Jun 17, 2023 20:20 Asia/Jakarta
  • Roket kelompok-kelompok perlawanan Palestina.
    Roket kelompok-kelompok perlawanan Palestina.

Perkembangan di Republik Islam Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti pertemuan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dengan Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina Ziyad al-Nakhalah.

Ayatullah Khamenei menilai kondisi rezim Zionis Israel saat ini berbeda dibandingkan 70 tahun lalu.

"Musuh, Zionis, hari ini berada dalam posisi pasif dan bertahan, dan kondisi ini menunjukkan bahwa Jihad Islam Palestina dan kelompok-kelompok perlawanan telah mengidentifikasi jalan dengan benar dan bergerak maju ke arah ini," kata Rahbar dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina Ziyad al-Nakhalah dan delegasi yang menyertainya, Rabu (14/6/2023).

Dalam pertemuan di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran itu, Ayatullah Khamenei mengucapkan selamat kepada Jihad Islam Palestina atas kemenangan dalam perang baru-baru ini di Jalur Gaza. Rahbar menekankan bahwa Jihad Islam Palestina dan kelompok-kelompok perlawanan Palestina lainnya telah menemukan kunci untuk melawan rezim Zionis Israel.

"Meningkatnya kekuatan kelompok-kelompok perlawanan di Tepi Barat adalah kunci utama untuk membuat musuh Zionis bertekuk lutut, dan jalan ini harus dilanjutkan," tegasnya.

Pernyataan Pemimpin Besar Revolusi Islam ini dapat dilihat sebagai pengamatan atas realitas atas semakin lemahnya rezim Zionis setelah puluhan tahun melakukan penjajahan dan kejahatan di Palestina.

Krisis internal dan kebuntuan politik serta semakin rapuhnya rezim Zionis di satu sisi, dan peningkatan kelompok-kelompok perlawanan dan peningkatan dukungan internasional untuk hak-hak rakyat Palestina di sisi lain, telah melipatgandakan harapan atas pembebasan al-Quds al-Sharif dan kehancuran rezim ilegal tersebut.

Di antara masalah internal yang dihadapi rezim Zionis saat ini adalah protes warga Israel yang meluas dalam beberapa bulan terakhir di wilayah pendudukan sebagai tanggapan atas rencana reformasi peradilan yang diprogramkan oleh Perdana Menteri rezim Zionis Benjamin Netanyahu, dan meningkatnya perselisihan di Knesset.

Selain itu, Israel juga menghadapi masalah-masalah internal lainnya seperti ketidakmampuan untuk membentuk kabinet yang kompak, meningkatnya ketidakpercayaan penduduk di wilayah pendudukan Palestina terhadap para pemimpin politik, dan migrasi balik warga Zionis.

Di kancah regional dan internasional, rezim Zionis juga menghadapi kondisi sulit karena setelah 75 tahun upaya Zionis dan pendukungnya, terutama Amerika Serikat (AS), rezim ini semakin terdiskreditkan di tingkat internasional daripada sebelumnya.  Pawai Hari Quds di berbagai negara, termasuk di AS dan deklarasi-deklarasi dukungan untuk rakyat Palestina adalah bukti atas klaim ini.

Pada saat yang sama, berkurangnya pengaruh AS di kawasan sebagai sekutu utama rezim Zionis dan meningkatnya konvergensi di antara negara-negara Islam dan Muslim juga menunjukkan bahwa arah perkembangan di kawasan berlangsung bertentangan dengan keinginan rezim Zionis.

Poin penting lain yang disebutkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam adalah masalah kekutan kelompok-kelompok perlawanan, yang dapat membuat rezim penjajah al-Quds bertekuk lutut.

Sekarang kekuatan kelompok-kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat lebih kuat, dan negara-negara Islam dan Muslim juga lebih bersatu daripada di masa lalu. Hal ini terlihat dari kemenangan gerakan Jihad Islam Palestina dalam perang melawan rezim Zionis selama lima hari.

Pada tanggal 9 Mei 2023, pasukan Israel memulai operasi militer baru yang disebut sebagai "Perisai dan Panah" terhadap Gaza, dan serangan militer ini berlangsung selama lima hari.

