Bungkam Pemberitaan Gaza, Israel Bunuh Jurnalis-Jurnalis Palestina
(last modified Sat, 30 Dec 2023 10:01:50 GMT )
Des 30, 2023 17:01 Asia/Jakarta
  • Jaber Abu Hadrous Jurnalis al-Quds Today, Sabtu (29/12/2023).
    Jaber Abu Hadrous Jurnalis al-Quds Today, Sabtu (29/12/2023).

Militer rezim Zionis Israel melancarkan serangan udara ke rumah jurnalis Palestina dan keluarganya di kamp pengunsi Nuseirat, Jalur Gaza tengah.

Serangan ke rumah Jaber Abu Hadrous tersebut dilancarkan pada Jumat (29/12/2023) malam, dan menyebabkan jurnalis ini bersana keluarganya gugur.

Jaber Abu Hadrous menjadi jurnalis ke-106 yang gugur di Gaza sejak agresi militer rezim Zionis Israel ke Gaza, pada 7 Oktober 2023. 

Militer rezim Zionis dengan sengaja membunuh para wartawan dan jurnalis untuk membungkam pemberitaan tentang beragam kejahatan dan genosida mereka di Gaza.

Rekan-rekan Jaber Abu Hadrous berkumpul untuk menghadiri pemakamannya. Salah satu dari mereka mengatakan, seperti saya dan semua koresponden, kita semua berada di jalur Jaber. Rekan jurnalis kami telah gugur. Rompi pers ini tidak akan melindungi Anda, tidak dari pesawat, tidak dari tank pendudukan, dna tidak dari pesawat tempur atau drone.

"Pesan kami kepada seluruh dunia adalah, semua jurnalis di dunia dilindungi ketika mereka mengenakan rompi pers, kecuali kami di Jalur Gaza. Di sini, rompi tersebut justru menjadi sinyal untuk membunuh jurnalis. Lebih dari 100 jurnalis telah gugur syahid hingga saat ini, dan dunia terdiam," tegasnya.

Dia menambahkan, kami menarik jenazah Jaber dari reruntuhan, dan saya bersaksi bahwa Tidak Ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Utusan Allah, adalah kata-kata terakhir Jaber, dan dia gugur sebagai syahid.

"Jaber adalah koresponden al-Quds Today, yang bekerja bersama kami hari ini, memelopori pekerjaan tersebut. Rumah sakit tersebut dibom pada pukul 4:00. Dia berada di puncak energinya untuk terus menyampaikan pesan media. Namun demikian , seperti yang rekan kami katakan, rompi ini seharusnya menjadi perlindungan bagi jurnalis menurut hukum internasional, namun  penjajah (Israel) menargetkan kami, dengan lebih dari 106 orang yang gugur syahid karena kejahatan Zionis terhadap jurnalis dan koleganya," jelasnya.

Rekan Jaber labih lanjut menuturkan, ini menjadi amanah pada leher Anda bahwa kami sebagai rekan-rekan jurnalis semua, akan meneruskan jalan Jaber, Jaber yang penuh hormat, tekun, yang melekat di lapangan. Jaber selalu terdepan di lapangan untuk menyampaikan kebenaran dan gambar.

"Jaber akan bersama kami setiap saat. Kami akan selalu mengungkap kejahatan pendudukan terhadap jurnalis dan rakyat kami. Rompi ini sekarang mewakili batu sandungan dalam menghadapi pendudukan, yang tidak bisa menyembunyikan realitas apa yang terjadi di Gaza atau kejahatannya," pungkasnya.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf al-Qudra mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat serangan rezim Zionis di Gaza telah mencapai 21.320 orang.

Menurut al-Qudra, jumlah korban terluka dalam serangan membabibuta militer rezim Zionis di Gaza telah mencapai 55.603 orang.

"Selama 24 jam terakhir, rezim penjajah telah melakukan 20 kejahatan, yang menyebabkan 210 warga Palestina gugur dan 360 lainnya terluka," kata jubir Kemenkes Palestina di Gaza, seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (28/12/2023).

Merujuk pada serangan rezim Zionis terhadap fasilitas medis di Gaza, al-Qudra menuturkan, penjajah sengaja menyerang 104 ambulans dan 142 institusi medis di Gaza.

Menurutnya, rumah sakit al-Shifa harus diaktifkan dan dipulihkan kembali untuk menampung dan melayani ribuan korban terluka. Dia mengatakan, organisasi internasional harus berpartisipasi dalam pemulihan kembali Kompleks Medis al-Shifa.

Agresi militer rezim Zionis ke Gaza menuai kecaman luas masyarakat dunia dan kawasan, namun sejauh ini organisasi-organisasi internasional, termasuk PBB, belum mampu menghentikan serangan Israel. (RA)