AS Khawatir Tekanan Militer Tak Berpengaruh pada Yaman
Feb 24, 2024 18:59 Asia/Jakarta
Pemerintah Amerika Serikat, saat ini tengah menghadapi masalah dalam menghentikan serangan-serangan Houthi (Ansarullah) terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Deputi Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Sabrina Singh, Kamis (22/2/2024) mengatakan meski mendapatkan serangan luas dari AS, pasukan Yaman, justru memperkuat arsenal persenjataannya di dalam wilayah negara itu.
Ia menambahkan, "Kami tahu Houthi, memiliki arsenal senjata yang besar. Mereka sangat kuat. Mereka punya senjata-senjata canggih karena secara rutin mendapatkan pasokan dari Iran."
Dikutip CNN, para pejabat AS, saat ini sedang berusaha menemukan jalan untuk menambah tekanan terhadap orang-orang Yaman, pasalnya sebagian pejabat di Gedung Putih, berkata penggunaan kekerasan terhadap Yaman, tidak efektif.
Para pejabat itu juga percaya bahwa tekanan militer terhadap Yaman, sangat berbiaya mahal, dan tidak efektif karena harus menembakkan rudal-rudal bernilai sekian juta dolar untuk menjatuhkan drone dan rudal-rudal murah milik Yaman.
Sementara itu, beberapa mantan pejabat AS, meyakini bahwa strategi AS, terlampau konservatif, dan pemerintah Presiden Joe Biden, harus menyerang gudang-gudang senjata Yaman.
Seorang pejabat senior Pentagon, menuturkan, "Houthi terus mengejutkan kita. Kita masih belum memahami secara benar tentang apa yang sedang terjadi." (HS)