Iran Aktualita, 11 November 2023
Perkembangan di Iran dalam sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting seperti; Presiden Iran: AS Jegal Gencatan Senjata di Gaza.
Selain itu, masih ada isu-isu lain di antaranya;
- Iravani: Iran Belum Bertindak terhadap Pasukan AS di Suriah dan Irak
- Ditemui PM Irak, Rahbar: Tekanan atas AS dan Rezim Zionis Harus Ditingkatkan
- Presiden Iran Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera
- Iran Kecam Statemen Menteri Zionis tentang Serangan Bom Nuklir di Gaza
- IRGC Tak akan Biarkan Negara Mana pun Unjuk Kekuatan di Teluk Persia
- Komandan AL IRGC: Kami Lengkapi Drone dengan Kecerdasan Buatan
- Menlu Iran Puji Aksi Besar-Besaran Rakyat Indonesia Dukung Palestina
- Raisi: Kejahatan Rezim Zionis dengan Dukungan Amerika Harus Dihentikan !
Presiden Iran: AS Jegal Gencatan Senjata di Gaza
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi menyatakan bahwa Amerika Serikat menjegal gencatan senjata di Gaza, dan saat ini dunia harus mengetahui wajah Amerika yang sebenarnya.
Menanggapi serangan biadab dan kriminal yang dilakukan rezim Zionis terhadap rakyat Gaza, Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi melakukan serangkaian langkah diplomatik melalui kontak telepon dengan para pemimpin negara-negara Islam, termasuk menghadiri pertemuan luar biasa para pemimpin negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi.
Pada hari Sabtu (11/11/2023), Presiden Republik Iran berangkat ke Arab Saudi untuk menghadiri pertemuan luar biasa para pemimpin Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Sebelum meninggalkan bandara Mehrabad menuju Arab Saudi, Presiden Iran menjelaskan tujuan perjalanannya ke Arab Saudi dengan mengatakan,"Semua orang yang memahami dan memikirkan masalah di dunia, jutaan orang turun ke jalan meneriakan aksi penindasan yang dilakukan rezim Zionis dengan dukungan Amerika dalam genosida di Gaza. Sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan dan sebuah contoh sempurna dari kejahatan perang. Teriakan mereka keras bergema,".
"Bahan bakar mesin perang untuk melakukan kejahatan di Gaza, dan bahan bakar ini disediakan oleh Amerika. Mesin perang ini dimiliki dan dilakukan Amerika," ujar Raisi.
Presiden Republik Iran menegaskan bahwa isu Palestina dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) adalah filosofi utama pendiriannya dan semua pimpinan harus mengikuti pekerjaan ini dengan serius.
Iravani: Iran Belum Bertindak terhadap Pasukan AS di Suriah dan Irak
Amir Saeid Iravani, Duta Besar Iran untuk PBB memandang semua klaim Amerika Serikat dalam suratnya kepada Dewan Keamanan PBB tidak berdasar, dan mengatakan, "Republik Islam Iran tidak pernah terlibat dalam tindakan atau serangan apa pun terhadap kekuatan militer Amerika di Suriah dan Irak,".
Menurut IRNA, Amir Saeed Iravani, Duta Besar dan Wakil Tetap Iran untuk PBB, dalam suratnya kepada Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB dan Presiden Dewan Keamanan hari Selasa (7/11/2023) mengatakan, "Upaya Amerika Serikat untuk menggunakan dan mengandalkan hak membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB guna melegitimasi tindakan militer ilegal yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur penting di Suriah tidak memiliki dasar hukum dan validitas, serta merupakan tindakan yang sewenang-wenang dan tidak benar dalam interpretasi Pasal 51 piagam PBB,".
"Tujuan yang jelas dari klaim tidak berdasar tersebut untuk membenarkan pelanggaran terus-menerus terhadap hukum internasional dan Piagam PBB oleh Amerika Serikat di Suriah," ujar Iravani.
Amerika Serikat harus menghentikan tindakan ilegalnya, dan mengakhiri pendudukan ilegalnya, serta memenuhi kewajiban hukum internasionalnya, termasuk resolusi Dewan Keamanan yang relevan, yang mewajibkan semua negara anggota untuk mendukung dan menghormati kedaulatan nasional, kemerdekaan dan integritas wilayah Suriah. Hal ini demi kepentingan perdamaian dan keamanan regional dan internasional," tegasnya.
