Iran Pastikan Mengembangkan Industri Nuklir Damai dengan atau Tanpa JCPOA
Perkembangan industri nuklir damai Iran berlanjut di tengah-tengah kondisi yang tidak menentu serta klaim Amerika Serikat dan tiga negara Eropa yang berada di Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA). Hal ini menunjukkan bahwa Iran mengejar program nuklir damai dengan atau tanpa JCPOA.
Menanggapi kepasifan Eropa dan penarikan AS dari JCPOA, Iran telah mengambil lima langkah untuk mengurangi komitmen JCPOA, dan baru-baru ini mulai memperkaya 20 persen uranium di situs nuklir Fordow Qom untuk memaksa pihak JCPOA lainnya untuk mematuhinya.
UU Tindakan Strategis untuk Pencabutan Sanksi mewajibkan pemerintah Iran untuk mengambil langkah baru dalam jangka waktu tertentu untuk membujuk para pihak di JCPOA memastikan bahwa Iran mendapat manfaat dari perjanjian tersebut.
Pengayaan 20% uranium kini diambil sebagai langkah pertama dalam kerangka UU Parlemen Iran. Dalam hal ini, Mohammad Bagher Ghalibaf, Ketua Parlemen Iran pada hari Kamis (28/01/2021) di sela-sela kunjungan ke proses pengayaan 20% di situs nuklir Fordow mengatakan, "Menurut undang-undang parlemen, proses pengayaan 20% uranium berjalan dengan baik."
Langkah ini menunjukkan bahwa Iran serius dengan prinsip-prinsipnya dan tidak mengaitkan kepentingan nasionalnya dengan kepentingan pihak lain. Dengan berkomitmen pada JCPOA, Iran telah menunjukkan bahwa semua aktivitas nuklirnya berlangsung damai, dan ini telah berulang kali diakui dalam laporan berkala Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Untuk lebih membuktikan niat baiknya lebih dari sebelumnya, Iran telah secara sukarela setuju untuk menerapkan Protokol Tambahan dan melakukan lebih banyak inspeksi dari yang diharapkan, tapi sekarang situasinya telah berubah karena kelambanan pihak lain yang terus berlanjut. Jika sanksi terhadap Iran tidak dicabut pada 21 Februari 2021, langkah selanjutnya akan diambil dalam kerangka UU Parlemen Iran.
Dalam kerangka ini, Kazem Gharibabadi, perwakilan Iran untuk organisasi internasional yang berbasis di Wina, menulis di Twitter pada hari Kamis (28/01/2021), "UU Parlemen Iran memberikan kesempatan lain untuk mempertahankan kerja sama yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dengan Badan Energi Atom Internasional dengan mencabut sanksi dan bila kesempatan ini hilang, kolaborasi luar biasa saat ini akan kembali menjadi kerja sama biasa."
Iran selama ini selalu memenuhi kewajibannya di JCPOA dan kini giliran Amerika Serikat dan Eropa segera mencabut sanksi, sehingga Iran bisa meraup keuntungan ekonomi dari JCPOA. Jika sanksi dicabut dan penjualan minyak Iran, perbankan, dan transpotasi kembali normal, Iran akan kembali ke kewajibannya di JCPOA.
Kelangsungan hidup JCPOA bergantung pada tindakan AS dan Eropa. Karena kerja sama Iran dengan Badan Energi Atom Internasional dan fatwa Pemimpin Besar Revolusi Islam yang menjamin industri nuklir damai Iran adalah jalan yang jelas dan berkembang menuju keberhasilan nuklir Iran, dan tidak hanya terkait dengan JCPOA.