Pada hari kedua serangan tersebut, kamar operasi gabungan kelompok-kelompok perlawanan Palestina mengumumkan dimulainya operasi "Taar al-Ahrar" untuk melawan serangan militer Israel. Mereka kemudian menembakkan ribuan roket dan rudal ke wilayah pendudukan, dan perang berakhir dengan gencantan senjata.

Meskipun rezim Zionis berusaha menghancurkan Jihad Islam Palestina dan melenyapkan kekuatan misilnya dalam perang ini, namun kelompok perlawanan Palestina ini mampu menembakkan sekitar 1.500 roket dan mortir ke posisi musuh dalam perang tersebut, dan bahkan Jihad Islam Palestina lebih kuat dari sebelumnya.

"Jihad Islam Palestina memberikan ujian yang baik dalam pertempuran Gaza baru-baru ini, dan sekarang kondisi rezim Zionis telah berubah dibandingkan dengan 70 tahun yang lalu, dan para pemimpin Zionis berhak khawatir untuk tidak bisa melihat ulang tahunnya yang kedelapan puluh," kata Rahbar. 

Ekspor Produk Pertahanan Iran Naik Tiga kali Lipat

Menteri Pertahanan Republik Islam Iran mengumumkan peningkatan tiga kali lipat ekspor produk pertahanan negaranya.

Keberhasilan tenaga ahli muda Iran di angkatan bersenjata Republik Islam Iran dalam merancang dan memproduksi peralatan militer mengalami kemajuan signifikan.

Brigadir Jenderal Mohammad Reza Qaraei Ashtiani, Menteri Pertahanan Iran hari Sabtu (10/6/2023) mengatakan, "Berkat kerja keras Kementerian Pertahanan terjadi peningkatan ekspor tiga kali lipat produk pertahanan, peningkatan ekspor dua kali lipat produksi barang dan jasa sipil, dan peningkatan 81 persen dalam produksi peralatan militer tahun lalu (1401 Hs),".

"Kementerian Pertahanan selalu siap untuk menjaga otoritas militer, ilmu pengetahuan dan teknologi Republik Islam Iran dalam kondisi tersulit dan rumit sekalipun yang dipaksakan oleh musuh," ujar Menhan Iran.

Brigadir Jenderal Ashtiani juga menegaskan bahwa Kementerian Pertahanan Iran berupaya untuk mempromosikan peningkatan kemampuan militer, termasuk meningkatkan produksi barang dan jasa militer dan sipil, meningkatkan kemampuan rudal, drone, pertahanan, dan diplomasi pertahanan dengan penekanan pada peningkatan kapasitas dalam ekspor.

Rahbar: Kesepakatan Tak Masalah, Selama Tak Sentuh Infrastruktur Nuklir

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar dalam pertemuan dengan sejumlah ilmuwan berprestasi, pakar dan pejabat industri nuklir Iran menyebut industri nuklir sebagai kunci kemajuan Iran di berbagai bidang.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Minggu (11/6/2023) di hadapan semua pihak yang terkait dengan industri nuklir Iran, mengatakan, "Beberapa tahun silam, para direktur dan pegiat industri nuklir Iran, telah menciptakan infrastruktur-infrastruktur penting. Anda harus berhati-hati infratruktur-infrastruktur ini jangan sampai disentuh."

Rahbar menambahkan, "Industri nuklir baik dari sisi kemajuan dan kemampuan negara di bidang teknologi, ekonomi, kesehatan dan selainnya yang membawa kebanggaan bagi negara, dan membuat hidup lebih mudah bagi masyarakat, juga penting dari sisi bobot politik global dan internasional bagi negara."

Lebih lanjut Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Banyak pihak di berbagai bidang baik itu pemerintah negara-negara yang merupakan pihak lawan perundingan Iran, maupun Badan Energi Atom Internasional, IAEA sendiri, mengumbar janji-janji, tapi tidak menepatinya, berulangkali, memberi janji-janji yang tidak bisa dipenuhi, menumbuhkan ketidakpercayaan."

"Oleh karena itu, salah satu capaian dari tantangan 20 tahun ini adalah kita menyadari bahwa kita tidak bisa mempercayai janji-janji dan kata-kata mereka," ujar Rahbar.

