Iran Aktualita, 27 Januari 2024
(last modified Sat, 27 Jan 2024 12:45:31 GMT )
Jan 27, 2024 19:45 Asia/Jakarta
  • Rahbar Ayatullah Khamenei
    Rahbar Ayatullah Khamenei

Perkembangan di Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Begini Pesan Ayatullah Khamenei untuk Negara-Negara Muslim soal Gaza.

Selain itu, masih ada isu-isu lain seperti;

  • Presiden Iran Menekankan Pemutusan Hubungan Politik-Ekonomi dengan Zionis
  • Menlu Iran: Kami sudah Beri AS Peringatan Tegas soal Yaman
  • FATF Terima Tuntutan Iran
  • Menlu Iran: Rakyat Palestina Harus Memilik Hak untuk Memilih
  • Raisi: Kejahatan Terbaru Rezim Zionis Pasti akan Dibalas!
  • Serangan Udara Israel ke Damaskus, Empat Penasihat Militer IRGC Gugur
  • Iran Luncurkan Satelit ke Ketinggian 750 km di atas Permukaan Bumi

Begini Pesan Ayatullah Khamenei untuk Negara-Negara Muslim soal Gaza

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, mengatakan negara-negara Muslim, harus melakukan sesuatu yang mampu dilakukan terkait Gaza, yaitu memutus urat nadi kehidupan Rezim Zionis, dengan memutus hubungan politik dan ekonomi dengan rezim itu.

Image Caption

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (23/1/2024) dalam pertemuan dengan panitia penyelenggara Kongres 24 Ribu Syuhada Tehran, mengkritik kinerja pemerintahan negara-negara Muslim, terkait masalah yang sangat penting yaitu Gaza.

Rahbar menuturkan, "Terkadang sikap, dan statemen para pejabat negara-negara Muslim keliru, karena mereka berbicara sebuah masalah seperti gencatan senjata di Gaza, yang sebenarnya berada di luar kemampuan mereka, dan berada di tangan musuh keji Zionis."

Ia menambahkan, "Pemerintah negara-negara Muslim, harus melakukan sesuatu yang mampu dilakukannya yaitu memutus urat nadi kehidupan Rezim Zionis, dengan memutus hubungan politik, dan ekonomi dengan Rezim Zionis, dan tidak membantu rezim itu."

Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Meski kinerja pemerintah negara-negara Muslim, tidak memuaskan, dan sekalipun berada di antara semua kesulitan, namun sebagaimana disampaikan di dalam Al Quran, Allah Swt, bersama orang-orang Mukmin, dan di mana pun kita bersama Allah Swt, maka kemenangan pasti diraih."

Rahbar menegaskan, "Kemenangan rakyat Gaza sudah pasti, dan Allah Swt, akan menunjukkan kemenangan ini kepada umat Islam, dalam waktu dekat, dan hati setiap Muslim, terutama rakyat Palestina, dan Gaza, akan gembira."

Presiden Iran Menekankan Pemutusan Hubungan Politik-Ekonomi dengan Zionis

Presiden Republik Islam Iran menilai pemutusan hubungan politik dan ekonomi dengan rezim Zionis sebagai salah satu tindakan pencegahan yang paling efektif terhadap rezim tersebut.

Menurut laporan IRIB, Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis di Jalur Gaza pada hari Rabu (24/1) pada pertemuan ke-8 Dewan Tinggi Kerja Sama Ekonomi antara Iran dan Turki.

Presiden Raisi

Presiden Raisi menyatakan bahwa saat ini Palestina bukan hanya menjadi perhatian utama Iran, Turki dan dunia Islam, tapi juga menjadi perhatian seluruh umat manusia.

Menurutnya, Melawan kejahatan Zionis memerlukan tindakan pencegahan, dan dari sudut pandang Republik Islam Iran, memutus hubungan politik dan ekonomi dengan rezim ini adalah salah satu tindakan pencegahan yang paling efektif.

Raisi menyatakan bahwa yang lebih disesalkan daripada kejahatan rezim Zionis adalah dukungan AS dan Barat terhadap kejahatan ini dan sikap diam serta tidak adanya tindakan dari organisasi-organisasi internasional.

