Belum Sebulan, Kabinet Netanyahu Terancam Runtuh
(last modified Sun, 22 Jan 2023 13:07:52 GMT )
Jan 22, 2023 20:07 Asia/Jakarta
  • Protes anti-kabinet Netanyahu di Israel
    Protes anti-kabinet Netanyahu di Israel

Usia kabinet baru Perdana Menteri Israel, Benjamin Nentayahu belum mencapai satu bulan tapi sudah terancam bubar.

Kabinet Netanyahu menghadapi dua kendala utama yang membuatnya terancam runtuh. Kendala pertama, aksi demo luas dan dini warga menentang kabinet ini. Selama beberapa hari terakhir digelar aksi demo besar-besaran menentang kebijakan kabinet radikal Netanyahu. Puluhan ribu pemukim Zionis kemarin malam kembali turun ke jalan-jalan di berbagai kota pendudukan al-Quds, Haifa dan Tel Aviv memprotes kebijakan Benjamin Netanyahu.

Pekan lalu hampir seratus ribu pemukim Zionis menggelar demonstrasi memprotes kebijakan radikal Netanyahu dan keputusannya. Upaya kabinet Netanyahu untuk mengubah dan mengandamen undang-undang kehakiman dan gerakan untuk meningkatkan wewenang kabinet dan parlemen serta mengurangi wewenang Mahkamah Agung menjadi pemicu demonstrasi ini.

Puluhan ribu warga Zionis berdemo menentang kabinet Netanyahu

Salah satu ciri dari demonstrasi ini adalah memiliki pemimpin dan dituntun serta didukung oleh arus oposisi. Yair Lapid, pemimpin gerakan oposisi, dan Benny Gantz, mantan menteri peperangan Israel, juga hadir dalam demonstrasi tadi malam. Kehadiran orang-orang ini dalam demonstrasi rakyat menentang kabinet Netanyahu berarti bahwa konflik politik di kancah politik Israel belum berakhir, dan seperti halnya Netanyahu melakukan banyak upaya untuk meruntuhkan kabinet koalisi Bennett dan Lapid tahun lalu, sekarang lawannya juga melakukan upaya seperti itu. Padahal perselisihan politik dalam 4 tahun terakhir adalah salah satu alasan terpenting ketidakstabilan politik dan kerapuhan kabinet di Israel, dan sekarang bahaya seperti itu mengancam kabinet Netanyahu yang baru dibentuk, yang hidupnya belum mencapai satu bulan.

Masalah lain yang dihadapi kabinet Netanyahu dan menempatkannya dalam bahaya kehancuran dini adalah penunjukan orang-orang yang tidak memiliki kualifikasi yang diperlukan dan tidak memenuhi syarat untuk memegang kementerian oleh Mahkamah Agung. Mahkamah Agung rezim Zionis pada Rabu pekan lalu, dengan mayoritas 9 hakim dari 10 hakim, memilih untuk mendiskualifikasi pemimpin partai ultra-Ortodoks "Shas" Aryeh Deri karena hukuman pidana.

"Aryeh Deri" sekarang menjadi menteri kesehatan dan menteri internal kabinet Netanyahu, dan karena kabinet di Israel dibentuk berdasarkan koalisi antara partai-partai di Knesset, partai "Shas" mengancam jika Netanyahu menanggapi perintah Mahkamah Agung dan jika Aryeh Deri dicopot, partai ini juga akan keluar dari kabinet. Partai "Shas" memiliki 11 kursi di parlemen dan jika ingin meninggalkan kabinet dan koalisi yang berkuasa, Netanyahu akan kehilangan mayoritas parlemen, yang saat ini memegang 64 kursi dari 120 kursi, dan dalam hal ini kabinet akan runtuh dan harus harus digelar pemilu lagi.

Mengingat kondisi ini, para pengamat mulai berbicara mengenai keruntuhan dini kabinet Netanyahu. Sebagian bahkan memperingatkan potensi perang internal di Israel. Yossi Melman, pakar militer-keamanan rezim Zionis seraya mengisyaratkan demonstrasi kemarin malam menulis, "Malam ini 125 ribu orang turun ke jalan-jalan menentang Netanyahu. Krisis di Israel mungkin akan berujung pada perang internal."

Bahkan Presiden rezim Zionis, Isaac Herzog dalam sebuah statemennya mengatakan bahwa Israel bergerak ke arah disintegrasi dan terpecah-pecah, dan partai politik harus menyelesaikan friksinya. (MF)