Surat Permintaan Maaf Rakyat Amerika kepada Bangsa Iran
(last modified Wed, 29 Jan 2020 07:08:26 GMT )
Jan 29, 2020 14:08 Asia/Jakarta

Sebuah kelompok advokasi perdamaian Amerika telah mengumpulkan lebih dari 10.000 tanda tangan untuk sebuah surat terbuka meminta maaf kepada bangsa Iran atas agresi Amerika Serikat, khususnya keputusan "sembrono" Presiden Donald Trump untuk memerintahkan pembunuhan terhadap Komandan Pasukan al-Quds Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Letnan Jenderal Qassem Soleimani.

"Sebagaimana orang-orang Amerika berkomitmen untuk perdamaian dan keselamatan semua orang, kami, yang bertanda tangan di bawah ini, meminta maaf atas tindakan presiden kami yang ceroboh dan penuh kebencian," bunyi surat yang ditulis oleh CODEPINK.

Para aktivis juga berjanji untuk "melakukan segala yang kami bisa untuk menghentikan agresi Trump, menghapus sanksi melumpuhkan yang Anda derita, dan melanjutkan proses diplomasi dengan negara Anda."

"Rakyat Amerika tidak ingin perang dengan Iran. Kami ingin hidup dalam kedamaian dan harmoni. Mohon  diterima tangan kita dalam persahabatan. Semoga para pembawa damai menang atas mereka yang menabur kebencian dan perselisihan," imbuh surat tersebut.

Kelompok advokasi perdamaian itu telah mengirimkan surat, baik dalam bahasa Inggris dan bahasa Persia (Farsi), dan versi video ke media Iran.

Trump telah membawa AS dan Iran ke jurang konflik militer pada awal bulan ini dengan memerintahkan untuk meneror komandan senior Iran di Bandara Baghdad, Irak pada Jumat dini hari, 3 Januari 2020.

Letjen Soleimani memiliki peran besar dalam menumpas kelompok-kelompok teroris di kawasan Asia Barat (Timur Tengah) terutama kelompok teroris takfiri Daesh (ISIS).

Iran menanggapi teror terhadap Komandan Pasukan al-Quds tersebut dengan menyerang pangkalan udara AS, Ain al-Assad di Irak dengan 13 rudal balistik.

Pada hari Sabtu, koalisi aktivis anti-perang mengorganisir demonstrasi di seluruh AS dan dunia untuk mengecam pemerintahan Trump karena "eskalasi konflik yang berbahaya."

Dalam tweet tentang demonstrasi tersebut, salah satu pendiri CODEPINK, Medea Benjamin, memperingatkan bahwa perang masih merupakan kemungkinan yang sangat nyata.

"Menurutmu kita telah menghindari perang dengan Iran beberapa minggu yang lalu?" kata Benyamin. "Pikirkan lagi. Kita masih di ambang (perang)," imbuhnya.

Sebelumnya, seorang aktivis CODEPINK, Ariel Gold mengunjungi Iran pada delegasi perdamaian October tahun lalu, dan mengatakan, "Demonstrasi, surat permintaan maaf, draf kongres, resolusi dewan kota - ini semua adalah cara kita, sebagai orang Amerika, mencoba untuk menghentikan Trump dari membawa kita ke dalam perang dengan Iran." (RA)

Tags