Peringatan PBB Tentang Bencana Kemanusiaan di Gaza
(last modified Sun, 03 Jul 2022 03:26:01 GMT )
Jul 03, 2022 10:26 Asia/Jakarta

PBB mengumumkan dalam sebuah laporan bahwa pengepungan 15 tahun di Jalur Gaza telah menyebabkan situasi bencana di daerah ini.

Sejak 2006, rezim Zionis telah menempatkan Jalur Gaza di bawah blokade yang komprehensif.

Alasan utama di balik pengepungan Gaza oleh rezim Zionis adalah kemenangan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dalam pemilihan umum legislatif dan kekalahan gerakan Fatah serta perjanjian keamanan antara Mesir dan rezim Zionis.

Aksi demo laut menuntut pembatalan blokade Jalur Gaza

Meski pemerintahan yang muncul dari pemilu parlemen Palestina runtuh karena konflik internal dan gerakan Fatah kembali mengambil alih kekuasaan, pengepungan Gaza oleh rezim Zionis Israel bukan hanya tidak berakhir, tetapi terus berlanjut.

Akibat pengepungan ini, Gaza menghadapi bencana kemanusiaan yang serius.

Blokade 15 tahun di Jalur Gaza oleh rezim Zionis telah menyebabkan kekurangan pangan dan meningkatkan kerawanan pangan di wilayah ini sedemikian rupa sehingga Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) juga telah menyatakan keprihatinan tentang ini dalam laporan mereka.

Menurut laporan Pusat Studi Politik dan Ekonomi Palestina, pada tahun 2021, lebih dari separuh keluarga Palestina kekurangan pangan.

Program Pangan Dunia (WFP) juga telah mengumumkan pada beberapa kesempatan bahwa kelaparan dan kemiskinan mengancam kehidupan ribuan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat karena kebijakan rezim Zionis.

Menurut statistik, dua pertiga warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza menderita kekurangan ketahanan pangan pada tahun 2021 di bawah bayang-bayang pengepungan rezim Zionis di jalur ini.

Selain kerawanan pangan, situasi kesehatan dan medis di Jalur Gaza juga mengerikan. Meskipun banyak yang menderita penyakit mematikan, ribuan orang di Gaza tidak dapat meninggalkan Gaza untuk berobat.

PBB mengumumkan dalam sebuah laporan bahwa pengepungan 15 tahun di Jalur Gaza telah menyebabkan situasi bencana di daerah ini.

Tidak ada pengiriman obat ke Jalur Gaza karena pengepungan oleh rezim Zionis. Bahkan merebaknya krisis Corona tidak membuat rezim Zionis menghentikan pengepungan menyeluruh di Jalur Gaza.

Sebelumnya, juru bicara Palang Merah Internasional mengumumkan bahwa sanksi keras terhadap orang dan barang, selain perselisihan internal di Palestina, telah membuat situasi kemanusiaan di Gaza kritis dan mengubahnya menjadi wilayah yang terisolasi dari dunia, yang telah memberikan tekanan pada ekonominya.

Layanan dasar seperti kesehatan, air dan listrik di Gaza telah menghadapi masalah yang parah. Pasien membutuhkan izin dari otoritas Zionis untuk meninggalkan Jalur Gaza.

Mempertimbangkan situasi ini, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB di Wilayah Pendudukan Palestina (OCHA) mengumumkan dalam sebuah laporan bahwa situasi di Jalur Gaza telah menjadi bencana besar setelah 15 tahun blokade darat, laut dan udara di daerah ini.

Disebutkan dalam laporan ini bahwa pengepungan Gaza telah meningkatkan tingkat kemiskinan dan pengangguran ke level tertinggi, menghancurkan ekonomi Palestina dan membuat 50% dari mereka bergantung pada bantuan internasional.

OCHA juga menyatakan dalam laporannya bahwa blokade Gaza telah menyebabkan kematian ratusan warga Jalur Gaza.

OCHA

Meskipun PBB dan lembaga-lembaganya telah berulang kali memperingatkan tentang bencana kemanusiaan di Jalur Gaza, dan bahkan PBB telah menggambarkan Jalur Gaza sebagai "penjara terbuka" terbesar di dunia, sejauh ini tidak ada tindakan yang diambil oleh organisasi ini untuk menghentikan pengepungan Gaza.(sl)