Ilmuwan Zionis Akui Iron Dome Picu Kanker bagi Operatornya
Beberapa ilmuwan dari rezim Zionis mengatakan bahwa tentara yang bekerja edi fasilitas sistem pertahanan Iron Dome lebih rentan terkena kanker daripada yang lain.
Iron Dome adalah sistem pertahanan yang dibangun oleh rezim Zionis untuk menangani rudal jarak menengah dan jarak pendek. Kinerja sistem pertahanan udara Zionis, meskipun biaya produksinya sangat tinggi, baru-baru ini menjadi polemik di internal Israel sendiri.
Surat kabar Al-Quds al-Arabi hari Senin (16/1/2023) melaporkan para ilmuwan universitas Israel yang mengumumkan hasil penelitian bahwa tentara yang bekerja di dalam sistem pertahanan udara Iron Dome delapan kali lebih banyak terpapar radiasi dari radar dan sistem elektronik yang berbahaya dibandingkan yang lain.
Sebelumnya, Moran Deitch, seorang peneliti di Universitas Bar Ilan mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan bahwa banyak pasien kanker yang rutin mengunjungi institusi ini berasal dari tentara yang bertugas di fasilitas Iron Dome.
"Sejumlah tentara mengajukan konfirmasi penyakit mereka ke Kementerian Perang Israel, tetapi permintaan mereka ditolak dengan alasan penyakit mereka tidak terkait dengan pekerjaannya," ujar Deitch dalam laporannya.
Ia juga menambahkan bahwa enam tentara Zionis yang mengoperasikan Iron Dome meninggal karena kanker.
Bersamaan dengan penelitian akademik, militer Israel juga secara serius mulai meneliti masalah ini dalam beberapa tahun terakhir.
Departemen medis angkatan bersenjata Israel melakukan riset terhadap, semua tentara yang ditempatkan di Iron Dome dari tahun 2009 hingga 2018, serta ribuan tentara front domestik mengenai potensi kanker mereka dan kaitannya dengan lokasi penempatan kerja.
Hasil yang diperoleh dari penelitian selama satu dekade menunjukkan bahwa 13 prajurit yang ditempatkan di Iron Dome didiagnosis menderita kanker, dengan perbandingan satu dari setiap 330 prajurit didiagnosis menderita penyakit ini. Sedangkan untuk unit lain adalah satu banding 400 orang.(PH)