Ketika Hollywood dan Trump Berusaha Saling Menghancurkan!
(last modified Tue, 27 Aug 2019 11:10:12 GMT )
Aug 27, 2019 18:10 Asia/Jakarta
  • Donald Trump dan Hollywood
    Donald Trump dan Hollywood

Donald Trump, Presiden Amerika Serikat baru-baru ini menyalahkan budaya masyarakat karena menunjukkan film berbahaya kepada masyarakat dengan menargetkan industri sinema negaranya. Trump sendiri bersikeras menuding Hollywood adalah "rasis". Sementara mayoritas Hollywood, di sisi lain, memandangnya sebagai arogan dan broker menjijikkan yang telah menjadi pemimpin bangsa Amerika karena para pemilih yang tidak cakap. Namun, seberapa nyata konflik dan permusuhan ini?

Tidak lama sejak 10 Agustus, ketika Presiden AS Donald Trump berkata, "Saya tidak berpikir mereka yang berada di Hollywood adalah kalangan elit dan khusus. Menurut pendapat saya, elit adalah orang-orang yang mengejar beragam isu yang berbeda di bidang, tetapi Hollywood benar-benar mengerikan. Hollywood itu rasis. Apa yang dilakukan Hollywood adalah kerugian besar bagi negara kita."

Donald Trump, Presiden Amerika Serikat

Trump yang dirinya dituduh menggunakan literatur rasis dan penuh kebencian tentang kaum minoritas, secara tidak langsung memainkan peran dalam berbagai peristiwa baru-baru ini. Ia menulis di laman Twitter-nya, "Hollywood liberal adalah rasis di tingkat tertinggi dan bermuatan banyak kemarahan dan kebencian. Mereka ingin dirinya disebut elit, tetapi mereka bukan elit. Faktanya, mereka yang sangat menentang kalangan Hollywood adalah elit yang sesungguhnya. Mereka menciptakan kekerasan mereka sendiri dan kemudian menyalahkan yang lain. Mereka adalah rasis yang nyata dan sangat buruk bagi negara kita!"

Sayangnya, Trump tidak memberikan contoh bagaimana Hollywood sebagai rasis, tetapi dia telah berulang kali menyerang industri hiburan Amerika, insan sinema dan media sejak kedatangannya di Gedung Putih dengan menunjukkan kepada masyarakat wajah mereka yang tidak menyenangkan.

Pernyataan Presiden AS baru-baru ini tentang Hollywood kemungkinan terkait dengan film "The Hunt", sebuah film yang menggambarkan para pendukung Trump diburu oleh kaum liberal. Kubu Liberal menyebut tawanan mereka sebagai "menyedihkan". Ungkapan menyedihkan atau "Miserable" adalah nama panggilan yang diberikan kepada beberapa pendukung Trump oleh kandidat Demokrat Hillary Clinton dalam kampanye pemilu presiden 2016.

Film "The Hunt" menceritakan ironi politik yang mengakibatkan fragmentasi masyarakat Amerika Sserikat dan sudah menjadi film kontroversial sebelum penembakan yang terjadi baru-baru ini dan kini telah berubah menjadi film yang sensasional. Film ini rencananya akan dirilis pada 27 September, tapi pasca peristiwa penembakan terbaru di El Paso dan Dayton, izin pemutaraannya ditangguhkan.

Tidak sepenuhnya jelas apakah film ini berfokus pada kaum liberal yang memburu kaum konservatif, tetapi tampaknya tentang sekelompok orang kaya yang berburu manusia. Film ini merangkum orang-orang asing yang terbangun di hutan. Mereka tidak tahu di mana mereka berada dan bagaimana mereka sampai di sini. Mereka juga tidak tahu bahwa mereka telah dipilih untuk tujuan tertentu, yaitu berburu.

Hollywood juga bereaksi dramatis terhadap film-film kekerasan selama bertahun-tahun sejak peristiwa menyedihkan. Studio Warner Brothers, misalnya, menunda pemutaran film "Collateral Damage" yang dibintangi Arnold Schwarzenegger setelah serangan 9/11 karena film itu memuat adegan bom. Studio MGM juga menunda remaster film Death Wish di Las Vegas selama beberapa bulan setelah penembakan Las Vegas.

Pada bulan Agustus, TV Kabel USA menunda siaran bagian terakhir dari musim pertama Mr. Robot selama seminggu karena terlalu mirip dengan pembunuhan yang terjadi di hari-hari itu. Tepat pada hari pemutaran bagian terakhir serial ini, seorang reporter dan juru kamera dari jaringan WDBJ di Virginia ditembak mati oleh mantan rekan kerjanya ketika menyiapkan laporan langsung program berita pagi.

Pakar media mengatakan salah satu alasan pembicaraan Trump adalah bahwa ia berada di bawah tekanan besar setelah dua insiden penembakan baru-baru ini. Seorang penyerang yang menembaki orang-orang dari toko Walmart di El Paso, Texas, sembari mengeluarkan pernyataan yang menggambarkan tindakannya sebagai reaksi terhadap "invasi warga keturunan Amerika Latin ke Texas". Trump telah berulang kali menggunakan istilah "invasi" imigran ke AS. Trump juga baru-baru ini mengatakan kepada empat anggota DPR keturunan Afrika bahwa mereka adalah "kelompok rasis bermasalah" yang lebih baik kembali ke negara asal mereka.

Sosok penyerang di El Paso

Dengan kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden AS, Hollywood menjadi cemas. Tokoh-tokoh terkenal Hollywood mendekati jam-jam terakhir pemilihan di media sosial menulis tentang ketakutan mereka akan Trump mencapai Gedung Putih dan banyak yang bercanda atau serius ingin pergi ke Kanada. Saat itu, jejaring sosial Twitter penuh dengan posting yang menunjukkan kecemasan dan ketakutan orang-orang Hollywood.

