Rouhani: Sanksi Iran Harus Diakhiri!
-
Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, Sanksi yang menindas terhadap Iran harus diakhiri.
Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani dalam pertemuan dengan jurnalis dalam dan luar negeri pada hari Senin (14/12/2020), menyatakan bahwa pemerintah Iran tidak akan membiarkan akhir dari sanksi yang menindas ditunda.
Menurutnya, dengan pemerintahan baru yang berkuasa di Amerika Serikat, situasi akan berubah, dan jika presiden Amerika Serikat saat ini tetap ada, situasi juga akan berubah.
Presiden Republik Islam Iran menjelaskan bahwa pemerintah dengan segala kemampuan tidak akan membiarkan JCPOA hancur seraya menambahkan, "Tujuan utama dari Donald Trump, Presiden AS saat ini adalah untuk menghancurkan JCPOA, tapi tidak berhasil dilakukannya."
"Menjaga JCPOA tetap hidup dan bekerja sama untuk stabilitas kawasan, keduanya sangat penting bagi Republik Islam Iran, dan alasan kegagalan anti-Iran Trump di forum internasional adalah karena koordinasi dan kerja sama Iran dengan negara lain dan kelompok 4 + 1," ungkap Rouhani.
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, "Republik Islam Iran berupaya menjalin hubungan dengan semua negara di dunia, terutama Rusia dan Cina, serta tertarik untuk menjalin hubungan baik dengan Uni Eropa dan negara-negara tetangga."
Presiden Rouhani menilai teror terhadap syahid Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir dan pertahanan terkemuka Iran sebagai pekerjaan mereka yang ingin membawa kawasan berperang di hari-hari terakhir pemerintahan keji Trump. Sementara itu, tujuan utama rezim Zionis dalam meneror syahid Fakhrizadeh adalah menciptakan ketidakstabilan di kawasan dan meletusnya perang di akhir pemerintahan Trump.
Rouhani mengatakan bahwa Republik Islam Iran menganggap balas dendam atas darah syahid Fakhrizadeh sebagai haknya dan akan melakukannya di tempat dan waktu yang tepat. Menurutnya, Republik Islam Iran tidak akan mengizinkan orang lain untuk menentukan waktu dan tempatnya.
"Stabilitas kawasan sangat penting bagi Republik Islam, itulah sebabnya saya mempresentasikan rencana "Perdamaian Hormuz" untuk Teluk Persia, yang disampaikan kepada Sidang Umum PBB tahun lalu dan dikirim ke enam negara di Teluk Persia dan Irak," pungkas Rouhani.