Ia menegaskan, "Dalih senjata nuklir adalah kebohongan, dan mereka sendiri tahu, kita berdasarkan asas Islam, tidak ingin menguasai senjata nuklir, meskipun jika tidak ada larangan agama sekalipun, mereka tetap tidak akan bisa mencegahnya, dan sampai sekarang mereka tidak mampu mencegah kemajuan nuklir kita."

Ayatullah Khamenei melanjutkan, "Jika Anda menginginkan Iran yang kuat, jika semua warga mencintai Iran, jika setiap warga mencintai Republik Islam Iran, jika setiap orang mencintai rakyat, dan menginginkan kekuatan negara ini, maka semua harus mementingkan upaya dan aktivitas ilmu pengetahuan, penelitian, industri dan pekerjaan yang dilakukan di bidang ini, dan menganggapnya kredibel." 

Kapal-Kapal IRGC Kini Dilengkapi Rudal Berjarak Tempuh 2.000 km

Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC mengatakan, untuk pertama kalinya rudal-rudal vertikal berjarak tempuh 2.000 kilometer dipasang di kapal-kapal IRGC.

Laksamana Alireza Tangsiri, Senin (12/6/2023) menuturkan, "Di era Rezim Shah, jarak tempuh rudal Iran, paling jauh adalah 40 kilometer, tapi sekarang jarak tempuh rudal kami paling pendek 40 kilometer. Selain itu, di masa Rezim Shah, untuk setiap rudal didatangkan seorang penasihat militer ke Iran, dan mereka berlaku layaknya raja di negara ini, serta punya hak untuk berbuat apa pun."

Ia menambahkan, "Saat ini, kami memproduksi sendiri kapal-kapal dan rudal, semua orang yang menyaksikan peralatan dan kekuatan militer kami, satu suara bahwa mereka tidak mengira Iran, bisa melakukan semua ini, dan bisa sampai ke level ini."

Menurut Laksamana Tangsiri, seluruh kemajuan Iran, dicapai di saat negara ini berada di bawah tekanan sanksi berat, dan hal ini menimbulkan perasaan di dalam diri setiap orang bahwa "kita bisa".

"Berkat bantuan Tuhan, kami berhasil mencapai level yang di dalamnya kami bisa mengambil sejumlah lompatan besar di bidang persenjataan militer, dan masuk jajaran negara unggul di kawasan," imbuhnya.

Komandan AL IRGC menegaskan, "Untuk pertama kalinya rudal-rudal vertikal, dan rudal-rudal berjarak tempuh 2.000 kilometer dipasang pada kapal-kapal kami. Musuh tahu apa yang kami lakukan, oleh karena itu mereka berusaha menjegal upaya kami, dan menciptakan kesulitan bagi kami."

Kemlu Iran: Tak Ada Kesepakatan Sementara soal Pencabutan Sanksi

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyebut landasan perundingan pencabutan sanksi, adalah kesepakatan yang sudah ditandatangani sebelumnya.

Nasser Kanaani, Senin (12/6/2023) dalam jumpa persnya mengatakan, "Spekulasi yang muncul di media terkait kesepakatan sementara dan pengganti kesepakatan nuklir JCPOA, tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya."

Kanaani juga menjelaskan soal spekulasi pertukaran pesan antara Iran dan Amerika Serikat, seputar berlanjutnya perundingan pencabutan sanksi.

"Iran menjadikan kebijakan netralisasi sanksi dengan bersandar pada kapasitas dalam negeri, dan hubungan luas dengan negara-negara tetangga, sebagai agenda utamanya, akan tetapi tidak pernah meninggalkan proses diplomatik sebagai upaya pencabutan sanksi," papar Kanaani.

Ia menambahkan, "Pertukaran pesan dan negosiasi diplomatik dengan pihak-pihak seberang di berbagai level melalui negara perantara dan negara sahabat terus berlanjut, dan untuk menjamin kepentingan nasional semaksimal mungkin, Iran tidak pernah meninggalkan perundingan, dan selalu siap untuk mencapai hal itu."

