Kontroversi Hollywood dan Pilpres AS
https://parstoday.ir/id/radio/world-i23851-kontroversi_hollywood_dan_pilpres_as
Pemilu Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat tinggal menghitung hari, pesta demokrasi ini tepatnya akan dilaksanakan pada 8 November 2016. Sejumlah aktor dan seniman di Hollywood ikut memanasi kampanye pemilu di Negeri Paman Sam dan masing-masing kandidat pilpres Hillary Clinton dan Donald Trump, mencoba untuk merangkul para pesohor Hollywood dan melibatkan mereka dalam aksi kampanye.
(last modified 2025-11-30T09:45:39+00:00 )
Okt 23, 2016 10:43 Asia/Jakarta

Pemilu Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat tinggal menghitung hari, pesta demokrasi ini tepatnya akan dilaksanakan pada 8 November 2016. Sejumlah aktor dan seniman di Hollywood ikut memanasi kampanye pemilu di Negeri Paman Sam dan masing-masing kandidat pilpres Hillary Clinton dan Donald Trump, mencoba untuk merangkul para pesohor Hollywood dan melibatkan mereka dalam aksi kampanye.

Para analis sinema dan politik percaya bahwa kehadiran para seniman dan bintang Hollywood akan mempengaruhi tingkat perolehan suara kandidat. Keterlibatan mereka pada dasarnya adalah sebuah transaksi timbal-balik; dari satu sisi para kandidat ingin menaikkan perolehan suara dengan memanfaatkan pengaruh bintang-bintang Hollywood dan dari sisi lain, wajah para bintang itu juga akan kembali menghiasi media-media Amerika dan dunia dengan cara terlibat di panggung politik.

Dalam sebuah perkembangan terbaru, sutradara film dokumenter Amerika Michael Moore pada tanggal 18 Oktober meluncurkan sebuah film dengan tujuan meyakinkan para pendukung Donald Trump agar berbelok memilih Hillary Clinton. Film itu diberi judul "Michael Moore in TrumpLand" untuk mendiskripsikan suatu kondisi yang sedang terjadi di Amerika. Michael Moore in TrumpLand menggunakan latar kota Wilmington, Ohio, yang merupakan kota dengan jumlah pendukung Trump terbanyak.

Moore ingin menggambarkan kemungkinan yang terjadi jika Trump memenangkan pilpres AS pada 8 November mendatang. Dia mengatakan, “Tujuan kami adalah untuk memperlihatkan kepada sebanyak-banyaknya masyarakat Amerika tentang apa yang akan terjadi selama lima sampai 10 tahun ke depan.” Film ini tayang perdana di IFC Center New York pada Selasa malam, tanpa didahului dengan promosi atau gembar-gembor sebelumnya.

Michael Moore in TrumpLand sengaja dibuat untuk mengkritik capres AS dari Partai Republik itu. Selain itu, film ini sebagai dorongan untuk pertahanan Hillary terhadap orang-orang yang membencinya sekaligus permohonan tulus kepada orang-orang agar memilih capres dari Partai Demokrat ini. Moore mendengarkan pesan-pesan dari pendukung Hillary. Namun dia juga membuka diri untuk menawarkan kata-kata yang menenangkan bagi setiap pihak. Selanjutnya, ia mencoba membuat  penonton pendukung Trump merasa nyaman, baik lewat humor maupun adegan penuh empati.

Moore berharap film ini akan mengubah pikiran pendukung Trump menjelang pemilu, terutama yang berada di kota Ohio. Meskipun film Michael Moore in TrumpLand tidak akan banyak membuat perubahan, namun sang sutradara berharap para pendukung Trump untuk pikir-pikir kembali.

Sejumlah aktor dan seniman lain juga aktif menyemangati warga Amerika untuk ikut pilpres. Sebuah video diluncurkan baru-baru ini dengan judul "Vote Your Future." Kampanye ini melibatkan para selebritis papan atas Hollywood seperti, Leonardo DiCaprio, Julia Roberts, Emma Stone, David O. Russell, Samuel L. Jackson, Edward Norton, Robert De Niro, dan nama-nama lain. Vote Your Future mengajak warga Amerika untuk memberikan hak suara pada tanggal 8 November, terlepas dari partai yang mereka dukung.

Gerakan kampanye "Vote Your Future" adalah sebuah video yang melibatkan para bintang Hollywood untuk mendorong warga memilih. Video yang sudah diunggah di media sosial ini berdurasi antara 30-60 detik untuk setiap selebritis yang tampil. Mereka menyuarakan pikiran dan harapannya terhadap pilpres Amerika. Vote Your Future diharapkan tidak hanya milik para selebritis, tapi masyarakat lain juga akan terinspirasi untuk membuat pesan mereka sendiri dan membaginya dalam kampanye dengan #Voteyourfuture.

Sekelompok bintang lain juga meluncurkan kampanye “Save the Day.” Gerakan ini diluncurkan oleh Robert Downey Jr, Julianne Moore, Neil Patrick Harris, Don Cheadle di media sosial. Video itu dimulai dengan sebuah pesan bahwa pada Selasa 8 November, negeri ini akan membuat satu keputusan yang paling penting dalam sejarah dan kemudian banyak orang terkenal secara dramatis mengingatkan penonton tentang tanggal tersebut.

