Araqchi: JCPOA tak dapat Dirundingan Kembali
-
Araqchi
Deputi bidang politik menteri luar negeri Iran, Sayid Abbas Araqchi seraya menjelaskan bahwa Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) tidak dapat dirundingkan kembali menekankan, jika kesepakatan ini batal, petinggi Iran siap melakukan apa yang telah dilarang oleh kesepakatan nuklir.
Menurut laporan FNA Senin (23/4), Abbas Araqchi yang berkunjung ke Oslo Kamis (19/4) saat diwawancarai Koran Aftenposten cetakan Norwegia terkait pelanggaran JCPOA oleh Amerika menandaskan, Iran siap memulai program nuklirnya.
Deputi bidang politik menlu Iran ini menjelaskan, jika Amerika keluar dari JCPOA maka salah satu pilar perjanjian ini rusak dan selanjutnya seluruh kesepakatan akan batal.
"Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di 10 laporannya telah membenarkan kepatuhan Iran terhadap janjinya di kesepakatan nuklir, tapi di sisi lain Presiden Amerika, Donald Trump malah mengancam akan keluar dari JCPOA," ungkap Araqchi.
Ia menegaskan, jika kita ingin JCPOA efektif, maka kesepakatan nuklir ini harus permanen dan dapat diprediksi. Hal ini sangat penting bagi Norwegia dan perusahaan asing yang berminat menanam investasinya di Iran.
Kesepakatan nuklir antara Iran dan Kelompok 5+1 (AS, Rusia, Cina, Perancis, Inggris ditambah Jerman) diberlakukan sejak Januari 2016. Namun pemerintah Amerika sebagai salah satu anggota Kelompok 5+1 senantiasa tidak menjalankan komitmennya di JCPOA. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menginginkan perubahan di kesepakatan nuklir da mengancam akan keluar jika perjanjian ini tidak diubah. (MF)