Menurut Jubir Kemlu Iran, pemerintah Tehran sejak awal punya kebijakan terkait JCPOA, dan di setiap kesepakatan, arahan tegas Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, kepentingan nasional, konstitusi dan sikap pantang mundur dari garis merah, menjadi perhatian tim juru runding Iran, dan proses ini akan dilanjutkan sampai hasil dicapai.

Iran dan Venezuela Makin Mesra, Ini Buktinya

Pemerintah Republik Islam Iran dan Venezuela menandatangani 19 dokumen kerja sama pada hari Selasa, 13 Juni 2023.

Penandatangan belasan dokumen kerja sama tersebut dilakukan di hadapan Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Di antara kerja sama yang ditandatangani adalah kerja sama di sektor teknologi komunikasi dan informasi, energi, asuransi, transportasi laut, pendidikan tinggi, pertanian, kedokteran dan kedokteran, pertukaran budaya, serta pengembangan kerja sama mineral.

Presiden Venezuela dalam pertemuan dengan Presiden Iran memuji sejarah hubungan strategis antara Tehran dan Caracas. Dia menegaskan tekad pemerintahannya untuk memulai babak baru upaya dan tindakan untuk memperluas hubungan dengan Republik Islam Iran.

"Di dunia baru yang sedang terbentuk, imperialisme sedang runtuh dan negara-negara yang mereka lawan dan berdiri melawan arogansi global berada di ambang kemenangan," ujarnya.

Presiden Republik Islam Iran, memimpin delegasi politik dan ekonomi ke Venezuela, Nikaragua dan Kuba di Amerika Latin, untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara sahabat.

Caracas menjadi tujuan pertama dari perjalanan lima hari Presiden Iran ke kawasan Amerika Latin.

"Kapasitas timbal balik yang beragam antara Iran dan Venezuela mengharuskan perjanjian antara kedua negara dilaksanakan secepat mungkin dan hubungan di antara mereka ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi," kata Raisi dalam konferensi pers pada hari Senin (12/6/2023).

Raisi menggambarkan hubungan Iran dan Venezuela sebagai strategis, dan menjelaskan, berbagai kapasitas timbal balik membutuhkan kesepakatan kedua negara untuk dilaksanakan secepat mungkin dan hubungan bilateral harus ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi.

Presiden Iran lebih lanjut menyinggung kemampuan negaranya di bidang ekspor layanan teknik dan pengolahan produk pertanian dan mineral.

"Bangsa Iran telah memperoleh pengalaman berharga dan prestasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan melawan sistem dominasi global dan siap membagikannya dengan Venezuela dalam mengatasi sanksi," ujarnya.

Raisi menekankan jalur pelayaran yang lebih aktif antara Iran dan Venezuela, dan memandang perluasan kerja sama di bidang industri, pertambangan, energi dan moneter dan perbankan sebagai penting untuk memperdalam dan memperkuat hubungan kedua negara.

Ekspor Iran Ke Venezuela Tembus 3,5 Miliar Dolar

Wakil Menteri Urusan Ekonomi Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengumumkan nilai ekspor Iran ke Venezuela menembus 3,5 miliar dolar.

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi tiba di Managua setelah akhir perjalanannya ke Venezuela, untuk mengembangkan dan memperdalam hubungan dengan Nikaragua.

Mehdi Safari, Wakil Menteri Urusan Ekonomi Kementerian Luar Negeri Iran hari Rabu (13/6/2023) mengatakan bahwa kesepakatan antara Iran dengan Venezuela selama kunjungan Presiden Sayid Ebrahim Raisi ke Amerika Latin sebagai titik awal transformasi hubungan politik dan ekonomi Iran dengan kawasan ini.

"Di berbagai sektor energi, pembangunan kilang minyak bumi, peralatan telekomunikasi, teknologi nano, berbagai sektor industri, manufaktur perakitan dan mobil, manufaktur traktor dan yang paling penting 27 perjanjian telah ditandatangani di sektor farmasi dan peralatan medis, pembangkit listrik siklus gabungan, dan layanan,"ujar Safari.

"Tekad Iran untuk membangun kembali hubungan komersial dan ekonomi dengan Amerika Latin sangat serius," tegasnya.

