.
Diriwayatkan bahwa suatu hari Imam Hasan as di hari raya Idul Fitri melihat sejumlah orang yang tengah sibuk dengan pekerjaan yang tidak ada gunanya. Ketika melihat pemandangan seperti ini, beliau segera berkata kepada para sahabatnya, "Sesungguhnya Allah Swt telah menetapkan bulan Ramadhan sebagai arena balap bagi para hamba-Nya, dimana di bulan ini semua berlomba untuk melebihi yang lain demi menjalankan perintah dan menarik keridhaan-Nya. Kalau begitu, mereka yang menang adalah kelompok yang paling banyak melakukan semua itu. Sementara ada kelompok yang justru menentang perinttah-Nya dan tidak ikut perlombaan. Sangat aneh bila suatu hari ada yang mendapat pahala akibat perbuatan baiknya dan sebagian lainnya merugi akibat melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat."

Di hari ini, orang-orang mukmin dengan hati penuh harapan melanjutkan doa Imam Sajjad:
"Ya Allah! Kami bertaubat dari setiap dosa, pekerjaan dan pikiran buruk yang kami lakukan. Taubat seseorang yang tidak pernah berpikir untuk kembali melakukan dosa. Taubat murni yang tidak ada keraguan di dalamnya. Terimalah taubat itu dari kami dan tetapkanlah hati kami senantia dalam taubat."
Mengagungkan syiar-syiar ilahi termasuk keistimewaan hari rayat Idul Fitri. Syiar Takbir, Tahlil, Tahmid dan berterima kasih kepada Allah ketika melihat hilal 1 Syawal, hingga penyelenggaraan shalat Idul Fitri termasuk amalan yang menambah ciri khas hari ini.
Syiar agama, keindahan Islam, persatuan dan kekuatan umat Islam serta seruan tauhid yang memberika kehidupan sampai ke telinga masyarakat dunia. Rasulullah Saw bersabda, "Hiasi hari-hari raya kalian dengan Takbir." Dalam hadis yang lain disebutkan, "Idul Fitri dan Adha harus dihiasi dengan syiar La Ilaaha Illallaah, Allahu Akbar, Alhamdulillah dan Subhanallah."
Syaikh Mufid menulis, "Hari pertama bulan Syawal dijadikan hari raya bagi mereka yang beriman dikarenakan mereka bergembira amal perbuatannya di terima di bulan Ramadhan. Karena Allah Swt mengampuni dosa-dosa mereka, menutupi aib dan kekurangan dan kabar gembira dari sisi Allah tiba kepada mereka bahwa mereka akan diberikan pahala yang sangat banyak. Orang-orang mukmin bergembira karena berhasil mencapai beberapa tahapan dari kedekatan dengan Allah akibat usaha mereka siang dan malam di bulan Ramadhan. Salah satu amalan di hari ini adalah mandi yang menjadi simbol kesudian dari dosa, menggunakan wewangian, memakai pakaian yang indah dan bersih serta pergi ke tanah luas untuk melakukan shalat. Semua ini menandakan kegembiraan yang berasal dari kebijaksanaan."
Sejatinya, akhir dari sebulan berpuasa adalah hadiah kegembiraan dari sisi Allah Swt yang memberikan rasa tersendiri bagi mereka yang berpuasa dan seluruh umat Islam dan itu adalah Idul Fitri.
Imam Ali as berkata, "Ketika hilal bulan Syawal muncul, terdengar suara para malaikat yang berkata wahai orang-orang beriman datanglah dan terima upah kalian. Ketahuilah bahwa sesuatu yang paling dekat dengan pria dan wanita yang berpuasa adalah di akhir bulan Ramadhan, para malaikat dari sisi Allah bersuara, 'Wahai para hamba Allah! Beri kabar gembira bahwa Allah Swt telah mengampuni dosa-dosa masa lalu. Oleh karenanya, berpikirlah tentang masa akan datang dan kehidupan baru kalian..."

Dapat dikatakan bahwa dengan berakhirnya bulan Ramadhan dan tibanya hari Idul Fitri telah dimulai manusia baru dan kehidupan baru. Manusia ini berbeda dengan yang sebelumnya. Ia kini memiliki kemampuan memahami yang lebih luas karena telah sebulan berlatih dan diuji, sehingga perasaannya lebih dalam dan panjang.
