Transformasi Asia Barat, 5 Maret 2022
(last modified Sat, 05 Mar 2022 09:43:15 GMT )
Mar 05, 2022 16:43 Asia/Jakarta
  • Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah
    Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah

Perkembangan di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai sejumlah isu seperti Perang Rusia-Ukraina Berlanjut, Ini Kata Sekjen Hizbullah.

Selain itu, masih ada isu lain seperti Qatar Serukan Dialog Konstruktif Selesaikan Krisis Ukraina, Suriah: Dunia sudah Muak dengan Hegemoni Barat, Palestina Tangkap Mata-Mata Rezim Zionis, Suriah: Damaskus Berdiri Bersama Moskow, Gara-Gara Delegasi Zionis Hadir, Kuwait Batal Hadiri Pertemuan Bahrain, Rezim Zionis dan UEA Lanjutkan Penerbangan.

Perang Rusia-Ukraina Berlanjut, Ini Kata Sekjen Hizbullah

Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah mengatakan, Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas peristiwa di Ukraina saat ini.

Krisis Ukraina

Hal itu dikatakan Sayid Nasrullah dalam pidato pembukaan seminar terkait haul ke-30 kesyahidan Sayid Abbas al-Mousawi di Beirut, ibu kota Lebanon pada hari Selasa (1/3/2022).

Sayid Abbas al-Mousawi adalah salah satu pendiri Hizbullah Lebanon, yang gugur syahid oleh serangan helikopter Apache rezim Zionis Israel pada 27 Bahman 1370 HS (16 Februari 1992).

Istrinya Umm Yasir dan putranya, Hussein juga gugur dalam serangan tersebut. Pada saat kesyahidannya, Sayid Abbas al-Mousawi adalah Sekjen kedua Hizbullah Lebanon.

"Ini adalah tugas kita untuk mendokumentasikan pemikiran asli, pengorbanan besar dan kebenaran mulia dari gerakan pejuang Muqawama (perlawanan). Pidato dan ceramah serta diskusi yang berkaitan dengan kegiatan seminar ini harus diubah menjadi buku dan dokumen yang disetujui," kata Sayid Nasrullah pada pembukaan seminar berjudul "Sayid al-Syuhada Kita, Pemikiran dan Sirah".

Sekjen Hizbullah lebih lanjut menyinggung konflik antara Rusia dan Ukraina. Sayid Nasrullah mengatakan, setelah dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, beberapa pihak menyetujuinya, sebagian lain mengecamnya dan ada pula yang menyatakan netral. Yang penting di sini adalah mengikuti peristiwa global ini dan belajar darinya setiap jam dan setiap hari.

"AS bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Ukraina sekarang, karena telah memicu konflik ini dan tidak membantu untuk mencapai solusi diplomatik dan menghentikan perang, bahkan lebih menekankan agar perang dimulai," ujarnya.

Sayid Nasrullah juga menyinggung pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengenai konflik Rusia dan Ukraina yang disampaikan pada Selasa siang.

"AS telah melakukan segalanya untuk skenario saat ini dan menyiapkan kondisi untuk memperumit situasi. Apa yang terjadi hari ini adalah pelajaran bagi mereka yang mempercayai Amerika," pungkasnya.

Ayatullah Khamenei dalam pidato memperingati hari raya Bitsah Nabi Muhammad Saw pada Selasa (1/3/2022) menyebut krisis Ukraina sebagai akibat dari kebijakan AS.

"Hari ini, Ukraina adalah korban dari kebijakan penciptaan krisis oleh AS karena Washington ikut campur dalam urusan internal Ukraina, mengorganisir demonstrasi, menciptakan kudeta beludru dan warna, dan menghadirkan senator AS dalam demonstrasi oposisi serta menggati pemerintah yang berkuasa. Tindakan tersebut telah membawa Ukraina ke titik sekarang ini," kata Ayatullah Khamenei.

Qatar Serukan Dialog Konstruktif Selesaikan Krisis Ukraina

Menteri Luar Negeri Qatar menekankan urgensi dialog konstruktif untuk menyelesaikan krisis Ukraina.

Al Jazeera melaporkan, Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdul Rahman hari Senin (28/2/2022) mengatakan, "Doha menolak penggunaan kekuatan dalam konflik Ukraina dan menyerukan kedua belah pihak untuk mencapai penyelesaian diplomatik,".

Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdul Rahman

Pada hari Senin, Putin mengeluarkan dekrit yang mengakui kemerdekaan wilayah Donetsk dan Luhansk dari Ukraina.

Wilayah Donetsk dan Luhansk berada di wilayah timur Ukraina yang didominasi etnis Rusia. Kedua wilayah tersebut mendeklarasikan otonomi mereka dari pemerintah pusat Ukraina pada tahun 2014, menyusul kudeta oleh loyalis Barat terhadap pemerintah saat itu.