Iravani juga menekankan bahwa kehadiran Republik Islam Iran di Suriah sepenuhnya sah dan merupakan tanggapan atas permintaan resmi pemerintah Suriah untuk memerangi terorisme.
Dubes Iran untuk PBB menjelaskan sikap Iran yang menekankan komitmennya untuk menghormati kedaulatan nasional, integritas wilayah, persatuan dan kemerdekaan politik Suriah.
Ditemui PM Irak, Rahbar: Tekanan atas AS dan Rezim Zionis Harus Ditingkatkan
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, menegaskan peningkatan tekanan politik negara-negara Muslim, atas Amerika Serikat dan Rezim Zionis untuk menghentikan pembunuhan rakyat Gaza.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Senin (6/11/2023) saat bertemu Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia Al Sudani, mengatakan, "Irak sebagai negara penting di kawasan Asia Barat, dapat memainkan peran khusus dalam hal ini, dan menciptakan sebuah garis baru di Dunia Arab, dan Dunia Islam."
Rahbar juga mengapresiasi sikap baik dan kuat pemerintah serta rakyat Irak, dalam mendukung rakyat Gaza, dan menyoroti kondisi menyedihkan di Gaza, serta terlukanya hati setiap manusia merdeka menyaksikan kejahatan dan kekejaman ini.
"Di hari-hari pertama serangan Rezim Zionis, seluruh indikasi dan bukti-bukti yang ada menunjukkan keterlibatan langsung Amerika Serikat, dalam mengendalikan peperangan, dan semakin lama perang berlangsung, semakin jelas dan kuat pula indikasi-indikasi keterlibatan langsung AS, dalam mengarahkan kejahatan-kejahatan Rezim Zionis," paparnya.
Menurut Ayatullah Khamenei, seandainya tidak ada bantuan-bantuan senjata, dan politik AS, maka Rezim Zionis, tidak akan bisa melanjutkan kejahatannya.
Ia menegaskan, "Orang-orang Amerika, benar-benar terlibat dalam kejahatan-kejahatan yang dilakukan Rezim Zionis, terhadap penduduk Gaza."
Pada saat yang sama, Rahbar menjelaskan, "Meski melakukan pembantaian luas di Gaza, namun sampai sekarang Rezim Zionis, adalah pecundang asli dalam peristiwa ini, pasalnya ia tidak mampu memulihkan reputasinya yang hilang, dan di masa depan pun ia tidak akan mampu melakukannya."
Ayatullah Khamenei juga menekankan upaya komprehensif untuk meningkatkan tekanan politik terhadap AS, dan Rezim Zionis, dalam rangka menghentikan pemboman di Gaza.
"Republik Islam Iran, dan Irak, dengan koordinasi bersama dua negara, dapat memainkan perang penting, dan berpengaruh dalam masalah ini," imbuh Rahbar.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, juga menyinggung kerja sama bilateral Irak dan Iran, di berbagai bidang termasuk di bidang ekonomi, dan keamanan.
Ia menerangkan, "Kita harus berhati-hati tindak lanjut kesepakatan-kesepakatan harus dilakukan berdasarkan motivasi awal, dan tidak boleh mengalami perlambatan."
Selain itu, Rahbar berterimakasih atas sambutan dan pelayanan serta penjagaan keamanan yang dilakukan pemerintah dan rakyat Irak, selama digelarnya pawai Arbain Imam Hussein as.
Presiden Iran Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera
Presiden Republik Islam Iran menekankan perlunya gencatan senjata di Jalur Gaza sesegera mungkin, dengan mengatakan, "Kejahatan mengerikan yang dilakukan rezim Zionis, dengan dukungan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, di Jalur Gaza, merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida dan pembunuhan anak-anak,".
Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi, dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Irak, Mohammad Shia Al-Sudani di Tehran, hari Senin (6/11/2023) mengatakan bahwa penetapan gencatan senjata dan pengiriman bantuan ke Gaza segera harus dilakukan sebagai langkah yang tepat.
"Amerika mendorong rezim Zionis untuk membunuh dan melakukan tindakan kejam terhadap bangsa Palestina," kata Raisi
Mengenai klaim Amerika membantu gencatan senjata di Jalur Gaza sebagai sebuah kebohongan, Raisi mengungkapkan, "Amerika memveto resolusi yang diusulkan di Dewan Keamanan PBB, dan sebenarnya mendukung rezim Zionis untuk membunuh rakyat Palestina,".
