Zarif: Iran dan Irak harus Siap Hadapi Ancaman Terorisme
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif mengunjungi Baghdad, ibu kota Irak dan bertemu dengan mitranya, Fouad Hussein untuk membicarakan isu-isu penting hubungan kedua negara.
Dalam jumpa pers bersama pada hari Minggu (19/7/2020), Zarif menyinggung ancaman terorisme di kawasan Asia Barat dan menekankan bahwa Iran dan Irak harus selalu sepenuhnya menyadari ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh kelompok-kelompok teroris, termasuk Daesh (ISIS).
"Sayangnya, tindakan teroris Amerika Serikat yang menyebabkan kesyahidan Letnan Jenderal Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis merupakan kerugian besar bagi perang melawan terorisme di kawasan," kata Zarif.
Komadan Pasukan al-Quds Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Letjen Qassem Soleimani dan Wakil Komandan Pasukan Relawan Irak Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis dan pengawal mereka gugur syahid dalam serangan teror militer AS di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.
Menlu Iran lebih lanjut menegaskan bahwa Tehran dan Baghdad akan bekerja bersama untuk mengejar dan menuntut para pelaku kejahatan ini.
Zarif juga menekankan bahwa Iran dan Irak berdiri bersama untuk melawan terorisme dan hubungan kedua negara telah distabilkan dengan darah kaum muda kedua negara dalam perang melawan Daesh, di mana hubungan ini tidak akan pernah berakhir.
Menurut Zarif, penting bagi Republik Islam Iran bahwa kedaulatan nasional dan integritas wilayah serta kemerdekaan Irak tidak dilanggar oleh agresi asing.
Menlu Iran juga menekankan perluasan kerja sama ekonomi antara Tehran dan Baghdad, dengan mengatakan bahwa peluang ekonomi Iran dan Irak dapat digunakan untuk pengembangan rakyat kedua negara.
Sementara itu, Menlu Irak mengatakan bahwa pemerintah negaranya sedang mencari hubungan yang seimbang dengan negara-negara tetangga.
Fouad Hussein menekankan pentingnya pengembangan hubungan perdagangan antara Iran dan Irak meskipun ada pandemi Virus Corona.
Dia menegaskan kepentingan regional bersama dan tidak adanya campur tangan negara dalam urusan masing-masing, dan kebutuhan untuk menjaga kawasan dari ketegangan. (RA)