Sejak saat itu, artis dan bintang Hollywood berusaha keras agar miliarder New York ini tidak memenangkan lagi pemilu presiden AS berikutnya dengan memanfaatkan ketenaran dan sponsor dana mereka. Pada hari-hari awal Hari Tahun Baru, yang diikuti oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilihan partai, 120 artis dan bintang Hollywood menulis dalam sebuah surat kepada orang-orang Amerika yang meminta mereka agar memilih Clinton agar miliarder New York ini tidak menjadi presiden Amerika.

Dustin Hoffman, Robert De Niro, Kevin Spacey, Angelina Jolie, dan Alejandro Inarritu, sutradara pemenang Oscar adalah beberapa di antara mereka yang menentang pandangan kontroversial Trump. Inarritu, sutradara terkenal Meksiko marah kepada presiden negaranya yang menerima kandidat presiden dari Partai Republik. Dia mengatakan, "Presiden Pena seharusnya melawan komentar kontroversial Trump dan sikapnya yang tidak menghormati orang-orang Meksiko, daripada menerimanya. Ia dalam makalah di surat kabar El Pais menulis, "Pertemuan Trump dengan seorang presiden sebuah negara adalah satu pengkhianatan dan menunjukkan ia tidak memiliki kewibawaan dan kebesaran dalam kedaulatan Meksiko. Bagaimana kami mendukung orang yang menjamu seseorang yang menghina seluruh bangsa kita di hadapan seluruh dunia. Ketiadaan martabat besar inilah yang telah menghina kami dan juga telah membahayakan semua minoritas serta kehidupan 16 juta warga Meksiko."

Robert De Niro adalah aktor perfilman Amerika lainnya yang selalu berbicara menentang Trump. Di Festival Film Sarajevo, ia menggambarkan Donald Trump sebagai orang gila dan membandingkannya dengan karakter utama "Taxi Driver" dan mengatakan ia tidak ada kurang dari Travis Bickle. Karakter dengan cacat mental ini adalah karakter utama dalam film terkenal "Taxi Driver". De Niro menambahkan, "Ya Tuhan, apa yang dia katakan benar-benar gila, konyol, ... dia benar-benar gila."

Aktor Hollywood lainnya, George Clooney, sering berada di tengah kerumunan pemrotes Trump dan terus-menerus menanggapi sikap Trump. "Tidak ada alasan untuk takut pada Muslim," katanya dalam konferensi pers, yang mengkritik kandidat presiden AS Donald Trump karena sikap anti-Islamnya.

Kritikus Amerika terkenal, Deborah Young, yang bekerja di bidang perfilman, percaya bahwa 90% anti-Trump ada di Hollywood. Tentu saja, tambahnya, dia tidak tahu penyebab penentangan ini, tetapi dia tahu bahwa sinema jelas merupakan bentuk seni dan menyatukan semua bentuk seni dengan sudut pandang berbeda. Young percaya bahwa mereka yang melihat secara mandiri dan tidak mencari uang tidak ada hubungannya dengan Trump.

Namun demikian, retorika serangan verbal dan gempuran Hollywood dan presiden Amerika Serikat terus berlanjut dan tampaknya mereka saling menuduh satu sama lain dengan retorika ofensif dan buruk sebagai pihak yang bertanggung jawab akan terciptanya keadaan di Amerika saat ini. Tetapi di dalam hati, masing-masing menggunakan pola kesuksesan yang berlawanan dan menggunakannya untuk mencapai tujuannya.

Dr. Mohammad Mehdi Mazaheri, dosen di Universitas Teheran, mengatakan, "Roda politik Amerika Serikat selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa mungkin yang paling penting kita harus menilai Trump sebagai tokoh media dan pemain sandiwara TV. Sejak tahun 2004 hingga 2017 sudah 150 bagian dari program televisi The Apprentice USA telah ditayangkan di NBC selama 11 sesi dan publik Amerika lebih menyadarinya daripada apa pun dalam film seri ini. Dalam program televisi ini, di setiap bagian, Trump sebagai pengusaha legendaris akan memilih pegawai magang terbaik dan memberinya pekerjaan dan hadiah uang tunai."

Donald Trump dalam KTT G7

Intinya adalah bahwa Trump tampaknya menggeser persona medianya dari seorang juara reality show ke pahlawan super Marvel. Ia meninggalkan KTT G7 yang belum selesai dan terbang ke Asia Timur untuk berjabat tangan dengan "pria rudal" dan mendenuklirisasi Korea Utara dalam hitungan jam, alih-alih lebih menyerupai misi politik dan diplomatik, langkahnya itu lebih mirip misi yagn tidak jelas juntrungannya yang dilakukan pahlawan super Marvel untuk menyelamatkan dunia ribuan kali dari makhluk jahat dalam prosesnya. Melengkapi analogi ini, adegan Trump menaiki tangga kepresidenan setelah akhir pertemuan dengan kepalan tangan dan senyum kemenangan pasti akan mengingatkan pada urutan akhir dari selusin film superhero Hollywood.

Dengan perincian ini, kita harus menunggu Hollywood mengikuti metode dagang Trump. Sesuatu yang telah dilakukan sampai batas tertentu dengan alasan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, telah menginjak-injak banyak batasan moral dan manusia dan bahkan dengan memalsukan fakta sejarah. Inilah pepatah Persia yang harus digunakan dalam kasus-kasus seperti itu. Pepatah yang mengatakan "Dig be dig mige rout siyah" yang padanannya dalam bahasa Inggris adalah The pot calling the kettle black.