Konspirasi UEA, Kehadiran Zionis Semakin Luas di Selatan Yaman
Sementara kekacauan politik di Yaman selatan berada pada tingkat tertinggi serta pemerintah yang ada masih bergantung dalam mengelola dirinya dan tidak punya kekuatan, rezim Zionis berkomplot dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk meningkatkan kehadiran militernya di wilayah ini.
Kehadiran Zionis di Yaman selatan dimulai setelah kesepakatan untuk menormalkan hubungan antara rezim ini dan UEA pada September 2020 dan meningkat dari waktu ke waktu.
Pertama, Uni Emirat Arab bersama rezim Zionis membuka bandara di pulau Abd Al-Kuri yang terletak di kepulauan Socotra (selatan Yaman).
Dalam peresmian bandara ini, persetujuan dari pemerintah yang mengundurkan diri tidak dipertimbangkan dan pada dasarnya dilakukan tanpa kerja sama dari pemerintah yang mengundurkan diri.
Selanjutnya, rezim Zionis mengirimkan sejumlah tentara dan perwira intelijennya ke selatan Yaman dan membuka beberapa pangkalan militer.
Dalam aksi terbaru, sumber-sumber berita melaporkan bahwa Mahmoud Fateh Ali Al-Khaja, salah satu agen utama kompromi antara UEA dan rezim Zionis, telah membeli tanah yang luas di daerah pegunungan Hajhir.
Sumber-sumber ini mengatakan bahwa tujuan Al-Khaja untuk tindakan ini adalah untuk membangun pangkalan militer baru bagi rezim Zionis di Socotra.
Daerah Hajhir menghadap ke pantai Hadibu.
Dikatakan bahwa tujuan utama pergerakan Zionis dan UEA di selatan Yaman adalah untuk membangun pertahanan udara regional.
Dalam hal ini, Benny Gantz, Menteri Perang Zionis Israel, pada 20 Juni mengklaim bahwa ia sedang menciptakan pertahanan udara regional yang disebut Koalisi Pertahanan Udara Timur Tengah.
Sementara kekacauan politik di Yaman selatan berada pada tingkat tertinggi serta pemerintah yang ada masih bergantung dalam mengelola dirinya dan tidak punya kekuatan, rezim Zionis berkomplot dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk meningkatkan kehadiran militernya di wilayah ini.
Aksi UEA dan rezim Zionis, selain kedua pihak melanjutkan kerja sama di bidang militer dan intelijen, juga dilakukan dengan tujuan melanjutkan penjarahan sumber daya Yaman.
Sumber daya energi Yaman berada di wilayah selatan negara ini, dan pada saat yang sama, pelabuhan strategis juga terletak di selatan Yaman.
Selain itu, kerja sama UEA dan rezim Zionis di Yaman selatan, yang juga disadari oleh Arab Saudi dan tampaknya dilakukan atas persetujuan pemerintah Riyadh, bertujuan untuk memecah belah Yaman.
Rezim Zionis selalu melihat perpecahan negara-negara Islam dan transformasinya menjadi negara-negara kecil sejalan dengan kepentingannya. Karena beberapa negara kecil Arab seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain telah memelopori normalisasi hubungan dengan rezim pendudukan ini.
Isu lainnya adalah bahwa kehadiran militer rezim Zionis di Yaman selatan dan peningkatan kerja sama dengan UEA ditujukan untuk melawan perluasan kegiatan Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman ke wilayah selatan negara itu dan mencegah pembentukan pemerintah yang kuat di Yaman.
UEA bermaksud untuk bermitra dengan rezim Zionis dalam tujuannya dan untuk mendapatkan lebih banyak dukungan dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat.
Dalam hal ini, Mohammed Nasser Al-Atifi, Menteri Pertahanan Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman mengumumkan konspirasi dan persetujuan resmi dari negara-negara koalisi agresor bahwa mereka bermaksud untuk menyerahkan Yaman kepada rezim Zionis dan Barat pendukungnya dengan imbalan pemenuhan beberapa tuntutan.(sl)