Wakil Menteri Bidang Ekonomi Kementerian Luar Negeri Iran menekankan, "Tambang batu, emas, dan besi di Venezuela akan dieksploitasi dengan partisipasi Iran, dan lini produksi obat serta nanoteknologi menjadi beberapa program Iran lainnya di Amerika Latin, khususnya Venezuela."

Raisi: Persamaan Revolusi Iran dan Nikaragua, Menegakkan Keadilan !

Presiden Republik Islam Iran mengatakan, menuntut kemerdekaan, kebebasan dan menegakkan keadilan adalah titik persamaan revolusi rakyat Iran dan Nikaragua.

Sayid Ebrahim Raisi, Selasa (13/6/2023) petang tiba di bandara Augusto C. Sandino, Managua, Nikaragua, setelah menyelesaikan kunjungan ke Venezuela, dan disambut oleh sejumlah menteri Nikaragua.


Setibanya di Nikaragua, Presiden Iran mengatakan, "Negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat, harus menghormati pemerintahan-pemerintahan yang dipilih rakyat, tapi yang terjadi malah sebaliknya."


Presiden Iran di hadapan Presiden dan para pemuda Nikaragua yang menyambutnya, menyoroti bersamaannya kemenangan Revolusi Islam Iran dan Revolusi Nikaragua serta pengaruh dua revolusi ini terhadap para pejuang nasional perang melawan imperialisme di dua negara.


Menurut Raisi, perlawanan rakyat Nikaragua atas ketamakan dan penjajahan, adalah kunci kemenangan bangsa ini, dan menuntut kemerdekaan, kebebasan serta menegakkan keadilan adalah titik persamaan Revolusi Islam Iran dan Revolusi Nikaragua.


"Republik Islam Iran adalah sebuah pemerintahan demokratis, dan 44 tahun setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, suara rakyat selalu membentuk  seluruh institusi yang ada di Republik Islam," ujarnya.


Raisi menegaskan, "Revolusi Iran dan Nikaragua memiliki akar yang kuat dalam memerangi dominasi adidaya dunia terutama AS yang selalu memaksakan kehendaknya kepada pihak lain."


Di sisi lain, Presiden Nikaragua menilai keinginan mendominasi adalah bagian dari substansi imperialisme. Menurutnya, para penjajah dengan dalih hak asasi manusia dan demokrasi, menekan negara-negara merdeka, tapi Nikaragua tetap berdiri melawan mereka sekuat tenaga.


Daniel Ortega memuji pahlawan nasional dua negara, mengecam kejahatan AS atas Jenderal Qassem Soleimani, dan menghormati para pahlawan Iran, yang gugur dalam perang melawan terorisme dengan mengheningkan cipta satu menit, lalu menutup pidatonya dengan meneriakkan "Hidup Iran", "Hidup Jenderal Soleimani". 

Pertahanan Udara Iran Kini Dilengkapi Rudal dan Radar Canggih

Komandan Angkatan Udara Militer Iran, mengabarkan bahwa kini Pasukan Pertahanan Udara sudah dilengkapi dengan sistem rudal dan radar canggih.

Brigjen Alireza Sabahi Fard, Rabu (14/6/2023) mengatakan, "Kecerdasan para ilmuwan dan teknisi Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran, membuahkan desain, pengembangan dan produksi massal sistem pertahanan udara yang jika dibandingkan dengan produk asing pada level kualitas, dan akurasi operasi yang sama, memiliki biaya perawatan serta perbaikan yang lebih terjangkau."

Ia menambahkan, "Seluruh pergerakan objek-objek terbang asing terus diamati dan diidentifikasi siang dan malam, dan kemampuan luar biasa pasukan penjaga perbatasan udara Iran, menyebabkan stabilitas keamanan negara di arena internasional."

Komandan AU Militer Iran menegaskan, "Radar dan rudal Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran, mampu bersaing dengan negara lain, dan menghasilkan kinerja tinggi pada peralatan pertahanan udara yang sedang dikembangkan oleh para ahli muda dalam negeri Iran, siang dan malam." 

