Mencermati Kunjungan Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran ke Rusia
Ali Akbar Ahmadian, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran melakukan perjalanan ke Rusia untuk berpartisipasi dalam pertemuan pejabat tinggi keamanan negara-negara BRICS.
Kunjungan Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran ke Rusia penting dari dua aspek.
Dimensi pertama berkaitan dengan substansi pertemuan BRICS.
Pertemuan para pejabat tinggi keamanan negara-negara anggota BRICS termasuk Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Iran, UEA, Etiopia, dan Arab Saudi digelar mulai hari Selasa hingga Kamis (10-12 September) di Saint Petersburg, Rusia .
Mengingat posisi BRICS dalam kaitannya dengan kekuatan global dan regional, partisipasi dalam pertemuan ini penting bagi Republik Islam Iran.
Di sisi lain, keikutsertaan dalam pertemuan BRICS memberikan kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi antara Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran dan pejabat keamanan negara lain, dan oleh karena itu, perjalanan ini juga penting.
Dimensi kedua dari pentingnya perjalanan Ahmadian ke Rusia terkait dengan hubungan bilateral antara Tehran dan Moskow.
Republik Islam Iran selalu mementingkan pengembangan hubungan dengan Rusia dan menekankan masalah ini, sebagaimana presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, juga menyerukan pengembangan hubungan antara Tehran dan Moskow melalui percakapan telepon. dengan Vladimir Putin, Presiden Rusia.
Meski Rusia juga menyambut baik perkembangan hubungan dengan Iran, tapi terkadang beberapa sikap dan pernyataan pejabat negara tersebut dibarengi dengan ketidakpuasan pihak berwenang Iran.
Sikap Moskow baru-baru ini mengenai Koridor Zangezur adalah salah satu dari kasus tersebut.
Segera setelah kunjungan Presiden Rusia ke Republik Azerbaijan, Maria Zakharova, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam sikap yang aneh, sekali lagi mengajukan tuntutan yang biasa mengenai bergabungnya daratan Republik Azerbaijan ke Nakhchivan. melalui Koridor Zangezur.
Menurutnya, Sikap Moskow sangat yakin tentang hal ini. Kami akan melanjutkan kenyataan ini bahwa solusi harus diterima oleh Armenia, Azerbaijan, dan negara-negara tetangga di kawasan itu.
Komentar Zakharova dibarengi dengan reaksi Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran.
Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran menekankan, Menata ulang perbatasan, baik di utara, selatan, timur atau barat, sama sekali tidak dapat diterima dan dianggap sebagai garis merah bagi Iran.
Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Khamenei sebelumnya pernah menyatakan dalam pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Republik Islam tidak akan pernah mentolerir kebijakan dan program yang mengarah pada penutupan perbatasan antara Iran dan Armenia.
Berdasarkan kondisi tersebut, tampaknya Ali Akbar Ahmadian, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, selain menghadiri pertemuan BRICS di Rusia, dalam pertemuan dengan pejabat tinggi Rusia, juga membahas perkembangan regional dan internasional serta hubungan bilateral dan sekali lagi menyampaikan posisi Republik Islam Iran terkait perkembangan di Kaukasus Selatan.(sl)