Kesepakatan Abad; Mengkhianati Palestina dengan Kesalahan Strategis Sebagian Arab
(last modified 2020-01-29T09:06:47+00:00 )
Jan 29, 2020 16:06 Asia/Jakarta

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyebut rencana Amerika "Kesepakatan Abad"sebagai "Pengkhianatan Abad" terhadap cita-cita dan hak-hak bangsa Palestina.

Sayid Abbas Mousavi, Jubir Kemenlu Iran hari Selasa malam, 28 Januari, menanggapi peresmian rencana Kesepakatan Abad yang mengabaikan hak-hak dasar dan tanah air rakyat Palestina, seraya mengatakan, "Rencana Kesepakatan Abad sungguh memalukan dan pemaksaan Amerika Serikat terhadap rakyat Palestina sudah pasti gagal."

Sayid Abbas Mousavi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran

Rencana sepihak AS yang sepenuhnya anti-Palestina yang disebut "Kesepakatan Abad" diumumkan pada hari Selasa oleh Presiden AS Donald Trump di Washington yang dihadiri oleh beberapa duta besar dari negara-negara Arab yang mendukung normalisasi Palestina-Israel.

Rencana Amerika yang menganggap Quds sebagai ibukota rezim palsu Israel dan penduduk asli tidak berhak atas Quds, menunjukkan bahwa itu hanya untuk melayani rezim Zionis dengan tujuan menjaga keamanannya yang rapuh.

Pengkhianatan sejumlah negara Arab yang mendukung normalisasi terhadap cita-cita bangsa Palestina dalam proses peresmian rencana Kesepakatan Abad dengan jelas dapat dipahami dari kehadiran utusan mereka.

Negara-negara Arab yang ingin adanya normalisasi, mau atau tidak mau akan bekerja sama dengan AS dan rezim Zionis Israel untuk melupakan Palestina dan al-Quds sebagai isu pertama dunia Islam serta melucuti perlawanan rakyat Palestina.

Khaled Al-Qadoumi, Wakil Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) di Tehran dalam menanggapi peresmian rencana Kesepakatan Abad menilai salah satu tujuan utama dari rencana itu adalah untuk menghadapi senjata Muqawama Palestina seraya mengatakan, "Zionis Israel tidak dapat menghadapi senjata itu dan Muqawama Palestina mampu mengalahkan Zionis."

Kelanjutan dari proses pendudukan Zionis dan situasi saat ini di wilayah Palestina sejauh beberapa duta besar Arab, termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain yang hadir selama peresmian rencana Kesepakatan Abad menunjukkan bahwa kebijakan yang disengaja berusaha membuat rezim Zionis yang merupakan musuh pertama umat Islam perlahan-lahan menjadi sahabat.

Model negara-negara Arab yang ingin mendukung normalisasi tahu betul akan kejahatan yang tidak berperikemanusiaan dari rezim Zionis selama 70 tahun terakhir, dengan sengaja atau tidak berusaha menutup mata terhadap kejahatan ini.

Namun pengalaman Muqawama Palestina selama 70 tahun terakhir dalam bentuk Intifada mulai dari "Intifada Batu" hingga "Perlawanan Bersenjata" telah mengalahkan semua impian rezim Zionis dan Amerika.

Intifada Palestina

Bahkan hari ini, mengingat tingkat melek huruf 90% dalam masyarakat Palestina dan kesadaran warga Palestina akan berbagai dimensi dari rencana Kesepakatan Abad, mereka tidak akan tinggal diam dalam membela martabat, kemanusiaan, hak, dan tanah air mereka, dan dengan persatuan dan solidaritas akan mengubah proyek AS ini menjadi "Kegagalan Abad".

Selain kesadaran dan perlawanan Palestina terhadap rencana Kesepakatan Abad Amerika Serikat, negara-negara Islam juga memiliki tanggung jawab untuk bersatu menghadapi rencana "Konspirasi Abad", terlepas dari sejumlah perbedaan politik dengan mencermati bahwa masalah Palestina dan Quds al-Syarif sebagai prioritas pertama dunia Islam.

Tags