Pencabutan Sanksi, Harapan Iran dari Pembicaraan Wina
(last modified Wed, 15 Dec 2021 11:30:29 GMT )
Des 15, 2021 18:30 Asia/Jakarta
  • Pembatalan sanksi AS terhadap Iran
    Pembatalan sanksi AS terhadap Iran

Saat pembicaraan antara Iran dan anggota 4 + 1 berlanjut di Wina, negosiator senior Republik Islam Iran kembali menegaskan perlunya mencabut semua sanksi yang bertentangan dengan JCPOA.

Ali Bagheri Kani mengatakan bahwa prioritas utama dalam pembicaraan Wina adalah pencabutan semua sanksi ilegal dan menindas yang telah dikenakan pada bangsa Iran dalam beberapa tahun terakhir.

"Dari interaksi dalam pertemuan-pertemuan terakhir, perbedaan antara para pihak tentang ruang lingkup masalah yang dapat dinegosiasikan semakin berkurang," tambahnya.

Ali Bagheri Kani, negosiator senior Iran di Wina

Dalam pembicaraan putaran ketujuh, delegasi Iran mempresentasikan teks yang diusulkan ke pihak lain dalam bentuk dua masalah; pencabutan sanksi yang menindas dan masalah nuklir, dan saat ini sedang dalam pembicaraan dengan anggota kelompok 4 + 1 yang mencakup Rusia dan Cina, Inggris, Prancis, dan Jerman.

Kepala negosiator Rusia Mikhail Ulyanov pada hari Selasa (14/12/2021) terkait keberlanjutan konsultasi di Wina mengatakan, "Proses negosiasinya tidak cepat, tapi terus mengalami kemajuan."

Sementara itu, setelah bertemu dengan Utusan Khusus AS untuk Iran Robert Malley, perwakilan tiga negara anggota Eropa JCPOA mengabaikan peran destruktif Amerika Serikat dalam implementasi masalah JCPOA saat ini.

Dalam pernyataan yang ditujukan untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran, mereka mengklaim bahwa Iran menjadi hambatan dalam perundingan untuk menghidupkan kembali isi dari kesepakatan ini.

Namun, pendekatan seperti itu di pihak Barat dan agitasi lewat media bukan hanya tidak akan mencegah Iran mundur dari posisi prinsipnya, tetapi juga akan menjadi hambatan dalam cara negosiasi dan mencapai kesepakatan.

Saat pembicaraan antara Iran dan anggota 4 + 1 berlanjut di Wina, negosiator senior Republik Islam Iran kembali menegaskan perlunya mencabut semua sanksi yang bertentangan dengan JCPOA.

Ali Bagheri Kani, Deputi Menteri Luar Negeri dan negosiator senior Iran mengatakan, "Beberapa aktor bersikeras pada kebiasaan mereka menyalahkan pihak lain daripada berdiplomasi. Kami menyerahkan proposal dengan cepat serta bekerja secara konstruktif dan fleksibel untuk mengurangi perbedaan."

Faktanya adalah bahwa Iran telah melakukan lebih dari bagiannya untuk mempertahankan JCPOA, dan sebaliknya, Amerika Serikat terus menjatuhkan sanksi maksimum terhadap Iran. Sementara pihak-pihak Eropa di JCPOA, meskipun telah menyampaikan beberapa janji, tetapi belum melakukan tindakan efektif untuk mencabut sanksi atau memenuhi komitmennya.

Oleh karena itu, keterlambatan pihak Barat dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencabut sanksi merupakan hambatan untuk mencapai kesepakatan.

Dalam putaran negosiasi ini, delegasi Iran telah berjalan dengan fleksibilitas dan keseriusan yang diperlukan untuk membahas komitmen nuklir dan siap untuk berinteraksi secara konstruktif dengan pihak lain.

Dengan dasar ini, pihak lain diharapkan akan keseriusan dan interaksi yang diperlukan demi mencapai kesepakatan terkait penghapusan sanksi dan juga menahan diri dari segala upaya untuk menghubungkan implementasi JCPOA dengan isu-isu yang tidak relevan.

Majid Takht-e Ravanchi, Duta Besar dan Wakil Tetap Iran untuk PBB

Majid Takht-e Ravanchi, Duta Besar dan Wakil Tetap Iran untuk PBB juga mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Uni Eropa sekarang harus memenuhi tanggung jawab mereka.

"Harus memberikan jaminan kepada Iran bahwa semua sanksi akan dicabut, Amerika Serikat tidak akan menarik diri lagi dari JCPOA dan tidak akan menyalahgunakan mekanisme JCPOA dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 tentang Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA)," ungkap Takht-e Ravanchi.