Larijani: Barat Tidak Ingin Bernegosiasi Secara Nyata
-
Ali Larijani, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran
Pars Today - Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Republik Islam Iran mengatakan, "Barat berusaha menekan Tehran dan tidak ingin terlibat dalam negosiasi nyata."
Menurut laporan Pars Today, Ali Larijani, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran dalam program televisi Ham Ahd hari Kamis (02/10/2025) mengatakan, "Barat dan Israel yakin bahwa jika tekanan ekonomi diberikan kepada Iran, krisis sosial dapat muncul dan dalam kondisi yang seperti ini mereka akan dapat menyelesaikan masalah dengan Iran dengan lebih mudah."
Menurut laporan Pars Today mengutip Tasnim, Larijani menyatakan bahwa Barat berusaha menekan Iran dan menurutnya, Ketika pihak Amerika secara eksplisit mengatakan bahwa jangkauan rudal Anda harus di bawah 500 kilometer, itu menunjukkan bahwa mereka tidak ingin melakukan negosiasi yang sesungguhnya.
Merujuk pada kegagalan pihak Barat untuk menerapkan ketentuan JCPOA, Larijani menambahkan, Pertama Amerika Serikat dan kemudian Eropa melanggar perjanjian ini, dan sekarang mereka menuduh Iran melanggarnya.
Hizbullah Gerakan yang Berakar Dalam
Larijani melanjutkan, Tidak dapat disangkal bahwa Hizbullah telah diserang, tetapi ada satu hal yang menurut saya lebih dipikirkan musuh daripada kita. Gerakan ini berakar dalam, karena ada pemikiran ideologis di baliknya dan mengikuti jalan perjuangan. Ketika tekanan diberikan pada gerakan ini, kapasitasnya semakin terbuka, dan gerakan intelektual yang metodenya adalah perjuangan tidak akan hancur dengan cara ini.
Tujuan Barat Membangun Dominasi Israel atas Kawasan
Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran mengatakan, “Tampaknya Amerika, Israel, dan Barat sebagian besar telah sampai pada kesimpulan bahwa mereka memiliki waktu terbatas untuk mengubah geopolitik kawasan, dan mereka tidak mengabaikan fitur-fitur penting geopolitik dalam situasi saat ini, ketika gerakan perlawanan sedang efektif. Tujuan mereka sebenarnya adalah untuk menghilangkan perlawanan di berbagai negara dan membangun dominasi Israel. Namun, perlu dicatat bahwa dominasi Israel menghadapi keterbatasan. Agar dominasi dapat diterima, biasanya harus ada hegemoni intelektual, ekonomi, atau teknologi, tetapi tidak satu pun dari ciri-ciri ini terlihat secara signifikan di Israel.”(sl)