Qasemi: Isi Perundingan Velayati-Putin Belum Dipublikasikan
(last modified 2018-07-16T10:31:03+00:00 )
Jul 16, 2018 17:31 Asia/Jakarta
  • Bahram Qasemi
    Bahram Qasemi

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, isi perundingan Penasihat Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar urusan internasional dengan Presiden Rusia, belum dipublikasikan.

Jubir Kemenlu Iran, Bahram Qasemi, Senin (16/7) dalam jumpa persnya dengan media dalam dan luar negeri menyinggung pertemuan Penasihat Rahbar urusan internasional, Ali Akbar Velayati dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin hari Rabu lalu dan kaitannya dengan pertemuan Presiden Amerika dan Rusia hari ini di Helsinki, Finlandia.

Qasemi menjelaskan, isi perundingan Velayati yang berlangsung dua jam di Rusia, belum dipublikasikan dan apa yang dimuat sebagian media, bukan isi perundingan yang asli.

Jubir Kemenlu Iran menegaskan bahwa kepergian Velayati ke Moskow dilakukan atas koordinasi Kemenlu Iran sebagai utusan khusus Presiden dengan membawa pesan Rahbar untuk Presiden Rusia.

Ia menambahkan, dalam pertemuan antara Penasihat Rahbar dengan Presiden Rusia, dibicarakan sejumlah masalah bilateral dua negara, masalah regional dan juga internasional.

Velayati dan Putin

Menjawab pertanyaan terkait kunjungan Deputi Kemenlu Iran bidang politik, Sayid Abbas Araqchi ke India dan kemungkinan dilakukannya perundingan dengan pejabat negara itu seputar ekspor minyak Iran ke India pasca sanksi Amerika, Qasemi menuturkan, kunjungan Araqchi ke India dalam kerangka pertemuan politik periodik rutin yang biasa dilakukan dengan kebanyakan negara sahabat sepanjang tahun secara bergiliran dan membahas masalah bilateral, regional serta internasional, dan isu-isu yang diminati kedua negara.

Jubir Kemenlu Iran menegaskan, India merupakan mitra lama Iran dan kedua negara menjalin hubungan luas serta ideal.

Sehubungan dengan keputusan Iran untuk tetap bertahan atau keluar dari kesepakatan nuklir JCPOA pasca disampaikannya paket usulan Eropa, Qasemi menerangkan, pasca keluarnya Amerika secara ilegal dari JCPOA, di Eropa bahkan di Cina dan Rusia, muncul pendapat agar kesepakatan internasional ini tetap dijaga, selain juga disertai dengan penyusunan mekanisme supaya Iran bisa menikmati hasil kesepakatan.

Qasemi menegaskan, tidak banyak waktu bagi Eropa dan negara-negara anggota JCPOA lain untuk mengambil keputusan dan dapat dipastikan ekonomi Iran tidak bisa bergantung secara sia-sia kepada keputusan sebagian negara penandatangan JCPOA yang tersisa. (HS)

Tags