Begini Cara Media Barat Justifikasi Genosida Israel terhadap Palestina di Gaza
Sejak awal genosida di Gaza, rezim Zionis telah membunuh sedikitnya 103 jurnalis dan pekerja media.
Kebanyakan dari para jurnalis ini dibunuh ketika mereka secara aktif mencoba untuk menyampaikan informasi mengenai kekejaman yang sedang berlangsung di Gaza ke dunia. Sedangkan sebagian lainnya menjadi sasaran di rumah mereka dan keluarganya dibunuh bersama mereka.
Meskipun terjadi serangan yang disengaja dan kondisi lingkungan yang buruk, ratusan jurnalis dan pekerja media terus memberikan liputan dan pemberitaan. Berkat merekalah kita di luar Gaza dapat melihat kenyataan yang ada dan menantang narasi media Barat yang umumnya meliput berita untuk mendukung rezim Zionis.
Menganggap Warga Palestina bukan Manusia
Mantan pejabat hak asasi manusia di PBB mengatakan, "Dehumanisasi terhadap orang-orang Palestina adalah taktik kunci dan jelas yang digunakan oleh media Barat. Untuk membenarkan kekerasan yang kejam terhadap orang lain, pertama-tama mereka secara profesional menyangkal kemanusiaan orang-orang,".
Sejak awal genosida, ada banyak pernyataan resmi, wawancara, dan postingan media sosial oleh para menteri dan politisi Israel yang menunjukkan dehumanisasi terhadap warga Palestina. Pada hari-hari setelah 7 Oktober 2023, Presiden Israel, Isaac Herzog mengatakan bahwa tidak hanya Hamas yang melakukan serangan, tapi sebuah bangsa bertanggung jawab atas kekerasan tersebut, dan Israel akan melawannya.
Pada tanggal 9 Oktober 2023, Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant menyebut orang-orang Palestina sebagai "manusia binatang" dan mengatakan bahwa pasukan Israel bertindak sesuai asumsi tersebut. Pada tanggal 16 Oktober 2023, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pidato resminya di Knesset menyatakan bahwa keadaan ini merupakan pergulatan antara anak terang dan anak kegelapan, antara kemanusiaan dengan hukum rimba.
Anak Kulit Putih Kolonialisme
Retorika ini berakar kuat pada supremasi kulit putih dan dominasi kolonialisme. Memang benar bahwa bahasa ini sama dengan yang digunakan di Afrika Selatan. Pola yang sama digunakan oleh kelompok minoritas kulit putih terhadap mayoritas kulit hitam. Cara yang dipakai orang-orang Inggris terhadap orang India, dan lebih luas lagi, oleh para penguasa di seluruh dunia terhadap masyarakat adat.
Menikmati Pembunuhan
Perlakuan tidak manusiawi terhadap warga Palestina oleh tentara Israel telah menyebabkan fenomena mengerikan berupa tersebar luasnya rekaman kejahatan mereka di media sosial. Dalam video-video ini, tentara Israel terlihat sering dengan gembira melakukan kejahatan perang terhadap warga Palestina.
Dalam sebuah film, seorang tentara Zionis mempersembahkan "Explosion" sebagai hadiah ulang tahun untuk putrinya yang berusia dua tahun. Beberapa detik kemudian, sebuah bangunan tempat tinggal warga Palestina meledak di belakang mereka.
Video lain menunjukkan tentara Israel membakar makanan Palestina selama operasi kelaparan dan mengejek warga sipil Palestina yang ditelanjangi, berkerumun, dan ditutup matanya.
Bahkan mereka yang mendukung Israel pun nampaknya khawatir dengan sepak terjang tentara Israel yang membagikan video tersebut. Misalnya, Pierre Morgan, seorang produser asal Inggris yang pro-Israel, mengatakan, "Mengapa tentara Israel memfilmkan diri mereka sendiri melakukan hal-hal sensitif seperti ini? Mengapa para komandan tidak menghentikan mereka? Ketika begitu banyak anak-anak terbunuh di Gaza, hal itu membuat mereka terlihat tidak berperasaan.” Tentu saja, bagi Morgan, masalahnya bukan pada tindakan kriminal para prajurit tersebut, melainkan pada penyebarannya.
Media Arus Utama Barat
Dehumanisasi warga Palestina yang dilakukan oleh politisi dan tentara Israel yang mengabdi pada Israel juga muncul di media arus utama Barat. Contoh terbaru dan jelas mengenai hal ini adalah artikel opini di New York Times yang ditulis oleh Thomas Friedman dengan judul "Memahami Timur Tengah melalui Kerajaan Hewan".
Dalam opininya, Friedman mengibaratkan seluruh populasi kawasan Asia Barat dengan berbagai serangga, sekaligus menyamakan Amerika Serikat dengan singa. Dia menutup kolomnya dengan mengatakan, “Kadang-kadang saya berpikir tentang Timur Tengah sambil menonton CNN. Di lain waktu, saya lebih suka Animal Planet."
Wacana ini menjadikan masyarakat Asia Barat sebagai kelompok yang tidak beradab dan penuh kekerasan yang menunggu untuk menyerang peradaban Barat dan mempunyai niat jahat serta menjadikannya tidak berharga.
Kebohongan Besar mengenai Pemenggalan Kepala 40 Bayi
Tanda utama bias media Barat dalam konteks Palestina adalah pengabaian keakuratan jurnalistik dan berlanjutnya misinformasi Israel. Hal ini terlihat jelas setelah tanggal 7 Oktober, ketika jurnalis dari platform besar, seperti CNN, France24, dan The Independent, secara luas memberitakan kisah pemenggalan 40 bayi oleh tentara Hamas. Banyak jurnalis tidak mencabut laporan aslinya, meskipun kebohongan mereka terungkap, dengan alasan bahwa klaim tersebut tidak dapat diverifikasi.
Jangan Izinkan Hamas Berbicara
The Guardian melaporkan bahwa direktur utama standar dan praktik berita CNN mengeluarkan perintah pada awal November 2023 yang melarang keras pelaporan sebagian besar pernyataan Hamas, dan menggambarkannya sebagai “retorika dan propaganda yang menghasut.”
Faktanya, kurangnya pernyataan langsung dari Hamas di forum media Barat terlihat jelas. Mereka tidak diundang untuk wawancara dan laporan serta pernyataan mereka tidak dianalisis. Instruksi seperti itu mengarah pada gambaran sepihak terhadap realitas lapangan dan sama sekali mengabaikan Hamas, salah satu pemain kunci yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilu di Gaza.
Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa media Barat terlibat dalam genosida yang sedang berlangsung di Gaza. Media yang berbahaya ini sangat kontras dengan para jurnalis Palestina yang berani di Gaza yang terus mempertaruhkan nyawa mereka untuk meliput genosida yang sedang berlangsung dan berbagi kebenaran dengan seluruh penjuru dunia.(PH)