"Dukungan penuh Amerika Serikat terhadap kejahatan rezim Zionis, mengungkap wajah tanpa polesan negara ini dan membuktikan kepada semua bahwa meskipun mengklaim membela hak asasi manusia, Amerika tetap mendukung pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina yang tidak bersalah dan tidak berdaya di tangan Zionis," ungkap Presiden Raisi.

Presiden Republik Islam Iran menganggap situasi saat ini di Palestina sebagai bukti terbaik atas ketidakadilan tatanan dunia saat ini, dan menekankan perlunya mengubah struktur tatanan internasional saat ini dan menggantinya dengan tatanan yang adil.

"Kerja sama Iran dan Turki dalam hal ini akan efektif dan bermanfaat," Pungkas Raisi.

Menlu Iran: Kami sudah Beri AS Peringatan Tegas soal Yaman

Menteri Luar Negeri Iran mengaku sudah menyampaikan pesan dan peringatan serius kepada Amerika Serikat, bahwa serangan ke Yaman, mengancam perdamaian dan keamanan kawasan serta memperluas area perang.

Hossein Amir Abdollahian, Selasa (23/1/2024) di sidang Dewan Keamanan PBB di New York, mengatakan, "Kami katakan bahwa serangan bersama AS dan Inggris, ke beberapa lokasi di Yaman, mengancam perdamaian dan keamanan serta memperluas area perang."

abdollahian

Menlu Abdollahian

Ia menambahkan, di jam-jam pertama serangan AS dan Inggris, ke Yaman, foto satelit menunjukkan sekitar 230 kapal dagang dan kapal tanker bergerak di Laut Merah.

Menlu Iran menegaskan, "Ini artinya pesan orang-orang Yaman, diterima dengan baik bahwa hanya kapal-kapal yang menuju wilayah-wilayah Israel, yang dihentikan oleh Yaman."

Menurut Abdollahian, dalam pertemuan dengan Menlu Inggris, David Cameron, di Davos, Swiss, ia mengatakan dengan terbuka bahwa langkah Inggris, menyulut ketegangan di Laut Merah, dan menyerang Yaman, adalah kesalahan strategis.

"Israel sendiri yang di awal perang mengkhawatirkan meluasnya perang melawan Hizbullah, dan perlawanan di front utara. Mereka tahu Hizbullah, saat ini belum terjun ke dalam perang luas, tapi berhasil mengubah konstelasi yang menguntungkan Palestina, dan Gaza," paparnya.

Menlu Iran menjelaskan, Israel, mengancam karena takukt, sebagaimana disaksikan seluruh dunia, tidak ada yang bisa dibanggakan Israel, di Gaza, selain pembunuhan perempuan dan anak-anak serta perusakan.

FATF Terima Tuntutan Iran

Ketua Satuan Tugas Aksi Keuangan (FATF) mengumumkan pihaknya telah menerima tuntutan Iran mengenai perubahan standar terkait Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 kepada semua negara anggota jaringan anti pencucian uang global. ​

Setelah Sayed Ehsan Khandozi, Menteri Ekonomi dan Keuangan Iran mengirimkan surat protes kepada Ketua Satuan Tugas Aksi Keuangan (FATF) dan tindak lanjut Pusat Informasi Keuangan Republik Islam Iran untuk menghapus nama Iran dari rekomendasi nomor tujuh dan standar lembaga ini, akhirnya Ketua FATF menyatakan dalam surat resminya menerima permintaan Republik Islam Iran.

Ketua FATF mengumumkan amandemen dan perubahan standarnya terkait dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 kepada seluruh negara anggota dan jaringan anti pencucian uang global.

Isu ini mengungkapkan tuntutan pemerintah Iran dan Dewan Pencegahan Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme dengan pendekatan penegasan hak-hak bangsa Iran dari kelompok aksi keuangan khusus.

Sebelumnya, Menteri Perekonomian dan Keuangan Iran dalam surat protesnya kepada FATF menuntut agar nama Republik Islam Iran dihapus dari rekomendasi tujuh dan dokumen terkait lainnya dari lembaga tersebut sesuai dengan resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB.

