Mengapa Hari Quds Sedunia ?
(last modified Fri, 29 Apr 2022 06:05:18 GMT )
Apr 29, 2022 13:05 Asia/Jakarta
  • Hari Quds Sedunia
    Hari Quds Sedunia

Hari Jumat terakhir bulan suci Ramadan atas prakarsa Imam Khomeini, dicetuskan sebagai Hari Quds Sedunia, sehingga umat Islam di seluruh penjuru dunia dapat meneriakan protesnya terhadap kebijakan rasis Rezim Zionis Israel.

Sebelum Jumat terakhir bulan Ramadan dicanangkan sebagai Hari Quds Sedunia, sudah ada hari-hari simbolik lain seperti Hari Bumi yang digagas rakyat Palestina, dan Hari Solidaritas atas Rakyat Palestina Internasional yang digulirkan PBB.

Akan tetapi Hari Quds Sedunia memiliki sejumlah dimensi yang membedakannya dengan hari-hari simbolik sebelumnya, oleh karena itu ia memiliki ragam kegunaan yang berbeda.

Hari Bumi digagas untuk mempertahankan solidaritas warga Palestina, dan mendorong mereka untuk melakukan perlawanan atas strategi penjajahan Rezim Zionis yang secara bertahap mencaplok satu per satu tanah Tepi Barat, dan Baitul Maqdis Timur, dan penggabungannya ke Wilayah penjajahan tahun 1948 yang dikenal dengan Israel.

Sasaran utamanya adalah warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Baitul Maqdis Timur yang berada di hadapan strategi penjajahan Rezim Zionis, dan tujuan Israel dengan strategi ini adalah supaya tidak ada sejengkal pun tanah yang tersisa untuk mendirikan negara Palestina.

PBB menetapkan tanggal 29 November sebagai Hari Solidaritas atas Rakyat Palestina Internasional dengan maksud menutupi keterlibatan bersejarahnya dalam menjajah Palestina, melalui Resolusi 181 Majelis Umum yang membagi Palestina, atau untuk mengganti sebagian kelalaiannya terkait pendudukan Palestina.

Akan tetapi Hari Quds Sedunia berbeda dengan acara-acara simbolik tersebut karena memiliki sejumlah tujuan dan fungsi yang sepenuhnya berbeda.

 

Zionis di Masjid Al Aqsa

 

Pertama, Palestina, terutama Al Quds dan Masjid Al Aqsa sebagai Kiblat pertama umat Islam, telah menjadi poros untuk memperkuat persatuan dan solidaritas Muslim. Artinya, sebagian besar musibah umat Islam yang membuka peluang bagi pendudukan Palestina, disebabkan tidak adanya persatuan, dan solidaritas di antara umat Islam.

Kedua, jika hari-hari simbolik sebelumnya lebih menitikberatkan tanggung jawab pada penduduk Palestina di Tepi Barat atau di luar perhatian negara dan organisasi-organisasi internasional yang biasanya dianggotai oleh pemerintah negara-negara dunia, pada Hari Quds Sedunia yang diseru adalah setiap Muslim di seluruh penjuru dunia, oleh karena itu peran dan tanggung jawab bersejarah mereka menjadi penekanan.

Masalah tersebut sangat urgen dilihat dari sisi ini pertama, bahwa umat Islam dari segi kuantitas cukup signifikan, sekitar dua miliar penduduk dunia adalah Muslim, kedua, bangsa-bangsa Muslim berbeda dengan pemerintah negara-negara Muslim dan Arab, mereka secara langsung tidak ditekan oleh Barat, dan Mafia Zionis, sehingga bisa menggunakan berbagai instrumen termasuk demonstrasi atau boikot produk Israel dan pendukungnya, sebagai alat tekan untuk memenuhi hak rakyat Palestina.

Ketiga, Hari Quds Sedunia yang diperingati pada bulan suci Ramadan, bulan jamuan Allah Swt, memiliki muatan religi dan keyakinan, sehingga tidak mudah diabaikan.

Seluruh masalah di atas menunjukkan bahwa Hari Quds Sedunia tidak bisa disimpulkan hanya sebagai hari simbolik semata, tapi telah berubah menjadi sebuah ajaran dan wacana pemikiran serta praksis yang dengan dukungan dan penguatan rasa tanggung jawab umat Islam, membawa kabar gembira tentang kemerdekaan Palestina, dan kembalinya Palestina ke pemilik asli.

Dalam diskursus ini, rakyat Palestina tidak sendiri karena mendapat dukungan dari setiap pribadi Muslim di seluruh dunia, dan dalam menjalankan tanggung jawab serta komitmen agama dan kemanusiaannya, mereka tidak memerlukan izin negara.

Oleh karena itu, semakin tampak posisi hakiki Hari Quds Sedunia di antara umat Islam, maka semakin besar pula harapan untuk menegakan hak rakyat Palestina, dan merebut kembali tanah air mereka. (HS)

Tags