Tekad Tehran dan Moskow Perkuat Kerja Sama Militer dan Keamanan
(last modified Tue, 07 Feb 2023 14:27:24 GMT )
Feb 07, 2023 21:27 Asia/Jakarta
  • Ali Shamkhani
    Ali Shamkhani

Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran Selasa (7/2/2023) bertolak ke Rusia untuk menghadiri Dialog Keamanan Regional ke-5 yang akan digelar Rabu (8/2/2023) di Moskow.

Pertemuan yang rencananya dihadiri sekretaris, penasihat dan perwakilan lembaga keamanan nasional negara-negara tetangga Afghanistan, akan membahas transformasi politik, ekonomi dan keamanan Kabul.

Rangkaian dialog keamanan regional digelar atas inisiatif Republik Islam Iran di tahun 1397 Hs (2018). Dialog pertama dan kedua Dialog Keamanan Regional digelar di Tehran, dan dialog ketiga serta keempat digelar di India dan Tajikistan.

Ali Shamkhani dalam kunjungannya kali ini akan menindaklanjuti pertemuan bersama antara dirinya dan sejawatnya dari Rusia yang baru-baru ini digelar di Tehran selama kunjungan Nikolai Patrushev bulan November 2022 lalu ke Iran. Kali ini Shamkhani akan bertemu dengan Patrushev di Moskow membahas isu-isu bilateral dan menindaklanjuti proyek bersama kedua negara.

Iran dan Rusia

Iran dan Rusia kini memajukan rencana ekonomi bersama termasuk di bidang energi dan transit, dan memiliki kesamaan pandangan di banyak isu regional dan internasional seperti isu-isu mengenai keamanan regional. Selama beberapa tahun terakhir kedua negara ini menekankan perluasan kerja sama militer dan keamanan bilateral khususnya setelah meletusnya krisis Ukraina, yang menyebabkan kekhawatiran negara-negara Barat. Sekaitan dengan ini, Amerika Serikat berulang kali menyatakan kekhawatirannya atas level dan dimensi kerja sama ini, khususnya terkait penggunaan drone Iran di perang Ukraina.

Meski Republik Islam Iran menekankan diakhirinya perang Ukraina dan menghendaki perdamaian, dan tidak memberi Rusia drone untuk digunakan di perang ini, tapi pejabat Amerika Serikat mengatakan, pakar militer Rusia di Iran mendapat pelatihan di Iran mengenai pengoperasian drone negara ini, dan kedua negara bahkan berencana membangun pabrik bersama untuk memproduksi drone, yang menjadi indikasi lain dari persatuan militer Iran dan Rusia.

Sementara itu, isu pembelian jet tempur Sukhoi 35 dari Rusia, yang dapat membuat wilayah udara Iran lebih aman dan menjadi tempat yang lebih berbahaya bagi pesawat penyerang, serta rekayasa balik di Iran terhadap senjata yang direbut Rusia dari Ukraina, kian menambah kekhawatiran pejabat Amerika dan Rezim Zionis. Misalnya, John Kirby, koordinator komunikasi strategis di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih pada Senin malam, sambil menunjukkan kekhawatiran Washington tentang bahaya kerja sama militer antara Iran dan Rusia bagi mitra Amerika, mengatakan, "Hubungan ini berkembang di bidang pertahanan, tidak hanya buruk untuk Ukraina, tetapi juga bisa menjadi hal yang buruk bagi mitra dan teman kita di Timur Tengah, tentu ini jika benar-benar dipastikan bahwa Rusia dapat memberikan lebih banyak kemampuan kepada angkatan bersenjata Iran."

Wajar bahwa kerja sama politik, ekonomi, keamanan dan militer antara Iran dan Rusia selama beberapa bulan terakhir menunjukkan peningkatan; Penerapan sanksi luas Barat terhadap Iran dan Rusia, meski menimbulkan sejumlah kendala ekonomi, tapi telah meningkatkan tekad kedua negara untuk memperkuat hubungan, dan memberi hasil terbalik represi politik dan ekonomi Barat pimpinan Amerika. Kunjungan sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran ke Rusia yang digelar sebagai hasil dari kelanjutan lobi berkesinambungan pejabat kedua negara, juga dapat dicermati dalam koridor ini, dan indikasi lain dari perluasan kerja sama keamanan Iran dan Rusia.

Laman Responsible Statecraft di bawah institut Quincy terkait perluasan kerja sama militer Iran dan Rusia menulis, "Kemitraan bersama Moskow dan Tehran, berdasarkan tekad timbal balik untuk melawan pengaruh Barat, dapat menjadi ancaman serius bagi kepentingan keamanan Amerika dan Barat, khususnya di Asia Barat." (MF)