Jul 02, 2024 13:59 Asia/Jakarta
  • Krisis di Kalangan Militer Israel Akut, dari Desersi, Gangguan Mental hingga Bunuh Diri Meningkat

Seiring berlanjutnya perang yang dikobarkan rezim Zionis di Gaza dan berlanjutnya kemenangan kekuatan perlawanan, krisis di kalangan tentara rezim Zionis kian hari semakin meningkat tajam.

Televisis Israel saluran 12 mengumumkan bahwa sejak dimulainya operasi badai Al-Aqsa dan juga perang Zionis melawan Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu, 900 kapten dan mayor tentara telah mengajukan permohonan pensiun dini.

Menurut Pars Today, sumber Zionis ini menyebutkan bahwa pada periode yang sama beberapa tahun terakhir, jumlahnya berkisar antara 100 hingga 120 tentara Zionis dengan pangkat kapten dan mayor.

Media Israel menyebutkan bahwa tentara Zionis sikap merasa kurang dihargai, bahkan dideskreditkan oleh beberapa pejabat politik Israel sebagai alasan lain atas krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan militer Israel.

Terkait hal ini, Nir Dovari, pakar masalah militer Zionis mengatakan salah satu hal tersulit dalam situasi saat ini adalah mempertahankan perwira pada posisi penting di tentara Israel.

Sebelumnya, surat kabar Zionis, Yedioth Ahronoth mengumumkan bahwa perwira militer Israel melarikan diri dari dinas militer dan kasus bunuh diri di antara mereka meningkat secara mengkhawatirkan.

Menurut laporan ini, 9.000 tentara Zionis telah menerima perawatan psikologis sejak dimulainya perang melawan Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu, dan seperempat dari mereka belum kembali berperang.

Pada saat yang sama, Ehud Olmert, mantan perdana menteri rezim Zionis memperingatkan tentang perang skala besar dengan Hizbullah dan mengatakan bahwa jika Hizbullah menggunakan seluruh kekuatannya, yang pasti akan digunakannya, Israel akan menderita pukulan menyakitkan. 

Selama beberapa bulan terakhir, menyusul kejahatan mengerikan yang dilakukan rezim Zionis di Jalur Gaza, Hizbullah Lebanon telah menargetkan posisi militer rezim ini di utara wilayah pendudukan. 

Sejak Oktober 2023, rezim Zionis yang didukung penuh negara-negara Barat melancarkan pembunuhan massal baru di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas dan menyebabkan 85.000 orang gugur dan terluka.

Rezim Israel didirikan pada tahun 1917 dengan rancangan kolonialisme Inggris dan melalui imigrasi orang-orang Yahudi dari berbagai negara ke tanah Palestina dan keberadaannya diumumkan pada tahun 1948. Sejak itu, berbagai rencana pembunuhan massal dilakukan dengan tujuan genosida terhadap rakyat Palestina dan perampasan seluruh tanah mereka.

Sejumlah negara, dipimpin oleh Republik Islam Iran, menjadi pendukung serius pembubaran rezim kolonial Israel dan kembalinya kaum Yahudi ke negara asalnya.(PH)

Tags