Cina dan Klaim Tiga Pulau, Lingkaran Setan Tuduhan terhadap Iran
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menekankan, Republik Islam tidak basa-basi dengan pihak manapun terkait perlunya menghormati keutuhan wilayah Iran.
Hossein Amir-Abdollahian, Menteri Luar Negeri Iran, mentweet pada Sabtu (10/12/2022) malam sebagai tanggapan atas pernyataan bersama Cina dan Dewan Kerja Sama Teluk Persia mengenai tiga pulau Bomousa, Tunb Kecil dan Tunb Besar:
Menlu Amir-Abdollahian menulis, Tiga pulau Bomousa, Tunb Kecil dan Tunb Besar yang berada di Teluk Persia adalah bagian tak terpisahkan dari teritorial Iran dan, selamanya akan menjadi milik negara ini.
Dalam pernyataan bersama Cina dan Dewan Kerja Sama Teluk Persia, isu-isu yang berkaitan dengan Iran disebutkan dalam empat paragraf, di salah satu paragraf ini (poin 12) disebutkan, Para pemimpin mendukung semua upaya damai, termasuk inisiatif, proposal dari UEA untuk mencapai solusi damai bagi menyelesaikan masalah tiga pulau; Tumb Kecil, Tunb Besar dan Bomousa lewat negosiasi bilateral berdasarkan hukum internasional.
Tindakan Xi Jinping, Presiden Cina ini dapat dievaluasi sebagai indikasi sikap dan kebijakan negara ini yang belum pernah terjadi sebelumnya di kawasan Teluk Persia. Karena Beijing dalam kebijakan yang diumumkan sejauh ini menahan diri untuk tidak masuk ke dalam masalah kontroversial antara negara-negara.
Untuk alasan ini, secara terbuka searah dengan sikap anti-Iran negara-negara di sekitar selatan Teluk Persia adalah sikap yang tidak biasa dan, tentu saja, mengulangi kebijakan Iran-fobia yang gagal.
Dalam pertemuan semacam itu, rezim Arab biasanya mengangkat isu klaim kepemilikan UEA atas pulau-pulau ini dan mengulangi tuduhan lingkaran setan terhadap Republik Islam Iran.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menekankan, Republik Islam tidak basa-basi dengan pihak manapun terkait perlunya menghormati keutuhan wilayah Iran.
Cina dan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia telah menandatangani pernyataan ini dalam keadaan bahwa Republik Islam Iran selalu meyakini ketiga pulau ini tidak dapat dipisahkan dari wilayah Iran dan klaim Uni Emirat Arab mengenai ketiga pulau ini ditolak dan tidak dapat dinegosiasikan.
Sementara itu, dokumen otentik juga membuktikan bahwa ketiga pulau tersebut di atas adalah milik Iran. Misalnya, dalam peta Angkatan Laut Inggris tahun 1881, peta Kementerian Maritim Inggris tahun 1863, dan peta Iran yang disiapkan oleh Departemen Pertahanan Inggris tahun 1886, pulau-pulau ini diwarnai dengan warna tanah Iran, yang adalah contoh dokumen internasional, dan menunjukkan kedaulatan Iran atas pulau-pulau ini.
Namun dalam menjelaskan mengapa Presiden Cina menemani anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia dalam klaim anti-Iran ini, mungkin motif ekonomi Beijing yang paling menonjol.
Cina mengikuti pendekatan berorientasi ekonomi berdasarkan keuntungan maksimal dengan negara-negara Arab di selatan Teluk Persia. Penandatanganan kontrak gas dengan Qatar serta penandatanganan nota kesepahaman strategis dengan Arab Saudi dapat dianggap sebagai contoh dari kebijakan ini.
Hassan Beheshtipour, seorang analis urusan internasional mengatakan bahwa hubungan dengan negara-negara Teluk Persia adalah bagian dari rencana ekonomi ambisius Cina yang dimulai pada 2013 dan berlanjut.(sl)