Sekjen Jihad Islam Palestina Bertemu Rahbar, Ini yang Dibicarakan

Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina Ziyad al-Nakhalah dan delegasi yang menyertainya bertemu Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Tehran pada hari Rabu sore, 14 Juni 2023.

"Rezim Zionis sekarang berada dalam posisi bertahan dan putus asa karena tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam menghadapi kekuatan perlawanan yang semakin meningkat di Palestina," kata Rahbar kepada al-Nakhalah dan delegasi yang menyertainya.

Ayatullah Khamenei menekankan bahwa mencapai tujuan yang besar akan membutuhkan pengambilan risiko.

"Hari ini, dengan rahmat Allah SWT, kekuatan dan wibawa kelompok-kelompok perlawanan Palestina dan Jihad Islam Palestina telah meningkat dari hari ke hari dan kegagalan rezim Zionis dalam pertempuran 5 hari membuktikan hal itu," tambahnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menuturkan, Jihad Islam Palestina keluar dengan sukses dari ujian yang diberikannya dalam pertempuran di Jalur Gaza baru-baru ini.

"Sekarang kondisi rezim Zionis telah berubah dibandingkan dengan 70 tahun yang lalu dan para pemimpin rezim Zionis benar-benar khawatir tidak akan melihat keberadaan rezim ini dalam peringatan kedelapan puluh tahunnya," ujarnya,

Ayatullah Khamenei menekankan bahwa Jihad Islam dan kelompok-kelompok perlawanan Palestina lainnya telah menemukan bahwa kunci untuk mencapai kemenangan dalam pertempuran melawan rezim Zionis adalah perlawanan.

"Meningkatnya kekuatan kelompok-kelompok perlawanan di Tepi Barat adalah kunci untuk membawa musuh, Zionis bertekuk lutut, dan jalan ini harus dilanjutkan," tegasnya.

Rahbar lebih lanjut mengapresiasi tindakan kelompok-kelompok Palestina untuk menjaga persatuan di bidang politik dan di medan perang.

Ayatullah Khamenei juga menegaskan kelanjutan dukungan Republik Islam Iran kepada rakyat Palestina dan perjuangan bersenjata mereka.

Sementara itu Sekjen Jihad Islam Palestina mengapresiasi dukungan terus-menerus Iran untuk rakyat Palestina dan perjuangan mereka.

Al-Nakhalah menyampaikan laporan tentang perkembangan terkini di Palestina yang diduduki, terutama kegagalan rezim Zionis dalam perang 5 hari di Gaza dan situasi di Tepi Barat serta keunggulan kelompok-kelompok perlawanan di wilayah itu.

"Jihad Islam keluar dari perang di Gaza dengan bangga dan kami berharap untuk segera melihat kemenangan akhir dan pembebasan al-Quds Sharif ", pungkasnya.

Delegasi Iran dan Nikaragua Bertemu dan Teken Dokumen Kerja Sama 

Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi dan Presiden Nikaragua Daniel Ortega berserta delegasi masing-masing berdialog dan menandatangani dokumen-dokumen kerja sama bilateral pada hari Rabu, 14 Juni 2023.

Sebelumnya, Ortega menyambut kunjungan Raisi dan delegasi tingkat tinggi politik dan ekonomi Iran segera tiba di Managua pada hari Selasa, 13 Juni 2023.

Ortega menyambut Raisi dan delegasi tingkat tinggi ekonomi dan politik Iran dalam upacara resmi yang digelar di Olof Palme Convention Center. Raisi mengunjungi Nikaragua setelah berkunjung ke Venezuela.

Usai upacara, kedua presiden memberikan sambutan sekilas sebelum melakukan pembicaraan bilateral segera sesudahnya.

Presiden Iran di hadapan Presiden dan para pemuda Nikaragua yang menyambutnya, menyoroti bersamaannya kemenangan Revolusi Islam Iran dan Revolusi Nikaragua serta pengaruh dua revolusi ini terhadap para pejuang nasional perang melawan imperialisme di dua negara.

Menurut Raisi, perlawanan rakyat Nikaragua atas ketamakan dan penjajahan, adalah kunci kemenangan bangsa ini, dan menuntut kemerdekaan, kebebasan serta menegakkan keadilan adalah titik persamaan Revolusi Islam Iran dan Revolusi Nikaragua.