Presiden Republik Islam Iran menambahkan, "Iran menyambut baik setiap tindakan dan kerja sama yang dilakukan di tingkat negara-negara Islam di tingkat kawasan maupun internasional untuk mencegah rezim Zionis dan dukungan Amerika membunuh orang-orang yang tertindas dan tidak bersalah di Gaza,".
Mengenai hubungan antara Iran dan Irak yang terjalin erat, Raisi mengungkapkan bahwa hubungan antara kedua negara berkembang dari hari ke hari dan kerja sama politik dan keamanan antara kedua negara adalah salah satu aspek terpenting dari hubungan kerja sama antara Tehran dan Baghdad.
Perdana Menteri Irak Mohammad Shia al-Sudani tiba di Tehran pagi ini sebagai kepala delegasi tingkat tinggi untuk bertemu dengan para pejabat Republik Islam Iran, dan setibanya di Bandara Mehrabad, ia disambut oleh Menteri Perminyakan Iran, Javad Owji.
Iran Kecam Statemen Menteri Zionis tentang Serangan Bom Nuklir di Gaza
Nasser Kanani, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras pernyataan salah satu menteri rezim Zionis di kabinet Benjamin Netanyahu yang mengusulkan serangan bom nuklir ke Gaza.
Nasser Kanani di jejaring sosial X hari Minggu (5/11/2023) mengatakan, "Kebrutalan rezim Zionis yang tak terbatas terhadap rakyat Palestina yang tertindas di Gaza dalam beberapa hari terakhir, dan ancaman hari ini yang disampaikan menteri kabinet rezim Zionis untuk menggunakan bom nuklir, adalah sebuah peringatan untuk seluruh dunia,".
"Dunia harus segera melawan rezim fasis dan rasis ini serta meminta pertanggungjawaban para pendukungnya," tulis Kanani.
Baru-baru ini, Amihai Eliyahu, Menteri Warisan Budaya Rezim Zionis berupaya menutupi kegagalan Israel dalam menghadapi perlawanan Palestina di Gaza, dan ketidakmampuan untuk membebaskan tahanan Zionis dari perlawanan, dengan mengatakan bahwa penggunaan bom nuklir di Gaza adalah satu-satunya solusi yang mungkin, dan perang harus mengorbankan para tawanan Israel sendiri.
Menanggapi permintaan Menteri Warisan Budaya Rezim Zionis untuk menyerang Jalur Gaza dengan bom atom, Perdana Menteri Rezim Zionis, Benjamin Netanyahu berusaha menghindari tanggung jawab atas pernyataan menterinya.
Netanyahu mengungkapkan bahwa pernyataan Amihai Eliyahu tentang menjatuhkan bom atom di Gaza tidak sesuai dengan kenyataan.
IRGC Tak akan Biarkan Negara Mana pun Unjuk Kekuatan di Teluk Persia
Komandan Angkatan Laut, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC mengatakan AL IRGC tak akan membiarkan negara mana pun unjuk kekuatan di Teluk Persia.
Laksamana Alireza Tangsiri, Rabu (8/11/2023) menuturkan, ancaman-ancaman sedang berubah, maka dari itu akademi-akademi militer Iran, harus bekerja dengan baik, dan membuat perencaan akurat untuk menghadapi ancaman-ancaman ini.
Ia menambahkan, "Kekuatan Republik Islam Iran, di laut, darat dan udara memberikan tekanan pada kekuatan-kekuatan politik musuh, dan memaksa mereka mundur. Pasukan AL IRGC tidak akan membiarkan negara mana pun untuk unjuk kekuatan di Teluk Persia."
Menurut Tangsiri, hari ini di arena maritim, dengan maksud supaya tidak kehilangan kesempatan, dan tidak dikejutkan oleh musuh, Iran harus menjaga kewaspadaan dan sikap visioner di pusat-pusat akademi militer, karenanya harus dibuat perencanaan terkait peluang dan ancaman yang dihadapi.
Komandan AL IRGC, menegaskan bahwa arena maritim di dunia merupakan arena yang penting, terutama bagi Republik Islam Iran, arena itu sangat penting.
"Negara-negara dunia jika ingin kuat, harus memanfaatkan semaksimal mungkin laut, dan salah satu tujuan Angkatan Bersenjata Iran adalah masalah ini," pungkasnya.
Komandan AL IRGC: Kami Lengkapi Drone dengan Kecerdasan Buatan
Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran mengatakan, "Kami mampu melengkapi drone dengan kecerdasan buatan, dan teknologi ini efektif dalam penerbangan dan akurasi penargetan serta penghindaran radar,".
