Okt 08, 2021 13:55 Asia/Jakarta
  • Bank indonesia
    Bank indonesia

Bank Indonesia (BI) memperkirakan konsumsi fesyen muslim global akan meningkat menjadi 311 miliar dolar AS pada tahun 2024, dari yang sebelumnya sebesar 277 miliar dolar AS di tahun 2019.

"Untuk Indonesia sendiri, pengeluaran untuk sektor fesyen muslim pada tahun 2019 mencapai 16 miliar dolar AS dan termasuk lima besar negara yang dengan pengeluaran tertinggi setelah Iran, Turki, Arab Saudi, dan Pakistan," ujar Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Bambang Himawan dalam Konferensi Pers Kick Off Online Exhibition ISEF 2021 secara daring di Jakarta, Jumat (08/10/2021).

Dengan demikian ia menuturkan sektor fesyen muslim di Tanah Air harus bisa terus dikembangkan ke depannya agar dapat menembus pasar global.

Dalam upaya mendorong pengembangan produk halal Indonesia seperti fesyen muslim, BI bekerja sama dengan berbagai mitra strategis melalui berbagai platform e-commerce untuk menyelenggarakan pameran, yang juga sebagai bagian dari kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021.

Bambang menyebutkan sektor fesyen muslim yang menjadi unggulan dalam industri halal Indonesia berhasil menempati peringkat ketiga dunia pada triwulan II-2021.

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap Indonesia menjadi pusat fesyen muslim dunia sehingga diperlukan promosi secara strategis dan konsisten dalam mewujudkan cita-cita tersebut.

Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin

"Kita ingin supaya fesyen muslim menjadi yang terdepan. Untuk menjadi pusat mode muslim dunia, diperlukan promosi terpadu seperti yang dilakukan Muslim Fashion Festival Indonesia," kata Wapres di Jakarta.

Wapres mendorong kegiatan fashion festival untuk fesyen muslim terselenggara secara konsisten dan menjadi panggung strategis untuk memperkenalkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia.

Selaras dengan itu, BI berkomitmen untuk ikut dalam mengembangkan sektor industri halal yang dilakukan menggunakan pendekatan ekosistem halal value chain, yang mencakup lima sektor utama yaitu pertanian terintegrasi, makanan halal, fesyen muslim, pariwisata halal, dan energi terbarukan.

Dari lima sektor tersebut, makanan halal dan fesyen muslim, kata dia, dapat menjadi sektor unggulan yang dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Indonesia Pasar Terbesar Makanan Halal
Di sisi lain, Bank Indonesia mencatat pangsa pasar makanan halal Indonesia mencapai 13 persen dari pasar global pada triwulan II 2021, sehingga merupakan yang terbesar di dunia.

"Ekspor makanan halal Indonesia juga mencapai 10,36 miliar dolar AS pada triwulan II tahun ini atau tumbuh sebesar 46 persen, ini pertumbuhan yang luar biasa," kata Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Bambang Himawan di Jakarta, Jumat (08/10/2021).

Dengan demikian ia mengatakan sektor makanan halal menjadi sektor unggulan dalam industri halal Indonesia dan berhasil menempati peringkat keempat dunia.

Berdasarkan laporan State of The Global Islamic Economy (SGIE) tahun 2020-2021, peringkat Indonesia dalam pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah secara umum naik ke urutan keempat dari urutan kelima pada tahun sebelumnya.

Menurut Bambang, sektor unggulan dalam industri halal Indonesia kini memang cenderung didominasi makanan halal serta fesyen.

Pertumbuhan sektor unggulan industri halal yang terdiri dari makanan halal, busana muslim, dan pariwisata ramah muslim pun mencapai 8,2 persen pada triwulan kedua tahun ini.

"Pertumbuhan itu lebih tinggi dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang sebesar 7,07 persen di triwulan II-2021," ucap dia.

Karena itu ia menilai Indonesia sebagai negara yang memiliki populasi muslim terbesar di dunia harus mampu mengambil manfaat dari besarnya pasar produk halal.

Para pelaku industri halal di Tanah Air pun juga harus mampu berkompetisi di pasar atau panggung global dengan negara lainnya. (Antaranews)

Tags