Iran Aktualita, 16 November 2019
-
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei
Perkembangan Iran selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya pidato Rahbar memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Isu lainnya adalah pidato Presiden Rouhani di Konferensi Internasional Persatuan Islam, pernyataan Komandan IRGC, Kemampuan Defensif, Garis Merah Iran dan Respon Iran atas Klaim Baru Badan Nuklir PBB.
Pidato Rahbar Memperingati Kelahiran Nabi Muhammad Saw
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, hari Jumat saat bertemu pajabat pemerintah Iran, para tamu peserta Konferensi Persatuan Islam, duta besar negara Muslim dan berbagai lapisan masyarakat menuturkan, musuh Islam, yang dipimpin Amerika Serikat menentang prinsip agama Islam dan semua negara Muslim.
Rahbar menambahkan, senjata utama mereka di kawasan adalah infiltrasi di pusat-pusat sensitif dan pusat pengambilan keputusan, menciptakan perpecahan di antara bangsa-bangsa, dan mengajukan opsi menyerah di hadapan Amerika sebagai solusi masalah. Jalan keluar untuk menghadapi konspirasi ini adalah penyadaran dan perlawanan di jalan kebenaran.
Ayatullah Khamenei menjelaskan tahapan-tahapan persatuan, tahap paling rendah dan paling awal dalam menyatukan Dunia Islam adalah menghindari saling serang dan saling pukul di antara masyarakat, pemerintah, kaum dan mazhab Islam, dan bersatu melawan musuh bersama.
Ia menerangkan, pada tahap yang lebih tinggi, negara-negara Muslim harus bersinergi di bidang ilmu pengetahuan, kekayaan, keamanan dan kekuatan politik demi mencapai peradaban baru Islam, dan tujuan Iran juga sama yaitu mencapai peradaban baru Islam.
Menurut Rahbar, musibah-musibah yang menimpa Dunia Islam termasuk pendudukan Palestina dan perang berdarah di Yaman, Asia Barat dan Afrika Utara diakibatkan oleh tidak adanya komitmen atas prinsip menghindari konflik, dan tidak adanya persatuan melawan musuh bersama.
"Hari ini musibah terbesar Dunia Islam adalah pendudukan Palestina, sebuah bangsa yang terasing dari rumah dan tanah airnya sendiri," imbuhnya.
Terkait upaya musuh menyimpangkan makna penegasan Imam Khomeini dan pejabat pemerintah Islam tentang penghapusan Israel, Rahbar mengatakan, kami adalah pendukung Palestina, kemerdekaan dan keselamatannya, penghapusan Israel bukan berarti penghapusan rakyat Yahudi, karena kami tidak mempermasalahkan mereka, di negara kamipun tinggal sekelompok warga Yahudi dalam keamanan penuh.
Ayatullah Khamenei menegaskan, rakyat Palestina baik Muslim, Kristen maupun Yahudi yang merupakan pemilik asli tanah air mereka, harus bisa memilih pemerintahannya sendiri, dan pihak asing, perusuh serta pengacau seperti Benjamin Netanyahu harus diusir, sehingga bangsa Palestina bisa mengelola negaranya sendiri, dan ini akan segera terwujud.
Pidato Presiden Rouhani di Konferensi Internasional Persatuan Islam
Presiden Repubik Islam Iran Hassan Rouhani menyebut Palestina dan al-Quds sebagai prioritas utama dunia Muslim. Dia mengatakan, musuh-musuh dunia Islam ingin agar umat Islam melupakan masalah Palestina.
"Kebijakan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel bertujuan untuk menghilangkan prioritas ini dari agenda dunia Islam. Namun, masyarakat Muslim tidak membiarkan masalah Palestina dan al-Quds terlupakan," kata Rouhani dalam pidatonya di Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-33 di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Kamis (14/11/2019).
Dia menambahkan, AS dan rezim Zionis berupaya menjauhkan generasi muda Muslim dari tujuan yang benar, namun musuh gagal melakukannya berkat kewaspadaan dunia Muslim.
Presiden Iran menuturkan bahwa setidaknya selama tiga dekade terakhir, AS dan rezim Zionis telah menjadi akar dari setiap perang, konflik, dan genosida di kawasan Timur Tengah.
