Mesir dan Prancis Peringatkan Konsekuensi Serangan Militer Rezim Zionis di Rafah
Kementerian Luar Negeri Mesir memperingatkan konsekuensi mengerikan dari operasi darat rezim Zionis di Rafah dan mengumumkan bahwa tindakan ini akan memperburuk bencana kemanusiaan di Gaza.
Kementerian Luar Negeri Mesir dalam pernyataan yang disampaikan hari Minggu (11/2/2024) menentang operasi darat rezim Zionis di Rafah, dan menyatakan bahwa Kairo menyerukan perlunya menyatukan semua upaya internasional dan regional untuk mencegah serangan terhadap kota Rafah.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Perancis juga mengeluarkan pernyataan senada sekaligus menyampaikan keprihatinan Paris terhadap kemungkinan tentara Israel menyerang Rafah, dan kembali mengulangi permintaan gencatan senjata dan diakhirinya konflik antara Israel dan Hamas.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan bahwa Rafah adalah tempat lebih dari satu juta dan 300 ribu warga Palestina yang mengungsi.
"Selain itu, Rafah juga merupakan jalur penting untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza, sehingga serangan Israel terhadap Rafah adalah situasi kemanusiaan yang kritis saat ini akan menciptakan bencana dalam dimensi baru dan tidak dapat dibenarkan," kata pernyataan kementerian luar negeri Prancis.
"Israel harus mengambil tindakan khusus untuk melindungi kehidupan warga sipil di Gaza. Selain itu, karena masalah ini dilarang oleh hukum kemanusiaan internasional, dan Prancis juga menentang pemindahan paksa warga Palestina," tegasnya.
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim Zionis baru-baru ini mengumumkan bahwa operasi darat di Rafah akan dimulai dalam dua pekan ke depan.
Perdana Menteri rezim Zionis melanjutkan pernyataannya yang berlebihan dengan menuntut penghancuran Brigade Hamas di Rafah sebelum bulan Ramadhan.
Hamas, Arab Saudi, Yaman, UEA, Qatar, Yordania dan sejumlah pejabat serta negara-negara Eropa, termasuk Inggris dan Uni Eropa, juga telah memperingatkan dampak serangan rezim Zionis di Rafah.(PH)