Ini Alasan AS Ingin Hidupkan kembali Daesh di Suriah
(last modified Thu, 17 Aug 2023 13:12:40 GMT )
Aug 17, 2023 20:12 Asia/Jakarta
  • AS dan kelompok teroris Daesh (ISIS)
    AS dan kelompok teroris Daesh (ISIS)

Kelompok teroris Daesh (ISIS) baru-baru ini meningkatkan aksinya. Suriah dan Iran dalam beberapa pekan terakhir mengalami serangan teroris. Ada indikasi yang menunjukkan minat AS untuk menghidupkan kembali Daesh.

Kantor Berita Associated Press (AP) dalam laporannya menulis, sebuah kelompok pakar PBB dalam laporannya kepada Dewan Keamanan PBB mengklaim bahwa dalam paruh pertama tahun ini, ancaman kelompok teroris Daesh di sejumlah wilayah konflik di Irak dan Suriah meningkat. Menurut AP, dalam laporan ini disebutkan, "Daesh secara global masih aktif, dan meski menderita kerugian dan kekalahan besar, serta aktivitasnya di Suriah dan Irak menurun, tapi ancaman kembalinya kelompok ini masih tetap ada." Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah baru-baru ini dalam pidatonya mengatakan, "Amerika memutuskan untuk menghidupkan kembali kelompok teroris Daesh."

Namun pertanyaannya adalah, mengapa dan bagaimana Amerika akan menghidupkan kembali kelompok teroris ini ?

Image Caption

Sejumlah anasir Daesh, khususnya di Suriah berada di kamp-kamp yang berada di bawah pengawasan Amerika Serikat. Kamp al-Hawl di Provinsi al-Hasakah merupakan pusat utama penahanan teroris Daesh di antara kamp-kamp ini. Sampai saat ini dalam berbagai laporan dari sumber lokal disebutkan bahwa militer Amerika Serikat memindahkan teroris Daesh dari penjara-penjara ke pangkalan militernya, dan sumber keamanan juga berulang kali mengatakan bahwa AS melatih Daesh dan memberi mereka persenjataan untuk melancarkan aksi teror di Suriah, sehingga ada alasan bagi berlanjutnya kehadiran militer AS di negara ini. Faktanya, Amerika Serikat yang tengah ditekan rakyat Suriah untuk menarik tentaranya dari negara ini, menilai berlanjutnya kejahatan Daesh selaras dan sesuai dengan kepentingannya untuk tetap bercokol di Suriah.

Khayyam al-Zoabi, seorang jurnalis dan peneliti hubungan internasional dalam sebuah catatannya yang dimuat Koran Rai al-Youm menganalisa tujuan pergerakan AS dan opsi mengaktifkan kembali Daesh oleh negara ini. Ia menulis, "Peristiwa yang terjadi di utara dan timur Suriah, wilayah di luar kontrol Damaskus, pastinya menguntungkan Amerika. Washington menginginkan instabilitas dan ketidakamanan Suriah, dan dengan mendukung kelompok teroris dan separatis, AS ingin merealisasikan tujuannya ini."

Selain instabilitas dan mempertahankan Suriah tetap lemah, alasan lain upaya Amerika untuk menghidupkan kembali Daesh, khususnya di Suriah adalah untuk menekan Iran dan Rusia di negara Arab ini. Tujuan lain Amerika adalah mencegah terjalinnya garis komunikasi dan hubungan antara Iran, Irak dan Suriah. Sekaitan dengan hal ini, Mantan utusan khusus AS di Suriah, James Jeffrey sraya menjelaskan bahwa pasukan negara ini tidak akan ditarik dari Suriah mengakui, "Kami hadir di al-Tanaf untuk memutus rute utama antara Damaskus dan Tehran di selatan Suriah. Di masa pemerintahan Trump juga ada gerakan untuk menekan pemerintah Bashar al-Assad." (MF)