Suriah: Dunia sudah Muak dengan Hegemoni Barat

Penasihat Presiden Suriah mengatakan, dunia sudah muak dengan hegemoni Barat, dan sangat membutuhkan sebuah tatanan global yang menghormati kedaulatan negara-negara, dan hukum internasional.

Dikutip surat kabar Al Akhbariyah, Senin (28/2/2022), Bouthaina Shaaban menanggapi perkembangan terbaru di Ukraina dan menuturkan, "Perang di Ukraina terkait dengan hubungan Rusia dan Barat, pasalnya Barat melanggar komitmennya untuk tidak memperluas kehadiran NATO di Eropa Timur, oleh karena itu Rusia tidak punya pilihan lain, dan jika Moskow tidak melakukan langkah ini, maka negara itu akan menderita kerugian sangat besar."

Ia menambahkan, "Suriah juga pernah mengalami pengalaman seperti yang dialami Rusia dengan Barat sekarang, sanksi-sanksi menindas Barat terhadap rakyat Suriah, sudah sampai pada hukuman massal."

Menurut Bouthaina Shaaban, negara-negara Barat dengan maksud merusak citra Rusia dan mewujudkan keinginannya, menggunakan berbagai istilah.

"Barat sedang mengalami keruntuhan, sedangkan Timur sedang mengalami kemajuan, karena itu peristiwa-peristiwa yang terjadi hari ini semakin memperjelas tanggung jawab semua pihak untuk bergerak menuju sebuah dunia multipolar," pungkasnya.

Palestina Tangkap Mata-Mata Rezim Zionis

Dinas keamanan Perlawanan Palestina di Jalur Gaza menangkap sejumlah mata-mata Israel.

Surat kabar Al-Quds hari Sabtu (26/2/2022) melaporkan, beberapa sumber di Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menyatakan bahwa pasukan keamanan perlawanan Palestina, dengan kerja sama dari dinas keamanan negara berhasil memberikan pukulan fatal pada rezim Zionis dan menangkap sejumlah mata-matanya.

Langkah-langkah ini akan terus memberikan pukulan yang lebih besar kepada aparat intelijen rezim Zionis di Al Quds dan para pejabatnya.

Sumber Hamas juga menyatakan bahwa pasukan perlawanan memasuki konflik besar dengan aparat intelijen rezim Zionis di Al Quds, dan dari waktu ke waktu mereka dapat memberikan pukulan menyakitkan pada Israel.

Rezim Zionis berusaha keras untuk merekrut dan melatih mata-mata  guna mengetahui keberadaan atau kegiatan para pejuang Palestina untuk membunuhnya.

Kapal Tanker Bensin Yaman Disita Pasukan Koalisi Saudi

Juru bicara Perusahaan Minyak Yaman, YPC mengumumkan, sebuah kapal tanker pengangkut bensin yang sangat dibutuhkan oleh rakyat negara ini, disita oleh pasukan Koalisi Arab Saudi.

Essam Al Mutawakil, Rabu (3/3/2022) seperti dikutip stasiun televisi Al Masirah mengatakan, pasukan Angkatan Laut Koalisi Saudi melarang masuknya sebuah kapal tanker pengangkut bensin bernama "Caesar" ke pelabuhan Al Hudaydah.

Ia menambahkan, kapal tanker yang ditahan pasukan Koalisi Saudi itu sudah diinspeksi oleh PBB, dan mengantongi izin internasional untuk masuk ke Yaman.

Jubir Perusahaan Minyak Yaman menjelaskan, Koalisi Saudi-Amerika Serikat-Uni Emirat Arab berusaha meningkatkan krisis bahan bakar di Yaman dengan maksud untuk menambah penderitaan rakyat negara ini.

"Yaman hari ini mengalami krisis produk minyak paling parah sejak awal agresi militer dan blokade Koalisi Arab Saudi tujuh lalu," imbuhnya.

Essam Al Mutawakil menegaskan, "Dalam beberapa hari terakhir antrian kendaraan warga Yaman di depan pom bensin di berbagai provinsi negara ini mencapai lebih dari tiga kilometer."

Pasukan Koalisi Saudi berulangkali menyita kapal tanker pengangkut bahan bakar, bahan makanan dan peralatan medis yang akan dikirim ke Yaman.

Suriah: Damaskus Berdiri Bersama Moskow

Wakil Menteri Luar Negeri Suriah menyatakan Damaskus mendukung Rusia atas sikap berprinsip Moskow dalam membela keamanan nasionalnya terhadap kebijakan konfrontatif Barat.

