Mengapa Rezim Zionis Selalu Berkelit terkait Perundingan Gencatan Senjata
(last modified Mon, 13 Jan 2025 03:30:12 GMT )
Jan 13, 2025 10:30 Asia/Jakarta
  • Bendera Rezim Zionis
    Bendera Rezim Zionis

Pars Today - Para pemimpin rezim Zionis menghalangi proses negosiasi gencatan senjata dengan Hamas dan kelompok-kelompok pejuang Palestina, dan perkembangan perang Gaza menunjukkan bahwa tujuan utama Tel Aviv adalah melanjutkan perang.

Ketidakpuasan terus berlanjut di berbagai wilayah pendudukan Palestina sebagai protes atas kegagalan negosiasi gencatan senjata.

Meskipun protes terus berlanjut dan ketidakpuasan meningkat di Wilayah Pendudukan, para pemimpin rezim Zionis terus mengganggu perundingan gencatan senjata.

Komite Keluarga Tawanan Zionis di Gaza mengumumkan dalam sebuah pernyataan, Kami melakukan protes untuk tuntutan dan tuntutan itu adalah pemulangan semua tawanan.

Dalam kelanjutan pernyataan ini disebutkan, Setiap orang di Wilayah Pendudukan harus berdemonstrasi menuntut kembalinya para tawanan, karena kita memiliki minggu yang menentukan di depan kita.

Pernyataan itu melanjutkan, Benjamin Netanyahu menolak melakukan hal yang benar dengan membebaskan para tawanan, dan hal itu adalah mengakhiri perang di Gaza.

Komite keluarga para tahanan Zionis di Gaza menekankan, Kami tidak ingin mengirim tentara kami ke Gaza untuk memulangkan lebih banyak jenazah tawanan.

Demonstrasi malam di Wilayah Pendudukan menentang Netanyahu

Menanggapi perkataan istri tawanan Zionis di Gaza yang menuntut kejelasan status kesehatannya, sayap militer Hamas merilis video dalam bahasa Arab, Ibrani dan Inggris dengan judul "Netanyahu belum mengambil keputusan".

Konsekuensi dari ketidakpuasan terhadap perang di kalangan otoritas Zionis juga meningkat, dan sekelompok dari mereka bereaksi setelah kematian empat tentara Zionis dan lima lainnya terluka akibat penyergapan kelompoo perlawanan di Beit Hanoun, utara Jalur Gaza, yang terjadi pada tanggal 12 Januari, dan termasuk korban jiwa terberat yang terjadi di daerah ini.

Pemimpin rezim Zionis, Isaac Herzog mengatakan dalam pesannya, Perang telah menimbulkan kerugian yang besar dan menyakitkan bagi kami, sehingga kami kehilangan 10 tentara dalam seminggu terakhir saja.

Osama Hamdan, salah satu pemimpin Hamas saat menghadiri acara di Aljazair yang diselenggarakan dengan tujuan mendukung Palestina mengatakan, Perjanjian di Gaza harus mensyaratkan penghentian serangan dan penarikan diri.

Hamdan menambahkan, Masalah Palestina hanya mempunyai satu solusi, yaitu mengakhiri pendudukan. Perlawanan juga mengungkap rencana penjajah untuk menghancurkan masalah Palestina.

Dalam beberapa bulan terakhir, perundingan gencatan senjata di Gaza telah beberapa kali dilakukan dengan kehadiran negara-negara penengah, tapi para pemimpin rezim Zionis selalu menghalangi perundingan tersebut untuk mencapai kesimpulan.

Hamas dan kelompok pejuang Palestina, yang menyadari konspirasi dan niat jahat rezim Zionis dan sekutu utama mereka Amerika Serikat menekankan penerapan kondisi yang mereka inginkan, yang dianggap sebagai tuntutan utama rakyat Palestina, dalam negosiasi gencatan senjata.

Penarikan pasukan penjajah dari Gaza, dan kembalinya pengungsi Palestina adalah salah satu syarat utama yang ditekankan Hamas, dan gencatan senjata tidak akan tercapai tanpa hal tersebut.

Kejahatan rezim Zionis di Gaza terus berlanjut selama 16 bulan berturut-turut, sementara Pengadilan Kriminal Internasional telah memerintahkan penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Galant, Perdana Menteri dan mantan Menteri Perang Rezim Zionis, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Terlepas dari semua kejahatan ini, rezim Zionis mengakui bahwa mereka belum mencapai tujuan perang ini, yaitu menghancurkan gerakan Hamas dan mengembalikan tawanan militer Zionis.

Kejahatan rezim Zionis di Gaza terus berlanjut dengan dukungan Barat dan Amerika Serikat, dan terlepas dari keinginan masyarakat internasional dan pertentangan masyarakat di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan berbagai negara Eropa, Tel Aviv terus melakukan genosida di Wilayah Pendudukan.(sl)