Khutbah Jumat Tehran, 22 Februari 2019
(last modified Fri, 22 Feb 2019 13:45:07 GMT )
Feb 22, 2019 20:45 Asia/Jakarta
  • Khatib Shalat Jumat Tehran Hujjatul Islam wal Muslimin Sayid Mohammad Hassan Abutorabi-Fard.
    Khatib Shalat Jumat Tehran Hujjatul Islam wal Muslimin Sayid Mohammad Hassan Abutorabi-Fard.

Khatib Shalat Jumat Tehran Hujjatul Islam wal Muslimin Sayid Mohammad Hassan Abutorabi-Fard mengecam serangan bom bunuh diri yang menarget Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) di jalan Khash-Zahedan pada 13 Februari 2019.

Dia mengatakan, Iran tidak dapat menerima negara tetangga Islamnya (Pakistan) berubah menjadi tempat yang aman dan tempat pelatihan bagi para teroris.

Serangan bom mobil bunuh diri menghantam bus yang mengangkut pasukan IRGC di jalan Zahedan-Khash, Iran tenggara pada Rabu petang, 13 Februari 2019.

27 pasukan penjaga perbatasan Iran gugur syahid dan 12 lainnya terluka dalam serangan keji tersebut. Kelompok teroris Jaish al-Zulm yang bermarkas di Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

"Kami berharap dari pemerintah Pakistan, sebagai tetangga Muslim, untuk memperbaiki perilaku masa lalunya, dan membuka jalan untuk persaudaraan hubungan dengan Republik Islam Iran," kata Abutorabi-Fard dalam khutbah kedua di Tehran, Jumat (22/2/2019).

Dia lebih lanjut menyinggung pesan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengenai "Langkah Kedua Revolusi" yang ditujukan kepada bangsa Iran bertepatan dengan peringatan 40 tahun Kemenangan Revolusi Islam.

"Pernyataan Pemimpin Besar Revolusi Islam adalah piagam untuk babak baru dalam gerakan revolusioner dan aksi revolusioner bangsa besar Iran, Umat Islam dan Front Muqawama," tuturnya.

 Shalat Jumat Tehran, 22 Februari 2019

Khatib Shalat Jumat menjelaskan, pernyataan terperinci Rahbar memberikan penjelasan yang gamblang tentang masa lalu dan memberikan peta jalan mendatang untuk memperkuat revolusi dan sistem pemerintahan Islam dan menunjukkan kepada kita tentang cara mencapai peradaban Islam dan memperbaiki fungsi dari lembaga-lembaga Islam.

Hujjatul Islam wal Muslimin Sayid Abutorabi-Fard juga menyinggung masalah ekonomi Iran. Menurutnya, mengatasi kelemahan struktural dan masalah manajemen yang salah adalah kebutuhan yang mendesak.

"Ketergantungan ekonomi pada minyak, kepemilikan negara atas perusahaan-perusahaan dan mencari solusi di luar negeri dengan mengabaikan potensi dalam negeri serta penganggaran yang tidak sesuai dan tidak seimbang adalah kelemahan utama dalam ekonomi, yang disebutkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam," pungkasnya. (RA)

Tags