Bashar Al-Jaafari

Kantor Berita SANA hari Sabtu (5/3/2022) melaporkan Bashar Al-Jaafari, Wakil Menteri Luar Negeri dan Urusan Imigran Suriah memperingatkan bahaya langkah negara-negara Barat untuk memindahkan kelompok teroris Suriah ke Ukraina, dengan mengatakan, "Apa yang dilakukan media Barat terhadap Rusia adalah pengulangan dari mesin propaganda yang sama terhadap rakyat dan pemerintah Suriah,".

"Apa yang Rusia lakukan di Ukraina hari ini adalah untuk mereformasi dan mengembalikan keseimbangan hubungan internasional ke masa lalu, tetapi Barat sedang mencoba untuk memperluas NATO ke timur dan bermaksud untuk menyebarkan senjata nuklir di Ukraina," ujar Al-Jaafari.

Menyinggung tindakan AS di Suriah, Afghanistan, Irak, Libya dan Kuba, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah menjelaskan,"Hari ini, perlindungan keamanan nasional menjadi kebutuhan bagi semua negara yang menentang kebijakan agresif Barat. Sebab keamanan negara-negara ini bersatu dan kohesif, dan kemenangan mereka atas hegemoni Barat adalah satu-satunya pilihan untuk menjaga kedaulatan, kemerdekaan dan martabat bangsanya,".

Sebelumnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Rusia Vladimir Putin mengatakan, "Damaskus mendukung Moskow, karena operasi militer Rusia di Ukraina yang bertujuan melindungi warga sipil di Donbass."

Gara-Gara Delegasi Zionis Hadir, Kuwait Batal Hadiri Pertemuan Bahrain

Delegasi akademik Kuwait telah membatalkan kehadirannya di konferensi Universitas Negeri Bahrain, karena kehadiran delegasi Israel.

Kepala Asosiasi Pemuda Pendukung Al Quds, Musab al-Mutawah dalam cuitan di Twitternya hari Sabtu (5/3/2022) mengatakan, "Pembatalan kehadiran delegasi akademik Kuwait dalam konferensi Bahrain ini mencerminkan posisi resmi Kuwait dalam menentang normalisasi hubungan dengan rezim Zionis".

"Posisi seperti itu telah menjadi senjata dan pengungkit tekanan terhadap rezim agresor Zionis," tegasnya.

Ia menilai sikap tegas Kuwait dalam isu Palestina membuktikan dukungannya terhadap rakyat Palestina yang tidak pernah berubah.

Tariq al-Shaya, Ketua Pemuda Internasional Pendukung Al-Quds mengungkapkan bahwa menolak untuk berpartisipasi dalam konferensi semacam itu mencerminkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi warga Kuwait.

"Desakan negara-negara yang menormalkan hubungan dengan rezim Zionis pada partisipasinya dalam kegiatan dan program apa pun hanyalah upaya untuk meningkatkan citra rezim yang tangannya berlumuran darah orang-orang Palestina," pungkasnya

Rezim Zionis dan UEA Lanjutkan Penerbangan

Organisasi keamanan internal rezim Zionis mengumumkan perjanjian keamanan baru antara Israel dan UEA untuk melanjutkan penerbangan antara kedua belah pihak.

Image Caption

Televisi Al-Jazeera hari Sabtu (5/3/2022) melaporkan, organisasi keamanan internal rezim Zionis (Shabak) mengumumkan bahwa Israel dan UEA telah mencapai kesepakatan keamanan yang akan memungkinkan maskapai rezim Zionis melanjutkan jadwal penerbangan penuh mereka ke Dubai.

El Al Airlines menyambut baik perjanjian tersebut dan mengumumkan bahwa mereka akan mengoperasikan tiga atau empat penerbangan sehari ke Dubai dalam waktu dekat.

Sumber media melaporkan beberapa hari yang lalu bahwa penerbangan antara UEA dan rezim Zionis ditangguhkan karena perselisihan keamanan yang belum terselesaikan antara Shabak dan pejabat keamanan Dubai mengenai protokol keamanan penerbangan.

Perselisihan antara Shabak dan pejabat keamanan Dubai mengenai masalah keamanan di bandara internasional  menyebabkan kedua belah pihak mengurangi penerbangan antara Tel Aviv dan Dubai menjadi 3 dari 10 penerbangan harian, dan semua penerbangan antara kedua belah pihak harus ditangguhkan.

Ada banyak kontak antara pejabat Emirat dan rezim Zionis di masa lalu untuk memperpanjang pembicaraan antara kedua belah pihak.

Pada September 2020, UEA menandatangani perjanjian untuk menormalkan hubungan dengan rezim Zionis, yang ditentang oleh banyak negara dunia, terutama negara-negara Muslim dan Palestina.

 

 

 

Tags