"Republik Islam Iran adalah sebuah pemerintahan demokratis, dan 44 tahun setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, suara rakyat selalu membentuk  seluruh institusi yang ada di Republik Islam," ujarnya.

Raisi menegaskan, "Revolusi Iran dan Nikaragua memiliki akar yang kuat dalam memerangi dominasi adidaya dunia terutama Amerika Serikat (AS) yang selalu memaksakan kehendaknya kepada pihak lain."

Di sisi lain, Presiden Nikaragua menilai keinginan mendominasi adalah bagian dari substansi imperialisme. Menurutnya, para penjajah dengan dalih hak asasi manusia dan demokrasi, menekan negara-negara merdeka, tapi Nikaragua tetap berdiri melawan mereka sekuat tenaga.

Daniel Ortega memuji pahlawan nasional dua negara, mengecam kejahatan AS atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, dan menghormati para pahlawan Iran, yang gugur dalam perang melawan terorisme dengan mengheningkan cipta satu menit, lalu menutup pidatonya dengan meneriakkan "Hidup Iran", "Hidup Jenderal Soleimani".

Khatib Jumat Tehran: Teknologi Nuklir Naikkan Bobot Politik Iran

Khatib Salat Jumat Tehran, mengatakan industri nuklir telah menaikkan bobot politik dan internasional Iran, dan hari ini Iran, masuk jajaran negara maju di bidang industri dan teknologi nuklir, bidang militer dan pertahanan, dan bidang-bidang lain.

Hujatulislam Kazem Sedighi, Jumat (16/6/2023) dalam khutbah Salat Jumat di kota Tehran menyoroti kemajuan industri nuklir Iran, dan penekanan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar atas berlanjutnya kemajuan di bidang ini.

Ia menuturkan, "Rahbar menganggap kemajuan di bidang nuklir sebagai faktor kemuliaan, pasalnya industri nuklir damai memiliki kaitan dengan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat."

Menurut Hujatulislam Kazem Sedighi, para ilmuwan nuklir Iran, didominasi oleh kalangan muda yang memiliki potensi-potensi yang sangat besar.

Pada saat yang sama, Khatib Jumat Tehran menyinggung kebijakan memperluas hubungan Iran, dengan negara-negara tetangga, dan lawatan Presiden Iran ke sejumlah negara Amerika Latin.

"Kunjungan Presiden Iran, ke Amerika Latin, wilayah yang pernah menjadi halaman belakang Amerika Serikat, membawa banyak pesan," ujar Sedighi.

Di bagian lain khutbahnya, Hujatulislam Kazem Sedighi menjelaskan tentang pemulihan hubungan politik dan kekonsuleran antara Iran dan Arab Saudi.

Ia menegaskan, "Hari ini, Saudi dan negara-negara kawasan sampai pada kesimpulan bahwa menjalin hubungan dengan Iran, dapat menciptakan keamanan, kemuliaan dan kekuatan, di saat yang sama, pihak asing terutama AS, berkesimpulan bahwa sekarang sudah tidak ada tempat lagi baginya di kawasan."

Iran-Mesir akan Bentuk Komisi Pulihkan Hubungan

Media Arab Saudi, Al-Arabiya melaporkan bahwa Iran dan Mesir mencapai kesepakatan awal tentang pembentukan komisi untuk memulihkan hubungan dan koordinasi keamanan.

Iran dan Mesir, sebagai dua negara sentral dunia Islam, terletak di dua kawasan sensitif dan strategis. Mesir dan Iran dianggap sebagai bagian dari fondasi peradaban dunia, dan budaya kedua negara ini telah dan terus menjadi faktor yang berpengaruh dan menonjol, tetapi tren politik selalu menyebabkan adanya jarak dalam hubungan kedua negara ini.

Al-Arabiya dalam laporannya hari Jumat (16/6/2023) tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana komisi Iran-Mesir dibentuk untuk memulihkan hubungan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Hossein Amirabdollahian menyatakan bahwa ada saluran komunikasi langsung dan resmi antara Iran dan Mesir, dan berharap akan ada langkah serius dalam hubungan kedua negara.

