Jul 31, 2024 11:01 Asia/Jakarta
  • Isu Apa yang Dibahas dalam Kontak Telepon Macron dengan Pezeshkian?

Presiden Prancis dalam panggilan telepon selama satu jam dengan Presiden baru Iran, Massoud Pezeshkian membahas berbagai isu penting termasuk negosiasi pencabutan sanksi, perang di Ukraina, serta perkembangan terkini di Gaza dan Lebanon.

Tehran, Parstoday- Emmanuel Macron, Presiden Perancis, mengucapkan selamat kepada Massoud Pezeshkian atas terpilihnya dia sebagai Presiden Republik Islam Iran dan mendiskusikan beberapa masalah dengannya.

Macron dalam percakapan telepon tersebut menyatakan harapannya bahwa hubungan Iran dengan Prancis dan negara-negara Eropa lainnya akan lebih membaik di periode baru dibandingkan di masa lalu.

Dalam perbincangan telepon tersebut, Massoud Pezeshkian, Presiden Republik Islam Iran menilai latar belakang hubungan politik dan pertukaran budaya antara Iran dan Prancis sebagai landasan yang tepat untuk pengembangan interaksi diplomatik kedua negara. Ia juga menegaskan kesiapan Republik Islam. Iran untuk mempromosikan hubungan dengan Perancis berdasarkan kejujuran dan membangun kepercayaan.

Masoud Pezeshkian mengumumkan kesiapan Republik Islam Iran untuk melanjutkan negosiasi mengenai pencabutan sanksi dalam kerangka yang disepakati, dan menekankan implementasi semua komitmen para pihak dan penghentian tekanan dan sanksi yang menindas terhadap bangsa Iran. Menurutnya, hal ini menjadi harapan minimum Republik Islam Iran dari perjanjian ini dan dasar yang sesuai untuk melanjutkan dan mengetahui bagaimana memajukan dialog dan perundingan.

Berita terkait

Temui Keluarga Syahid Soleimani, Pezeshkian Tekankan Kelanjutan Jalan Komandan Perlawanan

Kontak Telpon Presiden Iran dan Pemimpin Perlawanan: Kehadiran Rezim Zionis Jadi Akar Tragedi Asia Barat

Perspektif Presiden Terpilih Iran, "Pesan Saya untuk Dunia Baru"

Dalam panggilan telepon tersebut, Presiden Republik Islam Iran menyatakan bahwa Iran telah memenuhi seluruh kewajibannya dalam JCPOA berdasarkan lebih dari 15 laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Namun Amerika tidak memenuhi kewajibannya, dan menarik diri secara sepihak dari perjanjian ini, bahkan menjatuhkan sanksi tambahan yang kejam terhadap bangsa Iran.

Di bagian lain statemennya, Pezeshkian mengungkapkan keprihatinan besar mengenai meningkatnya ketegangan di perbatasan selatan Lebanon dengan rezim Zionis. 

Ia juga memperingatkan tentang konsekuensi dan akibat dari setiap agresi terhadap Lebanon, dan menambahkan, “Rezim Zionis akan membuat kesalahan besar jika menyerang Lebanon yang akan berdampak besar bagi mereka,".

Presiden Republik Islam Iran melanjutkan dengan merujuk pada kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh rezim Zionis dalam genosida rakyat Gaza dan pertumpahan darah terhadap perempuan dan anak-anak, serangan terhadap rumah sakit dan pegawai bantuan kemanusiaan.

"Rezim Zionis telah menduduki Palestina selama lebih dari 74 tahun dan melakukan berbagai kejahatan. Mereka menyerang warga Palestina dan melanggar semua norma dan hukum internasional," ujar Pezeshkian.

Pada akhirnya, Pezeshkian mengatakan bahwa Republik Islam Iran tidak akan menyia-nyiakan upaya apapun untuk menyelesaikan krisis di Gaza dan membangun perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut. ia juga menyatakan harapan bahwa negara-negara lain akan memenuhi tanggung jawab mereka terhadap rakyat Gaza yang tertindas.(PH)

Tags