Meningkatnya Ketegangan Militer antara Rusia dan Amerika Serikat
Ketegangan militer dan keamanan antara Rusia dan Amerika Serikat semakin meningkat akibat tindakan permusuhan Washington terhadap Moskow, terutama Ukraina diizinkan untuk menyerang wilayah Rusia menggunakan senjata Amerika. Pada saat yang sama, Rusia bermaksud untuk lebih memperkuat kekuatan nuklir strategisnya sebagai tanggapan terhadap meningkatnya posisi bermusuhan NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) mengumumkan bahwa tentara Ukraina diizinkan menggunakan rudal jarak jauh yang diberikan Amerika Serikat kepada Kiev untuk menyerang sasaran di tanah Rusia.
Juru Bicara Pentagon Pat Ryder mengklaim bahwa Rusia menggunakan wilayahnya sebagai “zona aman” dan menyerang sasaran di Ukraina dari dalam perbatasannya.
Dia menambahkan, Karena kami telah menyaksikan operasi yang dilakukan oleh pasukan ini, kami mengumumkan kepada Ukraina bahwa mereka dapat dan mempunyai hak untuk menanggapi serangan-serangan ini demi membela diri.
Namun, Pentagon mengklaim bahwa izin tersebut tidak berarti penerapan kebijakan baru.
Charlie Dietz, Juru Bicara Angkatan Darat AS juga mengatakan, Jika Rusia menyerang atau ingin menyerang dari wilayahnya, masuk akal jika Ukraina diizinkan untuk menanggapi kekuatan yang menyerang wilayah Ukraina dari perbatasannya.
Para pejabat Ukraina telah mengumumkan bahwa AS telah membatasi penggunaan senjata-senjata ini kurang dari 100 kilometer dari perbatasan.
Pejabat Amerika menolak untuk mengkonfirmasi berita ini dan menyatakan bahwa pembicaraan kurang dari 100 kilometer tidak akurat. Sementara itu, Gedung Putih mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka bermaksud untuk mempercepat transfer sistem pertahanan udara ke Ukraina.
Amerika Serikat sebelumnya memberikan sistem pertahanan antipesawat kepada Ukraina, termasuk Patriot dan sistem rudal permukaan-ke-udara nasional yang canggih NASAMS.
Tindakan provokatif dan agresif Amerika Serikat terhadap Rusia dengan memberikan izin kepada Kiev untuk menyerang wilayah Rusia dengan rudal Amerika guna melemahkannya semaksimal mungkin, terutama dalam hal militer, dan juga menimbulkan lebih banyak kerusakan pada infrastruktur dan fasilitas militer dan manufaktur Rusia telah dilakukan di daerah yang jauh dari medan perang dengan Ukraina.
Amerika Serikat dan NATO, yang telah mengirimkan lebih dari seratus miliar dolar bantuan militer dan senjata ke Ukraina, dan masih menginginkan kelanjutan perang berdarah di Ukraina dengan tujuan untuk melemahkan Rusia sebanyak mungkin.
Pada saat yang sama, NATO juga meningkatkan tindakan permusuhannya terhadap Rusia.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, menekankan penentangan terhadap aliansi militer Barat dengan Rusia dan Cina, dan mengumumkan bahwa gerakan anggota NATO untuk kesiapan nuklir telah dimulai.
Dalam hal ini, NATO sedang bernegosiasi dengan negara-negara anggotanya untuk menyiapkan hulu ledak nuklir mereka untuk kemungkinan konfrontasi dengan Rusia dan Tiongkok. Mengacu pada ancaman dari Rusia dan Tiongkok, Stoltenberg mengklaim bahwa ancaman ini “meningkat”.
Pejabat senior Amerika dan NATO percaya bahwa kemenangan Rusia dalam perang Ukraina, bahkan di sekitar NATO, akan berarti mendiskreditkan organisasi militer ini dan memperluas pengaruh dan kekuatan regional dan internasional Rusia, serta akan mengubah perimbangan keamanan, militer dan politik di Eropa sehingga merugikan negara-negara Barat.
Selain itu, Washington melihat perang di Ukraina sebagai peluang penting untuk melemahkan kemampuan militer Rusia sebanyak mungkin, serta merosotnya kekuatan nasional negara saingan Amerika Serikat itu.
Namun, berlanjutnya perang ini hanya berarti semakin banyak kerugian manusia dan material bagi Rusia dan Ukraina serta kemunduran Ukraina sebagai negara besar Eropa, yang tentunya sejalan dengan tujuan Amerika Serikat.
Pada saat yang sama, Rusia bereaksi terhadap tindakan agresif NATO dan Amerika Serikat.
Dalam sikap terbaru Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada hari Jumat bahwa ia berencana untuk mengembangkan triad nuklir Rusia, yang mencakup pembom strategis, kapal selam bersenjata nuklir, dan rudal balistik antarbenua.
Pada pertemuan dengan lulusan lembaga pendidikan tinggi militer, Putin mengatakan, Rencana kami mencakup pengembangan lebih lanjut triad nuklir sebagai jaminan pencegahan strategis dan menjaga keseimbangan kekuatan di dunia.
Sebenarnya, Rusia yang kini menghadapi tindakan agresif NATO dan Amerika Serikat berupa bantuan militer besar-besaran ke Ukraina, dukungan intelijen dan pengiriman pasukan Barat untuk membantu Ukraina, peringatan nuklir NATO, dan kini tindakan Washington memberikan izin ke Ukraina untuk menggunakan senjata Amerika dihadapkan pada tujuan menyerang wilayah Rusia, mereka tidak punya pilihan selain meningkatkan pencegahan nuklir strategis mereka sebagai respons terhadap meningkatnya permusuhan Barat dan sebagai jaminan untuk menjaga keamanan nasionalnya.
Tren ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat semakin meningkat, dan kelanjutannya menimbulkan banyak risiko bagi keamanan Eropa dan selanjutnya bagi keamanan dunia.(sl)