Krisis yang Terus Menjerat Israel
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i176740-krisis_yang_terus_menjerat_israel
Pars Today - Krisis yang melanda Tel Aviv sangat kompleks dan beragam. Jika rezim Israel mampu mempertahankan eksistensinya hingga saat ini, hal itu berkat dukungan penuh dari Barat.
(last modified 2025-09-09T09:20:51+00:00 )
Sep 09, 2025 16:12 Asia/Jakarta
  • Benjamin Netanyahu
    Benjamin Netanyahu

Pars Today - Krisis yang melanda Tel Aviv sangat kompleks dan beragam. Jika rezim Israel mampu mempertahankan eksistensinya hingga saat ini, hal itu berkat dukungan penuh dari Barat.

Menurut laporan Pars Today, rezim Zionis sedang bergulat dengan beberapa krisis akut, baik di dalam negeri maupun internasional. Meskipun krisis-krisis ini telah sangat menjerat rezim saat ini, dampaknya tentu akan menempatkan tujuan, kinerja, dan masa depan Tel Aviv pada bahaya baru.

Rezim Zionis kehilangan daya cegahnya secara signifikan setelah operasi 7 Oktober 2023, dan rezim ini belum pernah menghadapi pukulan setimpal seperti itu sejak awal keberadaannya yang mengerikan hingga saat ini. Krisis yang dihadapinya di bidang domestik, internasional, ekonomi, keamanan, opini publik, dan meluasnya atmosfer anti-Zionis di Wilayah Pendudukan dan Asia Barat.

Krisis opini publik yang mendukung rezim Ini

Rezim Zionis mencoba membangun posisinya di Wilayah Pendudukan dengan rencana pembangunan bangsa yang dibuat-buat. Rezim ini telah mengalami kerusakan parah di wilayah ini dalam perang baru-baru ini terhadap rakyat Gaza dan Hamas.

Ketidakamanan di wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Gaza dan juga di wilayah utara Wilayah Pendudukan, yang menjadi tidak aman akibat konfrontasi dengan Hizbullah, merupakan bagian dari bahaya ini.

Selain itu, gelombang migrasi Yahudi Zionis ke wilayah-wilayah pendudukan ini juga telah menurun dan bahkan menunjukkan tren sebaliknya.

Kebencian opini publik dunia terhadap Zionis

Dengan dimulainya tahun ajaran baru di universitas-universitas Amerika dan Eropa, kita menyaksikan gelombang protes baru di Barat terhadap kejahatan rezim Zionis. Mengingat sifat anti-imperialis dari protes-protes ini, demonstrasi-demonstrasi ini telah menciptakan gelombang protes tidak hanya terhadap rezim Zionis tetapi juga terhadap posisi Barat.

Perekonomian Israel dalam fase prabencana

Perekonomian rezim Zionis telah menimbulkan kerugian besar bagi Tel Aviv, baik dari segi biaya perang di Gaza maupun dari segi penutupan pabrik dan embargo barang-barang rezim, serta penutupan rute dan koridor ekonominya.

Para ahli dan media internasional mengatakan bahwa dengan meningkatnya ketegangan dan permintaan energi, rezim Israel berada di ambang krisis energi yang dapat menyebabkan penurunan investasi asing dan gangguan terhadap kegiatan ekonomi rezim, sekaligus mengancam kesiapan militernya.

Surat kabar Yedioth Ahronoth menggambarkan kondisi perekonomian Israel sebagai prabencana, dengan menulis bahwa rasio utang publik Zionis terhadap PDB telah mencapai ambang batas 70 persen.

Di sisi lain, Yaman telah memberikan pukulan telak lainnya bagi rezim dengan menghentikan kapal-kapal Zionis, yang akan semakin mempersulit kinerja rezim dalam jangka panjang.

Dilema Zionis menghadapi Poros Perlawanan di Wilayah Pendudukan

Meskipun telah menjatuhkan bom di Gaza dan menewaskan lebih dari enam puluh empat ribu lima ratus warga Palestina, rezim Zionis masih belum mampu mencapai tujuannya di jalur ini. Kehadiran Hamas di Gaza bukan hanya belum dihancurkan, tetapi brigade tempurnya justru memakan korban tentara Israel setiap hari.

Di sisi lain, aneksasi Tepi Barat ke medan perang Palestina juga menambah masalah bagi Tel Aviv. Menariknya, Netanyahu tidak berhasil mencapai kemenangan apa pun di Gaza dan kini telah memperluas perang ke Tepi Barat, yang juga menambah masalah bagi Tel Aviv, mengingat semakin besarnya pengaruh Hamas di wilayah ini.

Sabuk anti-Zionis Poros Perlawanan di Asia Barat

Zionis mencoba melibatkan pihak lain dalam api yang mereka nyalakan dan oleh karena itu memulai aksi melawan Suriah dan Lebanon. Sementara itu, Hizbullah di Lebanon, sebagai aktor yang kuat, memblokir jalur Zionis dan selanjutnya Yaman juga menutup jalur laut bagi kapal-kapal rezim ini.

Kelompok-kelompok milisi di Irak juga melakukan aksi-aksi terhadap rezim Zionis, dan mengingat konflik antara Iran dan Israel yang berpuncak pada insiden "Janji Sejati", kelemahan Zionis dalam menghadapi Poros Perlawanan menjadi semakin nyata.

Dalam kondisi ini, rezim Zionis berada dalam dilema yang serius dan berkelanjutan dalam menghadapi Poros Perlawanan, yang tentunya terus-menerus menantang rezim tersebut.(sl)