Sebenarnya, kampanye dan seruan seperti itu sudah umum dilakukan menjelang pilpres AS. Namun, kehadiran sosok kontroversial Trump mendorong banyak orang menyadarkan warga Amerika, dan banyak artis Hollywood kemudian menyuarakan dukungannya kepada Hillary. Kandidat Partai Demokrat ini menikmati dukungan dari para pesohor Hollywood seperti, Leonardo DiCaprio, George dan Amal Clooney, Jane Fonda, Lindsay Lohan, Anne Hathaway, Jon Bon Jovi, dan nama-nama lain.

Kubu Republik juga mengumpulkan sejumlah pesohor di dunia perfilman Amerika untuk menarik para pemilih. Tapi uniknya, salah satu pendukung penting Republik yaitu Arnold Schwarzenegger, secara terbuka mengatakan tidak akan memilih Trump. "Untuk pertama kalinya sejak aku jadi warga negara di tahun 1983, aku tak akan memilih kandidat Presiden dari Partai Republik," tulis Arnold dalam sebuah pernyataan.

Perlu diingat bahwa kedua kandidat sudah memberikan banyak janji kepada warga Amerika dan juga Hollywood. Namun, komentar-komentar Trump di dunia seni dan budaya telah membuat kegaduhan baru dan hal ini mendorong reaksi dari para seniman. Meski diserang banyak orang, namun aktor senior Clint Eastwood memberikan pembelaannya kepada Trump dan meminta semua orang untuk berhenti menyebut kalau Trump ialah seorang yang rasis.

Eastwood percaya bahwa masalah utama Amerika bukanlah sosok Trump yang kontroversial, tapi masalah utama Amerika adalah sikap generasi sekarang yang pengecut dan mudah tersinggung. Eastwood menuturkan, "Dia mengatakan hal-hal yang bodoh, namun hal itu juga dilakukan oleh yang lain."

Aktor kenamaan Hollywood, Robert De Niro telah membulatkan tekadnya untuk menghancurkan Trump. Ia menyebut Trump dengan perkataan-perkataan buruk seperti bodoh. De Niro juga menyebut Trump sebagai bencana nasional dan mengkritik keras warga Amerika karena memberikan peluang kepada ‘idiot’ seperti Trump untuk mencalonkan diri sebagai Presiden.

De Niro mengatakan ia sepakat dengan mantan menlu AS Colin Powell, yang menganggap Trump sebagai bencana nasional. Dalam sebuah video yang dirilis baru-baru ini, De Niro dan sejumlah aktor Hollywood lain mengajak warga Amerika berpartisipasi dalam pemilu Presiden mendatang. Ia menegaskan, “Yang membuatku marah adalah Amerika telah sampai ke suatu titik hingga orang idiot ini (Trump) berada di posisinya sekarang.”

De Niro menambahkan, ”Trump bilang dia ingin meninju muka orang? Oke, saya ingin meninju mukanya. Apakah dia orang yang kita kehendaki untuk menjadi Presiden? Saya rasa tidak. Bagi saya, yang penting adalah arah negara ini. Saya khawatir, Amerika akan menuju arah keliru dengan Presiden seperti Trump."

Aktor Will Smith juga mengecam capres AS dari Partai Republik, Donald Trump dan mengatakan Trump semakin menunjukkan dirinya sebagai orang yang anti-Muslim. Dalam sebuah jumpa pers di Dubai, Smith mengatakan, "Menyakitkan untuk mendengar Trump berbicara memalukan seperti itu sebagai orang Amerika." Selanjutnya, kata Smith, ada baiknya juga warga Amerika mendengar pernyataan Trump soal kebenciannya terhadap Islam. "Kami jadi tahu siapa yang sebenarnya harus kami bersihkan dari negara kami," ujarnya.

Sebagai seorang yang lahir dari keluarga percampuran ras di Amerika, Smith punya alasan mengapa merasa tersinggung atas sentimen rasis yang dilontarkan Trump. Selain itu, ia juga bukan tipe orang yang bertoleransi terhadap rasisme, apapun itu bentuknya. Smith juga menunjukkan simpatinya pada warga Muslim di Amerika yang jadi sasaran kampanye kontroversial Trump, apalagi tentang rencananya yang akan melarang umat Muslim masuk ke Amerika.

Selain terlibat dalam kampanye dan pembuatan film, para bintang Hollywood juga menggalang bantuan dana untuk capres Amerika. Hal ini mengindikasikan besarnya pengaruh raksasa sinema ini di kancah politik Amerika. Dalam hal ini, sutradara peraih Oscar, Steven Spielberg dan direktur DreamWorks, Jeffrey Katzenberg, memberikan bantuan satu juta dolar kepada komite politik Super PAC Hillary untuk maju dalam pilpres Amerika. Sutradara Hollywood, J.J Abrams dan istrinya, Katie McGrath juga menyumbang 500 ribu dolar untuk mendukung kandidat dari Partai Demokrat itu.

Sejak awal tahun 2015 sampai Juni 2016, Hillary Clinton telah mengantongi dana Super PAC sebesar 15,6 juta dolar, di mana bagian pentingnya berasal dari para pesohor di Hollywood, industri hiburan, dan mode.