Puasa membuat manusia mengenal kesulitan orang lain, sehingga ketegarannya menjadi bertambah, sementara kesabaran dan keadilannya tumbuh dengan baik. Manusia besar ini merasakan perubahan mendalam pada dirinya dan di pagi hari Idul Fitri pertama yang dilakukannya adalah membayar zakat.
Zakat juga merupakan amal yang dapat mensucikan individu dan masyarakat dan dapat menumbuhkan tunas kebajikan pada diri seseorang yang menyebabkan masyarakat semakin maju. Dengan kata lain, zakat dari satu sisi mensucikan kotoran dan dari sisi lain menyempurnakan seseorang.
Seseorang telah belajar bahwa kefasadan dan kekotoran yang muncul di tengah masyarakat akibat kemiskinan dan ketidakadilan dapat dicerabut dengan membantu mereka yang kurang dengan banyak cara, salah satunya dengan memberi zakat. Pemberian zakat dapat mensucikan masyarakat dari kotoran ini serta menjamin solidaritas masyarakat, pertumbuhan dan kemajuan ekonomi.
Manusia baru dalam kelahiran kedua di bulan Ramadhan berusaha senantiasa untuk mengobati masalah sosial dan menghidupkan hak-hak mereka yang tidak mampu dan setelah mengenal dimensi masalah yang dihadapi masyarakat serta mengenali mereka yang mengalami masalah ini, ia bergerak di jalur untuk memperbaikinya.
Oleh karenanya, mereka yang telah berpuasa sebulan penuh bergembira di hari Idul Fitri dan mensyukuri Allah. Mereka memulai kehidupan barunya yang berbeda dengan kehidupan biasanya di masa ketika ia dibatasi dengan pelbagai masalah pribadi dan memenjarakan dirinya dalam ego.
Idul Fitri pada hakikatnya hari pembebasan dari kegelapan yang mungkin dialami manusia sepanjang hidupnya dengan melakukan perbuatan dosa. Sejatinya, hari Idul Fitri adalah hari untuk kembali pada fitrah ilahi dan mengambil pelajaran darinya. Imam Ali as berkata, "Ketika kalian keluar dari rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, ingatlah masa ketika akan pergi ke rumah kalian di surga. Ketika kalian sedang berdiri untuk melakukan shalat, ingatlah masa ketika kalian berdiri dihadapan Allah dan mulai menghisab kalian. Dan ketika kalian kembali ke rumah setelah melaksanakan shalat, ingatlah masa ketika akan pergi ke rumah kalian di surga."
Di sisi lain, memuliakan hari Idul Fitri dan perhatian umat Islam akan hari ini menyebabkan berlangsungnya agama Islam. Kehadiran umat Islam di satu hari dalam shalat Idul Fitri memberi kesan keagungan, solidaritas dan berkah lainnya bagi umat Islam. Masalah ini dengan sendiri akan membuat agama Islam tetap ada. Dalam shalat Idul Fitri di hari ini juga menjadi cadangan bagi agama Islam dan sumber kemuliaan bagi Rasulullah Saw yang berhasil membentuk umatnya yang harmonis dan menciptakan persatuan di antara mereka.
Itulah mengapa dalam doa qunut shalat Idul Fitri kita memohon kepada Allah Swt agar memasukkan kita kedalam semua kebaikan dan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan sebagaimana telah memasukkan para nabi dan keluarganya.
اللّهُمَّ أَدْخِلْنِی فِی کُلِّ خَیْرٍ أَدْخَلْتَ فِیهِ مُحَمَّداً وَآلِ مُحَمَّدٍ وَ أَخْرِجْنِی مِنْ کُلِّ شَرٍّ أَخْرَجْتَ مِنْهُ مُحَمَّداً وَآلِ مُحَمَّدٍ
Kita juga memohon agar semua keburukan dan kehinaan yang telah dikeluarkan dari Nabi Muhammad Saw dan keluarganya juga dikeluarkan dari kita.
Selamat Hari Idul Fitri, hari kesucian, ketakwaan dan keberuntungan.