Brigjen Alireza Tangsiri, Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran hari Selasa (7/11/2023) menjelaskan teknologi baru yang digunakan di Angkatan Laut IRGC, dengan mengatakan, "Di empat bidang utama navigasi, drone, rudal, dan kapal selama kami menggunakan teknologi dan sains baru, termasuk kecerdasan buatan,".
“Kami telah meningkatkan jangkauan dan akurasi rudal, serta melengkapi rudal tersebut dengan kecerdasan buatan,” ujar Tangsiri.
Komandan angkatan laut IRGC menekankan penguasaan peralatan dan sistem dengan teknologi terkini dengan menegaskan, "Kini, kami bangga bahwa semua rudal Iran dibuat di dalam negeri mulai dari kepala rudal hingga akhir,".
"Kami memproduksi UAV dalam waktu yang sangat singkat dengan mengubah ancaman menjadi peluang dan menggunakan teknologi baru," pungkasnya.
Menlu Iran Puji Aksi Besar-Besaran Rakyat Indonesia Dukung Palestina
Menteri Luar Negeri Iran, memuji besar-besaran rakyat Indonesia, dan pidato berani Menlu Indonesia, dalam mendukung Palestina. Menurutnya konsensus yang sudah terbentuk pada opini publik dunia untuk melawan Israel, tidak akan dapat diubah.
Hossein Amir Abdollahian, Minggu (5/11/2023) di akun media sosialnya mengunggah video aksi yang diklaim diikuti dua juta rakyat Indonesia, di Jakarta, untuk mendukung Palestina.
"Aksi besar-besaran jutaan rakyat Indonesia, untuk mendukung Palestina, dan pidato berani Menlu Indonesia Ibu Retno Marsudi, dalam aksi ini layak untuk dipuji," tulisnya.
Pada saat yang sama, Menlu Iran, menyebut konsensus yang sudah terbentuk dalam opini publik dunia untuk melawan Rezim Zionis, sudah tidak dapat diubah lagi.
Di sisi lain Menlu Iran, Hossein Amir Abdollahian, mengirimkan salam untuk rakyat Indonesia, dan seluruh manusia yang hati nuraninya sadar.
"Salam untuk Indonesia, salam untuk seluruh hati nurani yang bangkit," tegas Menteri Luar Negeri Iran.
Panitia pelaksana aksi bela Palestina di kawasan Monas, hari Minggu, seperti dikutip Jawa Pos, mengklaim peserta aksi ini diperkirakan lebih dari dua juta orang.
Raisi: Kejahatan Rezim Zionis dengan Dukungan Amerika Harus Dihentikan !
Presiden Republik Islam Iran menekankan bahwa kejahatan perang yang dilakukan rezim Zionis dengan dukungan Amerika Serikat di Gaza tidak boleh dibiarkan begitu saja dan harus dihentikan segera.
Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Støre, menyambut baik posisi negaranya dalam menghentikan perang dan pembunuhan warga sipil di Gaza sesegera mungkin.
Ia juga menekankan perlunya upaya internasional untuk mencabut blokade dan memberikan bantuan segera ke Gaza.
Raisi dalam kontak telpon dengan PM Norwegia menyatakan bahwa Hamas adalah pemerintah terpilih dan sah di Gaza, dan menyebut perang dengan Hamas adalah perang melawan demokrasi.
Mengenai kejahatan rezim Zionis di Gaza, presiden Iran mengungkapkan, "Seorang anak terbunuh di Gaza hampir setiap 10 menit. Ini contoh nyata dari kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida yang sangat mengerikan dengan dukungan senjata dan pengiriman peralatan dari Amerika Serikat," .
"Masuknya sejumlah negara Eropa menjadi pendukung rezim Zionis adalah bukti standar ganda Barat dan partisipasi terbuka negara-negara tersebut dalam kejahatan Zionis," ujar Raisi.
Menyinggung dikeluarkannya 180 resolusi menentang rezim Zionis di PBB, Presiden Iran menunjukkan tidak efektifnya resolusi tersebut dalam mengubah perilaku dan tindakan rezim Zionis.
Sementara itu, Perdana Menteri Norwegia dalam percakapan telepon ini menekankan bahwa Norwegia menyadari penting dan efektifnya peran Republik Islam Iran di kawasan.
"Kami ingin berinteraksi dengan Iran untuk menemukan solusi baru bagi penyelesaian krisis Palestina," tuturnya.