Lembaga Think Tank AS: Israel Tak akan Bisa Kalahkan Yaman
Sep 11, 2025 21:01 Asia/Jakarta
Pars Today – Salah satu lembaga think tank Amerika Serikat, membenarkan statemen pejabat Yaman, yang menegaskan bahwa Israel, seperti juga AS dan Arab Saudi, tak akan bisa mengalahkan Yaman.
Sebelumnya pejabat Yaman, mengatakan bahwa Rezim Zionis, sedang bermain api di Yaman, dan perang akan membuat rezim itu mati perlahan-lahan.
Quincy Institute, di majalah online-nya Responsible Statecraft, menulis, setelah serangan Israel ke Yaman, pejabat senior Ansarullah, Mohammed Al Bukhaiti mengatakan, “Perang sudah memasuki fase baru.”
Ditambahkannya, “Al Bukhaiti tidak salah, karena serangan ini menandai perubahan asasi pada formasi perang atrisi yang sudah berlangsung dua tahun antara pasukan regional tercanggih dari sisi teknologi melawan pasukan gerilya paling tangguh di kawasan.”
Menurut Responsible Statecraft, katalisator pertikaian ini adalah perang di Gaza, yang telah memberikan bahan bakar ideologis dan peluang politik yang diperlukan, kepada orang-orang Yaman untuk mengubah diri.
“Mereka memainkan peran solidaritas terhadap Palestina, dan dengan langkah ini, berubah dari pemain regional yang mengancam, menjadi sebuah pasukan yang mampu mengubah aturan main di level global,” imbuhnya.
Quincy Institute, menganggap permainan di bulan Mei 2025, telah menciptakan perubahan yang berbahaya, ketika pemerintahan Trump, ingin keluar dari sebuah kampanye serangan udara berbiaya mahal dan tak efektif dengan memberlakukan gencatan senjata secara mengejutkan di Yaman.
Saat itu, lanjutnya, AS menghentikan pemboman target-target di Yaman, dan orang-orang Yaman juga menghentikan serangan ke kapal-kapal AS. Kesepakatan ini pada kenyataannya adalah sebuah keberhasilan bagi rakyat Yaman, dan membuka kesempatan bagi mereka untuk berkata, “kami telah berhadapan langsung dengan super-power dan kami bergeming”.
Quincy Institute menjelaskan, poin pentingnya bahwa kesepakatan ini dihasilkan tanpa konsultasi dengan Israel, dan bagi Tel Aviv, langkah sepihak AS tersebut berarti bahwa mereka sekarang ditinggalkan sendirian dalam menghadapi Yaman.
Lembaga thin tank AS menegaskan, kecil kemungkinan perang udara bisa mengalahkan Yaman, pasalnya ini merupakan pelajaran yang terpatri dari peristiwa invasi delapan tahun Saudi ke Yaman.
AS pun, katanya, dalam perang udara jangka pendek, dan pada akhirnya tak membuahkan hasil, kembali mendapatkan pelajaran yang sama bahwa kekuatan udara tidak berguna, dan serangan darat juga tidak bisa dibayangkan, pada kondisi semacam ini, Israel, tidak punya peluang sedikit pun untuk meraih kemenangan di Yaman lewat jalur militer.
Situasi semacam ini menghambat segala bentuk strategi politik atau militer terhadap Yaman, dan mereka tanpa halangan apa pun menjadi penguasa de facto di utara Yaman.
Hasilnya bagi para penentang Yaman, adalah jalan buntu strategis yang tidak punya jalan keluar, dan jalur politik secara praktis telah hilang, dan kondisi seperti ini membuat Israel terjebak dalam pertempuran yang tak bisa dimenangkannya. (HS)
Tags