Krisis Energi dan Kekurangan Chip: Bagaimana Ekonomi Jerman Anjlok?
Sebuah lembaga ekonomi mengumumkan bahwa kekurangan chip di industri Jerman semakin meningkat.
Tehran, Parstoday- Perekonomian Jerman telah dilanda krisis energi dan kenaikan biaya pascaperang Ukraina-Rusia, dan diperkirakan akan kehilangan posisinya sebagai mesin ekonomi Eropa pada tahun 2025 akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang meningkat.
Institut Riset Ekonomi, IFO menyatakan dalam sebuah laporan bahwa kekurangan chip di industri Jerman akan semakin parah.
Menurut Ifo, kekurangan material bagi produsen produk elektronik dan optik Jerman memburuk pada bulan Oktober akibat pengetatan kontrol global terhadap unsur tanah jarang. Di sisi lain, unsur tanah jarang, yang penting untuk produksi semikonduktor, sensor, dan komponen canggih lainnya, semakin rentan terhadap pembatasan perdagangan, terutama dari Tiongkok, yang mendominasi pasokan global.
Di sisi lain, Forum untuk Ekonomi Baru menulis dalam sebuah laporan: Guncangan energi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan penurunan standar hidup terbesar di Jerman sejak Perang Dunia II.
Ketergantungan jangka panjang pada impor bahan bakar dan gas dari Rusia mengakibatkan melonjaknya harga dan gangguan pasokan energi yang telah menantang sektor industri, komersial, dan rumah tangga sejak awal. Hal ini, ditambah dengan tekanan eksternal seperti tarif AS dan penurunan permintaan ekspor, telah memicu melemahnya pertumbuhan dan munculnya serangkaian tanda-tanda resesi baru pada tahun 2025.
Laporan pasar yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Selandia Baru juga menunjukkan bahwa ekonomi Jerman, yang bergantung pada impor energi murah dan stabil dari Rusia, menghadapi risiko besar akibat pecahnya perang, dan akibatnya, harga gas alternatif meningkat 10 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut laporan dari Kantor Statistik Federal Jerman, ekonomi negara itu menyusut sebesar 0,3% pada kuartal kedua tahun 2025 (April hingga Juni) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang lebih buruk dari perkiraan awal, dan produksi industri lebih rendah dari yang diharapkan. Sektor industri Jerman telah kehilangan lebih dari 245.500 pekerjaan dalam beberapa tahun terakhir, dengan 51.500 pekerjaan hilang di industri otomotif saja dibandingkan tahun sebelumnya.
Inflasi rata-rata di Jerman mencapai level tertinggi dalam 70 tahun terakhir pada tahun 2022, dan berlanjutnya situasi yang tidak berkelanjutan ini telah meningkatkan biaya energi bagi keluarga secara tajam.
Laporan Clean Energy Wire menulis: Biaya energi rumah tangga di Jerman dilaporkan sekitar 12% lebih tinggi daripada tahun sebelumnya, setahun setelah perang.(PH)