"Generasi muda harus memahami bahwa AS bukan teman negara-negara di kawasan dan Muslim dan bahwa masalah-masalah di kawasan harus diselesaikan oleh mereka (rakyat) sendiri," tegasnya.
Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-33 digelar di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Kamis, 14 November 2019.
Konferensi tahunan yang diprakarsai Republik Islam Iran ini mengusung tema "Persatuan Umat Islam untuk Membela Masjid al-Aqsa".
400 ulama, tokoh politik, cendekiawan dan akademisi dari 90 negara dunia, termasuk Republik Indonesia berpartisipasi dalam konferensi yang membahas itu-isu penting dunia Islam, terutama Palestina.
Pada pertemuan tingkat dunia ini, 10 pembicara menyampaikan pandangannya, dan penghargaan diberikan kepada lima tokoh internasional terkemuka.
Konferensi Persatuan Islam tahun ini dibagi menjadi empat komite dan 16 pertemuan khusus akan diadakan, di mana petemuan-pertemuan ini akan fokus pada masalah pemuda dan gerakan perlawanan.
Salami: Kemampuan Defensif, Garis Merah Iran
Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan, Republik Islam Iran tidak akan pernah menghentikan kemajuan defensifnya atau mundur.
Mayjen. Hossein Salami Kamis (14/11) di sela-sela acara peringatan Syahid Hassan Tehrani Moghaddam, bapak rudal Iran, seraya menekankan bahwa kemampuan defensif bagian dari garis merah Iran menambahkan, kemampuan defensif tidak dapat dirundingkap, dihentikan atau dikendalikan.
Seraya mengisyaratkan akurasi rudal Iran, Salami menjelaskan, saat ini kapasitas yang ada di angkatan udara (Aerospace) IRGC telah menemukan potensi dan kemampuan yang diperlukan untuk mematahkan tulang-tulang setiap kekuatan dan musuh.
Komandan IRGC seraya mengisyaratkan gugurnya komandan muqawama Palestina oleh Israel mengatakan, hak membela diri adalah legal dan senantiasa eksis bagi rakyat Palestina di hadapan kejahatan rezim Zionis.
Seraya menekankan bahwa Israel melalui gerakan sadis telah melangkah ke arah kehancuran dirinya, Salami menambahkan, kesabaran dunia sedikit demi sedikit mulai habis dan berlanjutnya kejahatan Israel menjadi peluang kehancuran mereka sendiri.
Israel sejak Selasa (12/11) dini hari mulai melancarkan babak baru serangan ke Jalur gaza.
Dalam serangan tersebut sampai kini, sedikitnya 31 warga Palestina gugur termasuk Baha Abu al-Ata, anggota senior Saraya al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina serta menciderai 100 lainnya.
Respon Iran atas Klaim Baru Badan Nuklir PBB
Duta Besar Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Kazem Gharib Abadi menanggapi klaim para pejabat IAEA mengenai keberadaan lokasi baru untuk kegiatan nuklir di Iran.
"Sejak pertama kali IAEA bertanya tentang sebuah lokasi khusus di Iran, kami melakukan kerja sama maksimal dengan mereka dan bersikap transparan, kami menyediakan akses yang diperlukan kepada IAEA," ujarnya.
Menurut Gharib Abadi, pertanyaan seperti itu merupakan sebuah hal biasa dalam konteks kerja sama antara IAEA dan negara-negara anggota. Namun, ketika kedua pihak bekerjasama untuk menyelesaikan itu, maka tidak seharusnya disalahgunakan dan dibesar-besarkan untuk tujuan politik.
Badan nuklir PBB itu pada 11 November menerbitkan laporan baru mengenai perkembangan pelaksanaan kesepakatan nuklir JCPOA.
Laporan tersebut mencatat bahwa IAEA masih memiliki akses penuh di Iran meskipun Tehran telah mengurangi komitmen kesepakatan, mereka masih tetap mampu melakukan verifikasi. Laporan itu menyebutkan bahwa Iran telah mengambil langkah-langkah dalam menanggapi permintaan IAEA untuk menerbitkan visa jangka panjang bagi tim inspektor.