Menteri Luar Negeri Iran mengatakan bahwa kantor perwakilan dilpomatik Mesir beroperasi di Tehran, dan sebaliknya, perwakilan diploamtik Iran juga beroperasi di Kairo, meskipun  kedua negara belum membuka kedutaannya masing-masing.

Mohammad Hossein Soltanifar, Kepala Kantor Perlindungan Kepentingan Republik Islam Iran di Mesir, mengatakan,  "Kami mencoba untuk meningkatkan level hubungan politik antara Iran dan Mesir hingga ke tingkat kedutaan,"

Presiden Iran dan Kuba akan Bentuk Komisi Kerja Sama Teknologi

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel menyambut hangat kunjungan Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi ke Havana pada hari Kamis, 15 Juni 2023. Keduanya membicarakan kemampuan Iran di bidang nanoteknologi dan kemampuan Kuba di bidang bioteknologi.

Keduanya sepakat untuk membentuk komisi bersama kerja sama teknologi antara kedua negara untuk saling melengkapi kerja sama di bidang tersebut.

Selama kunjungan resminya ke Kuba, Raisi menghadiri pertemuan bersama delegasi tingkat tinggi kedua negara dan mengusulkan pembentukan komisi bersama untuk kerja sama teknologi yang saling melengkapi.

Pada awal pidatonya, Presiden Iran memberikan penghormatan kepada rakyat Kuba yang tahan dan sabar dalam segala kondisi dan penghormatan kepada para pahlawan nasional negara ini serta semua orang yang kehilangan nyawanya demi kemerdekaan dan kebebasan Kuba.

"Pada tahun-tahun sejak kemenangan Revolusi Islam, hubungan antara kedua negara selalu berkembang, dan terutama dalam beberapa tahun terakhir dan selama pandemi Virus Corona, kerja sama yang konstruktif terjalin antara Republik Islam Iran dan Kuba," ujarnya.

Menurut Raisi, Iran dan Kuba memiliki landasan bersama yang penting, termasuk dalam memperjuangkan kemerdekaan.

"Iran siap bekerja sama dengan semua negara, tetapi jika suatu negara bertindak bertentangan dengan kepentingan bangsa kita, kita akan menentang dan melawannya," tegasnya.

Raisi juga menyinggung perlawanan bangsa Iran terhadap sanksi dan tekanan ekstensif.

"Iran menganggap hubungan dengan negara-negara merdeka dan independen sebagai salah satu cara untuk mengatasi sanksi," tuturnya.

Raisi menuturkan, saya berharap kunjungan saya ke Kuba, dan kunjungan Anda ke Iran dalam waktu dekat dapat menjadi langkah efektif dalam mengembangkan hubungan kedua negara.

"Aktivasi Komisi Bersama Kerja Sama Ekonomi kedua negara dapat memberikan solusi yang lebih cepat untuk implementasi perjanjian," kata Raisi.

Presiden Iran lebih lanjut menekankan bahwa Amerika Serikat dan kekuatan-kekuatan penindas tidak dapat berbuat apa-apa terhadap negara-negara merdeka.

"Kerja sama kita di jalan menuju kemajuan dapat menciptakan harapan di negara-negara merdeka, dan keputusasaan bagi hegemoni," tambahnya. .

Sementara itu, Presiden Kuba menyambut kedatangan Presiden Iran dengan hangat.

"Kunjungan Anda ke Kuba bermakna dan bukti adanya seperangkat nilai dan pandangan yang sama antara kedua negara," kata Miguel Diaz-Canel.

Dia melanjutkan, tiga negara yang Anda pilih sebagai tujuan perjalanan regional Anda memiliki hubungan yang berarti dengan Revolusi Iran.

"Saya yakin kunjungan Anda ke Kuba akan menjadi titik balik dalam sejarah hubungan kedua negara," pungkasnya.

Sejak kemenangan Revolusi Islam, Iran telah menjalin hubungan baik dengan beberapa negara di kawasan Amerika Latin, seperti Venezuela, Nikaragua, Kuba dan Bolivia, yang memiliki sejarah panjang melawan imperialisme dan arogansi global yang dipimpin oleh AS.

Tags