Respon Hamas atas Dimulainya Serangan baru Israel ke Gaza
Anggota senior Hamas dalam respon pertama atas dimulainya agresi militer Israel ke Jalur Gaza mengatakan, Tel Aviv dan Washington bertanggung jawab atas dihentikannya gencatan senjata sementara.
Rezim Zionis dan Hamas dengan mediasi Qatar menyepakati gencatan senjata empat hari, dan gencatan senjata ini setelah perang satu bulan lebih, diberlakukan Jumat lalu (24/11/2023) dan diperpanjang dua kali selama dua hari dan satu hari.
Fokus utama dari kesepakatan gencatan senjata tersebut adalah pertukaran tawanan dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Rezim Zionis Jumat (1/12/2023) melanggar gencatan senjata dan memulai babak baru serangan ke Jalur Gaza.
Menurut laporan IRNA, Osama bin Hamdan, anggota senior Hamas menjelaskan, muqawama mampu melawan dan mengalahkan serangan musuh.
"Kami secara serius telah mengejar gencatan senjata dan sampai saat ini pun sama, bahkan saat musuh memulai kembali serangannya," papar Hamdan.
Ia mengingatkan, "Kami memiliki pendekatan positif terhadap upaya apa pun untuk menghentikan agresi, sesuai dengan kepentingan rakyat kami. Perilaku rezim Zionis tidak bisa dipercaya. Kita harus melawan dan menghadapi agresi rezim Zionis dan peralatan militernya."
Anggota senior Hamas ini mengatakan, solusi sejati Palestina adalah menemukan mekanisme untuk mengakhiri pendudukan Israel. Kami menyambut setiap upaya untuk mengakhiri agresi dan demi kepentingan bangsa Palestina.
Televisi Aljazeera melaporkan, bersamaan dengan ini Brigade al-Qassam juga menyatakan, Ashkelon, Beersheba dan Selubung Gaza akan menjadi target serangan roket.
Empat militer Israel dilaporkan cidera dalam pertempuran di utara Gaza dipindahkan ke Rumah Sakit Soroka di Beersheba. (MF)