Jun 19, 2024 10:33 Asia/Jakarta
  • Demonstrasi anti-Netanyahu di Tel Aviv
    Demonstrasi anti-Netanyahu di Tel Aviv

Sebagai kelanjutan dari krisis internal di Wilayah Pendudukan, para pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang kabinet Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Rezim Zionis.

Demonstrasi pada Senin (17/6) malam di Wilayah Pendudukan melawan Netanyahu berubah menjadi kekerasan dan pasukan polisi Tel Aviv menyerang para pengunjuk rasa. Polisi Israel juga menangkap delapan pengunjuk rasa.

Pihak berwenang rezim Zionis, yang menyebut demonstrasi ini meluas, memperkirakan jumlah pengunjuk rasa menentang pemerintahan Netanyahu di dekat gedung Knesset berjumlah lebih dari 150.000 orang.

Ini adalah demonstrasi kedua di Wilayah Pendudukan melawan Netanyahu dan kabinetnya dalam 12 jam terakhir.

Para pengunjuk rasa juga menuntut pemilihan umum dini di wilayah-wilayah pendudukan.

Demonstrasi menentang Netanyahu di Tel Aviv

Krisis politik semakin parah di rezim Zionis sedemikian rupa sehingga dewan perang rezim ini dibubarkan dalam beberapa hari terakhir.

Menyusul permintaan Itmar Ben-Gvir, seorang anggota ekstrim kabinet Netanyahu dan Menteri Keamanan Dalam Negeri, untuk menjadi anggota Dewan Perang, perdana menteri rezim ini mengumumkan pembubaran dewan ini kepada para menteri kabinet.

Kabinet perang rezim Zionis dibubarkan setelah Benny Gantz dan Gadi Eisenkot, anggota kabinet perang, secara resmi mengumumkan pengunduran diri mereka sebagai protes terhadap kinerja Netanyahu dan menyerukan pemilihan umum dini.

Pembubaran kabinet perang terjadi dalam situasi di mana partai oposisi rezim Zionis menganggap tindakan tersebut tidak cukup dan menuntut pembubaran seluruh kabinet.

Yair Lapid, ketua oposisi kabinet rezim Zionis menganggap pembubaran kabinet perang yang dilakukan Netanyahu tidak cukup dan mengatakan bahwa seluruh kabinet harus dibubarkan.

Konsekuensi dari operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan para pejuang Palestina semakin mengungkap kondisi kritis rezim Zionis.

Tren perkembangan internal di Wilayah Pendudukan menunjukkan kesenjangan yang semakin besar antara kabinet Netanyahu, partai oposisi, dan pengunjuk rasa.

Ketidakmampuan Netanyahu untuk menyelesaikan krisis ekonomi yang meningkat setelah perang Gaza dan terungkapnya janji-janji palsunya untuk mengalahkan kelompok perlawanan Palestina dan mengembalikan tahanan Zionis memperparah perbedaan dalam kabinet dan ketidakpuasan menyebar di wilayah-wilayah pendudukan.

Perkembangan terkini dalam perang Gaza dan efektivitas kelompok perlawanan Palestina mengungkapkan bahwa rezim Zionis sangat rentan dalam hal keamanan dan militer, dan aktor utama dalam perkembangan regional adalah kelompok perlawanan.

Perpecahan dan perbedaan pendapat antara otoritas Zionis adalah semacam landasan bagi keruntuhan politik di Tel Aviv dan wilayah-wilayah pendudukan.

Faksi-faksi politik di Tel Aviv yang membentuk kabinet Netanyahu belum mencapai kesimpulan mengenai kelanjutan perang Gaza dan perundingan gencatan senjata dengan Hamas, dan penarikan diri dari kabinet serta runtuhnya kabinet perang merupakan simbol dari semakin berkembangnya krisis politik di Wilayah Pendudukan.

Rezim Zionis, meskipun mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Barat, belum mampu mencapai solusi terhadap krisis internal, dan perang Gaza telah menempatkan wilayah-wilayah pendudukan dalam kondisi kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Permintaan pihak oposisi untuk menyelenggarakan pemilu juga merupakan konsekuensi dari berlanjutnya krisis politik di Tel Aviv dan Wilayah Pendudukan.

Mengingat berakhirnya tugas kabinet perang, pemilu dini tampaknya mungkin terjadi, tapi pemilu ini tidak akan mengubah situasi kritis di Wilayah Pendudukan.(sl)

Tags