Mar 14, 2024 12:09 Asia/Jakarta
  • Tahanan Palestina di penjara Palestina
    Tahanan Palestina di penjara Palestina

Dalam sebuah pernyataan, Klub Tahanan Palestina memperingatkan tentang situasi mengerikan yang dihadapi para tahanan Palestina di penjara-penjara Zionis.

Sebelum pecahnya perang Gaza pada 7 Oktober 2023, jumlah tahanan Palestina di penjara Zionis berjumlah sekitar 5.000 orang.

Selama 5 bulan terakhir, ketika rezim Zionis melakukan genosida terhadap Gaza, jumlah tahanan Palestina meningkat hampir dua kali lipat.

Menurut pengumuman Klub Tahanan Palestina, 9.100 warga Palestina (termasuk tahanan anak-anak dan wanita) berada di penjara rezim Zionis, yang kondisinya sangat buruk.

Selain genosida di Gaza, rezim Zionis juga meningkatkan kekerasan terhadap tahanan Palestina.

Persoalan ini juga tertuang dalam pernyataan Klub Tahanan Palestina.

Dalam pernyataan tersebut disebutkan bahwa sejak dimulainya operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, organisasi penjara Israel semakin meningkatkan tekanan terhadap para tahanan Palestina.

Salah satu kejahatan yang dilakukan rezim penjajah Al-Quds terhadap tahanan Palestina adalah membuat mereka kelaparan.

Organisasi penjara rezim Zionis secara sistematis menerapkan kebijakan untuk membuat tahanan kelaparan.

Faktanya, kebijakan membiarkan narapidana kelaparan adalah salah satu kebijakan paling berbahaya yang diambil rezim penjajah Al-Quds sejak 7 Oktober, bersamaan dengan penyiksaan terhadap tahanan, termasuk perempuan dan anak-anak.

Hal ini telah menyebabkan masalah fisik yang luas bagi para tahanan Palestina, terutama pada sistem pencernaan mereka.

Komite Urusan Tahanan dan Pembebasan (yang berafiliasi dengan Otoritas Palestina) baru-baru ini memperingatkan terhadap kebijakan membiarkan tahanan Palestina kelaparan, yang dilakukan oleh otoritas Zionis di penjara-penjara rezim ini.

Dalam sebuah pernyataan, mengutip pertemuan pengacaranya dengan sejumlah tahanan Palestina, komite ini mengumumkan bahwa rata-rata penurunan berat badan tahanan Palestina di penjara Zionis adalah antara 15 dan 25 kilogram.

Masalah lainnya adalah sedikitnya makanan yang dikirimkan kepada para tahanan Palestina tidak dilakukan dengan cara yang higienis.

Metode penyiapan dan penggunaan bahan-bahan yang terkontaminasi yang tidak tepat telah mempersiapkan tubuh tahanan Palestina untuk tertular berbagai virus dan penyakit.

Dalam hal ini, menurut laporan yang dipublikasikan, peningkatan jumlah tahanan yang sakit kini terlihat jelas, dan kelaparan masih digunakan oleh penjajah sebagai salah satu alat hukuman massal sejak tanggal 7 Oktober.

Selain itu, organisasi penjara Zionis menolak merawat tahanan yang sakit dan tidak memberi mereka obat-obatan.

Komite Urusan Tahanan dan Pembebasan Palestina menekankan dalam konteks ini, Membatasi para pasien dari obat-obatan dan pengobatan bagi tahanan yang sakit terjadi pada musim dingin tahun ini berdampak besar pada kesehatan mereka. Karena para penjajah mencegah masuknya pakaian yang sesuai bagi tahanan.

Masalah lainnya adalah, bersamaan dengan situasi mengerikan yang dihadapi para tahanan dalam hal kesehatan, rezim Zionis juga telah merampas hak beragama para tahanan dalam kejahatan lain.

Bersamaan dengan awal bulan suci Ramadan, rezim Zionis menghalangi para tahanan Palestina untuk memenuhi kewajiban agama mereka.(sl)

Tags