Presiden Suriah Apresiasi Negara-Negara yang Bantu Korban Gempa
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengapresiasi negara-negara yang membantu korban gempa bumi di Suriah.
"Skala bencana ini jauh di luar kemampuan Suriah," kata Assad pada Kamis (16/2/2023) seperti dilansir Farsnews.
Dia menambahkan, tanggapan cepat dari lembaga-lembaga pemerintah, masyarakat sipil, dan sukarelawan mengkompensasi kelemahan ini.
"Banyak orang yang membantu dan bahkan warga Suriah yang tinggal di luar negeri berusaha dengan segala cara untuk mematahkan sanksi dan blokade terhadap Suriah guna membantu saudara mereka yang terkena dampak gempa semampu yang bisa dilakukan," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Suriah telah mengunjungi daerah-daerah terdampak gempa dan mengeluarkan pernyataan pertamaanya setelah bencana alam ini.
Dia kepada wartawan mengatakan bahwa negara-negara Barat tidak peduli dengan kondisi kemanusiaan.
Kurangnya bantuan kemanusiaan untuk korban gempa di Suriah disebabkan sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
Departemen Keuangan AS mengumumkan sebelumnya bahwa mereka akan menangguhkan sanksi terhadap Suriah selama beberapa bulan untuk memungkinkan beberapa kesepakatan dan langkah-langkah operasi bantuan kepada korban gempa di dekat perbatasan Suriah dan Turki.
Penangguhan beberapa sanksi AS terjadi setelah pejabat PBB dan lembaga bantuan internasional memperingatkan bahwa sanksi AS telah menghambat upaya pengiriman bantuan kemanusiaan untuk korban gempa di Suriah.
Jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan Magnitudo 7,8 di Turki dan Suriah telah mencapai melebihi 41.000 orang.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Rabu (14/2/2023) mengatakan bahwa korban gempa di Turki selatan mencapai sedikitnya 35.418 orang.
Di Suriah, korban tewas akibat gempa tersebut dilaporkan telah mencapai 5.814 orang, sehingga total korban tewas di kedua negara ini mencapai 41.232 orang. (RA)