Tujuh rekomendasi dari Satuan Tugas Aksi Keuangan (FATF) mengenai sanksi yang ditargetkan terkait dengan proliferasi senjata pemusnah massal mengharuskan negara-negara untuk menerapkan langkah-langkah seperti penyitaan dana dan aset orang-orang yang ditunjuk tanpa penundaan sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan Bangsa-Bangsa.

Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB menggantikan seluruh resolusi dewan ini sebelumnya mengenai program nuklir damai Iran dan juga telah menyetujui JCPOA.

Larangan terkait penjualan senjata ke Iran dicabut sesuai ketentuan Resolusi Dewan Keamanan 2231 pada 18 Oktober 2020.

Menlu Iran: Rakyat Palestina Harus Memilik Hak untuk Memilih

Menteri luar negeri Iran mengatakan, "Rakyat Palestina seharusnya mempunyai hak untuk memilih dengan bantuan PBB, yang dapat dilakukan dengan melakukan referendum dengan kehadiran seluruh warga Palestina."

Setelah kemenangan Revolusi Islam, Republik Islam Iran memberikan dukungan kepada negara-negara yang mencintai kebebasan, khususnya bangsa Palestina yang tertindas, dan dalam hal ini, menetapkan hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia oleh Imam Khomeini ra  juga menunjukkan pentingnya hal ini.

Selama lebih dari empat dekade Revolusi Islam, negarawan Iran selalu memberikan dukungan mereka terhadap negara-negara tertindas di dunia dan rakyat Palestina yang tertindas. Sebuah kebijakan yang dibarengi dengan opini publik di Iran, yang terungkap baik dalam deklarasi maupun aspek praktisnya.

Baru-baru ini, Republik Islam Iran sambil menekankan penghentian segera kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza, dan telah berulang kali mengumumkan bahwa Palestina harus diperintah oleh warga Palestina dari semua kelompok etnis dan bahwa negara lain tidak boleh ikut campur dalam urusan dalam negeri Palestina.

Terkait hal tersebut dan menurut IRNA, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, di sela-sela lawatannya ke New York untuk mengikuti pertemuan Dewan Keamanan PBB dan berbincang dengan Al-Monitor, menjelaskan diplomasi Iran terhadap permasalahan Palestina dan menilai Gaza pasca-perang sebagai isu yang sangat penting.

Sembari menekankan bahwa untuk Gaza pasca-perang pusat pengambilan keputusan harus berada di tangan para peimpin Palestina dan mengatakan, Dialog Palestina-Palestina harus dibentuk dan mereka akan belajar dari dialog-dialog ini untuk mencapai kesimpulan tentang bagaimana untuk memerintah Gaza dan Tepi Barat.

Amir-Abdollahian menilai Palestina mencakup seluruh kelompok Palestina yang mempunyai pemikiran berbeda dan menyatakan, Rakyat Palestina harus mempunyai hak untuk memilih dan model pilihan harus diciptakan dengan bantuan PBB.

Mengingat Arab Saudi telah menyatakan bahwa Palestina adalah prioritas utama mereka, Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, Tindakan Israel baru-baru ini telah membuat masalah normalisasi dengan rezim ini menjadi sulit dan rumit, dan negara yang ingin menormalisasi hubungan dengan Israel dalam situasi ini harus membayar harga mahal.

Raisi: Kejahatan Terbaru Rezim Zionis Pasti akan Dibalas!

Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Iran menanggapi pembunuhan lima penasihat militer terkemuka Iran di Suriah dengan menekankan bahwa Republik Islam tidak akan membiarkan kejahatan rezim Zionis berlalu begitu saja tanpa pembalasan. ​

ra

Image Caption

Serangan udara rezim Zionis di Suriah pada hari Sabtu (20/1/2024) menyebabkan sejumlah pasukan Suriah dan lima penasihat militer Republik Islam Iran gugur.

Hojatollah Omidvar, Ali Aghazadeh, Hossein Mohammadi, Saeed Karimi dan Mohammad Amin Samadi gugur dalam serangan jet tempur rezim Zionis di Suriah kemarin.

Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam pesan belasungkawa pada Sabtu malam atas pembunuhan pengecut terhadap lima penasihat terkemuka Iran oleh rezim Zionis, mengatakan, "Tidak diragukan lagi, kelanjutan tindakan teroris dan kriminal tersebut menunjukkan kegagalan dan semakin meningkatnya kegagalan rezim Zionis dalam mewujudkan tujuan jahatnya, sekaligus menampakkan keburukan dan kedalaman keputusasaan serta ketidakberdayaan mereka menghadapi para pejuang front perlawanan. Semua ini pasti akan dibalas oleh Republik Islam Iran,".

Seiring kegagalan rezim Zionis mencapai tujuan militer di Jalur Gaza, Israel beralih ke taktik membunuh para komandan perlawanan.

Selama beberapa pekan terakhir, Amerika Serikat dan rezim Zionis telah melakukan beberapa operasi teroris terhadap para komandan poros perlawanan.

Sayid Razi Mousavi, komandan Iran di Suriah; Wassam al-Tawil, komandan dan pejabat terkemuka di departemen operasi Hizbullah Lebanon; Saleh al-Arouri, Wakil Kepala Biro Politik Hamas, termasuk di antara komandan perlawanan yang gugur dalam serangan rezim Zionis baru-baru ini.

Serangan Udara Israel ke Damaskus, Empat Penasihat Militer IRGC Gugur

Humas Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, mengumumkan serangan jet-jet tempur Rezim Zionis, ke Damaskus, menyebabkan empat penasihat militer Iran, gugur.

Humas IRGC, Sabtu (20/1/2024) melaporkan, empat penasihat IRGC, pembela tempat-tempat suci dan sejumlah tentara Suriah, gugur dalam serangan jet-jet tempur Rezim Zionis, ke Damaskus, hari ini.

"Akibat agresi Rezim Zionis, dengan melancarkan serangan udara ke Damaskus, empat penasihat militer IRGC, dan pembela tempat-tempat suci, beserta sejumlah tentara Suriah, gugur syahid," kata Humas IRGC.

Humas IRGC menambahkan, "Kami mengucapkan selamat dan belasungkawa atas gugurnya Hojatollah Omidvar, Ali Aghazadeh, Hossein Mohammadi, dan Saeid Karimi, kepada Imam Zaman, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, keluarga para syuhada, dan jajaran komandan serta para pejuang poros perlawanan Islam."

Iran Luncurkan Satelit ke Ketinggian 750 km di atas Permukaan Bumi

Beberapa jam lalu satelit Soraya, berhasil di luncurkan ke ruang angkasa dengan peluncur Qaem 100, dan ini adalah pertama kalinya peluncur satelit Iran, menjangkau jarak hingga 750 kilometer di atas permukaan bumi.

Image Caption

Dikutip Fars News, Sabtu (20/1/2024), satelit Soraya, adalah salah satu satelit pengukuran jarak jauh, dan termasuk tipe satelit penelitian SRI, buatan Pusat Riset Antariksa Iran.

Sementara peluncur satelit Qaem 100, yang memiliki kemampuan membawa beban hingga 100 kilogram, dalam peluncuran uji coba ketiganya, berhasil meluncurkan paket penelitian dengan berat sekitar 50 kg ke orbit 750 km di atas permukaan bumi.

Peluncur satelit Qaem 100 berbahan bakar padat, dan merupakan produk Pasukan Dirgantara, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC.

Ini merupakan pertama kalinya peluncur satelit buatan Iran, dapat meluncurkan satelit ke orbit dengan jarak 750 kilometer di atas permukaan bumi.

Berdasarkan data yang diterima dari satelit, operasi pengisian bahan bakar di orbit berhasil dilakukan dengan baik dan akurat, dan sekarang sedang menerima data-data telemetri dari satelit.

Dengan diluncurkannya satelit Soraya ini, banyak susbsistem yang sedang dikembangkan Pusat Riset Antariksa Iran, juga akan menjalani uji coba orbital sehingga dapat mempercepat pengembangan industri antariksa dalam negeri Iran.

Selain itu, peluncuran satelit Soraya, dinilai sebagai langkah penting untuk meningkatkan kemampuan pengisian bahan bakar satelit di orbit-orbit yang lebih tinggi.